Part 12

8.4K 481 5
                                    

Ada yang tau enggak kenapa notif watty ny egk mw mncul, pdhal semua ny udh ceklis... udh d log out, udh d matiin juga hp ny, tp sma ajj... klo ad yg tau cara biar notif ny kluar, bagi tau yaaaaa ...
Syedih bnget nitif egk muncul ni, klo egk buka watty egk tau klo ad pmberitahuan....

Happy reading temans ....

"Dimana pak Arro?" Ryan langsung bertanya saat tidak melihat Arro di sekitar Azza. Dia baru saja sampai di Restoran saat melihat Azza keluar dari Lorong tangga ruangan khusus Meetting di restoran tersebut.

Azza mendongak saat mendengar suara dingin bernada datar itu, "Sedang ke toilet," jawab Azza tak kalah datar sambil berlalu melewati Ryan.

Inilah Azza yang sebenarnya, dingin dan datar jika berhadapan dengan orang luar. Tapi, dia akan berubah menjadi hangat dan ceria jika berada diantara orang yang disayanginya.

Ryan hanya bergumam dan mengikuti langkah Azza keluar Restoran. Ryan sudah tidak aneh lagi dengan sifat Azza. Awal-awal dia merasa aneh, tetapi sekarang dia sudah terbiasa dengan sifat dingin dan datar Azza itu.

Saat sampai di dalam mobil, ponsel Azza berdering, dilihatnya, ternyata Arro yang meneleponnya.

"Halo Pak?" Jawab Azza,

"Sudah pak," Azza mangut-mangut mendengar semua yang Arro katakan melalui telepon. Tidak berapa lama sambungan tersebut sudah terputus.

Ryan menaikkan alisnya dengan pandangan bertanya kearah Azza yang baru saja keluar dari mobil Arro, "Pak Arro menyuruh saya pulang duluan dengan bapak, karena beliau sedang ada urusan. Tapi, sepertinya saya pulang naik taksi saja, permisi." Kata Azza seakan tahu apa yang ada dikepala pintar Ryan. Azza langsung pergi dari hadapan Ryan setelah menundukkan kepalanya tanpa menunggu jawaban dari Ryan.

Gadis itu melambaikan tangannya saat melihat ada taksi yang melintas. Tetapi, saat dirinya akan masuk ke dalam taksi, dia merasa ada yang menggenggam pergelangan tangannya. Azza melihat Ryan dengan pandangan bertanya saat melihat Ryan menutup pintu taksi.

"Maaf, Pak, Tidak jadi. Ini pak ambil sebagai gantinya." Setelah memberikan uang ganti rugi ke sopir taksi tersebut, Ryan segera menarik tangan Azza menuju mobilnya tanpa memperdulikan protes dari gadis tersebut.

"Bapak apa-apaan sih. Saya bisa pulang sendiri, Pak." ketus Azza sambil berusaha melepaskan tangannya. Ryan tidak peduli dengan protes Azza, dia tetap melangkah sambil memper erat genggaman tangannya tanpa menyakiti tangan Azza.

Ryan membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam mobil, setelah itu dia berpindah ke balik kemudi sambil menarik Azza masuk dan langsung menutup pintu mobil dan menguncinya. Dia juga memasangkan seat belt ke tubuh Azza, sedangkan Azza hanya memperhatikan itu dalam diam. Ryan lalu melajukan mobilnya meninggalkan parkiran.

****

"Sshh, Awww" Arro segera menopang tubuh Dilla yang limbung, sedangkan Dilla berusa menunduk untuk memegang kakinya yang sakit.

"Loh, Ibu Dilla kenapa?" Tanya seorang karyawan wanita dengan wajah cemas saat melihat Dilla, atasannya, meringis kesakitan.

"Saya tidak kenapa-kenapa, hanya terkilir saja." Dilla mencoba tersenyum untuk menenangkan bawahannya itu.

"Apa perlu saya teleponkan tuan muda untuk menjemput, Ibu?" tanya wanita itu lagi. Arro hanya diam sambil memperhatikan wajah Dilla yang kesakitan. Peluh sudah membasahi wajah dan tangan Dilla. Tetapi pikirannya bertanya-tanya saat mendengar kata 'tuan muda'. Siapa tuan muda itu?. Tapi pertanyaan itu menguap begitu saja saat dia mendengar rintihan kesakitan Dilla.

"Sssshh, Uuhh... Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri. Kamu jangan hubungi mereka ya, saya tidak mau mereka khawatir." Azza meremas tangan Arro sambil meringis saat merasakan kakinya yang semakin sakit karena terlalu lama berdiri.

Crumbs Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang