Maafkan saya yang baru update, karena saya lagi krisis paket....
Balada mak-emak, akhir bulan abis paket, uangnya lari kedapur dulu 😭😭😭😂😂😂, Duch curcol akunya haha...
Semoga suka dengan part ini semuanya ...Dilla membuka matanya, dia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Ia masih belum sadar dengan keadaannya saat ini. Secara spontan, Dilla menggerakkan pinggulnya untuk mencari posisi nyaman. Saat itulah dia sadar dengan keadaannya saat merasa ada yang mengganjal di dalam dirinya dan juga suara serak Arro.
"Diamlah, sayang. Kalau tidak kita tidak akan turun dari ranjang ini." Kata Arro serak sambil menarik tubuh Dilla agar semakin melekat erat dengan dirinya.
Dilla menelan ludahnya susah payah saat menyadari posisi tubuhnya saat ini. Tubuhnya melekat erat dengan tubuh Arro. Sebagian tubuhnya berada diatas tubuh Arro, mulai dari pinggul ke bawah, sedangkan kepalanya berbantalkan lengan Arro dan tangannya melingkari tubuh tegap pria itu. Posisi seperti biasa dia tidur sambil memeluk guling.
Dilla menggigit bibirnya untuk menahan desahannya ketika merasakan milik Arro yang kembali menegang. Ia juga bisa merasakan dirinya yang kembali basah di bawah sana. Apalagi ketika Arro semakin mengeratkan pelukannya dan s3dikit menggoyangkan pinggulnya, ia merasa milik Arro semakin dalam memasukinya. Dilla merutuk dalam hati saat sadar Arro sedang menggodanya. Pria itu bahkan sesekali mendesah.
Jika ini mimpi, aku berharap untuk tidak bangun dari mimpi indah ini. Dan jika ini kenyataan, berarti ini sebuah kesalah, dan biarlah aku sehari ini melakukan kesalah lagi, sebuah kesalah terindah yang pernah aku lakukan.
Dilla menutup matanya untuk meyakinkan dirinya dengan pilihan yang sudah diambilnya barusan. Dengan gerakan cepat, Dilla mengganti posisinya dengan duduk diatas Arro, membuat lelaki itu membuka matanya dan mendesah kuat. Dilla segera menaik turunkan pinggulnya saat melihat Arro akan membuka mulutnya. Dia takut Arro akan menolaknya seperti dulu pria itu menolak cintanya. Dilla bergerak dengan cepat dan kuat, ingatan ketika Arro menolaknya dulu membuatnya frustasi dan kecewa, wanita itu melampiaskan segalanya dalam gerakan pinggulnya, tidak peduli sudah berapa kali ia mendapatkan puncaknya, wanita itu hanya ingin merasa puas dan melepaskan segala rasa frustasi nya.
Dibawahnya, Arro hanya bisa terdiam melihat perbuatan wanitanya itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia memang menikmati apa yang Dilla lakukan kepadanya, tetapi dia tidak bisa mendapatkan kepuasannya dengan cara seperti ini. Arro segera membalik posisi mereka saat melihat air mata Dilla mengalir diatas pipi tirusnya. Arro mengelus lembut pipi Dilla sembari menghapus air matanya.
"Hei. Buka matamu dan lihat aku, sayang." Arro tersenyum saat melihat Dilla membuka matanya perlahan. " Kenapa kamu menangis? apakah aku menyakitimu?" Dilla menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Arro. "Lihat aku dan jangan pernah menutup matamu saat kita melakukannya. Aku ingin kamu mengingat semua ini dan melupakan semua yang pernah ku perbuat dulu." Arro mencium kening Dilla setelah menyelesaikan kalimatnya, lalu ia mencium pelipis Dilla, kedua mata, dan pipi.
Arro mengangkat kepalanya dan kembali tersenyum saat melihat wajah Dilla yang memerah. Arro kembali menundukkan kepalanya dan mencium pucuk hidung Dilla, membuat nafas wanita itu putus-putus dan dadanya naik turun.
Dada Dilla yang naik turun membuat dada mereka saling bergesek kan satu sama lain. Arro bisa merasakan pucuk dada Dilla menegang karna gesekan tubuh mereka, membuat nafsunya naik sepuluh kali lipat. Ia ingin bergerak dengan cepat dan keras agar siksaan kenikmatan ini segera berakhir, tetapi itu ia urungkan, dia ingin Dilla merasa puas karena dirinya. Pelan tapi pasti, Arro mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. " Buka matamu, sayang." pinta Arro tegas saat melihat Dilla kembali menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crumbs Of Heart
Romance21+ MENGANDUNG KONTEN DEWASA. Sudah ada WARNING!!! Belum cukup umur masih tetap baca, tanggung masing-masing. Umur di bawah 21 tapi sudah nikah, monggo. Fadilla Shaqeena hanya wanita biasa. Dia pernah merasakan luka masa lalu yang sangat dalam. Itu...