Part 14

10K 509 12
                                    

21+
Aku up hari ini. Mumpung ada waktu untuk nulis dan ide lg ngalir....
Semoga kalian suka ya...
Dibagian bawah ada yang 21+, kalau tidak nyaman skip aj ya...
Happy reading teman....




"Selamat pagi, Boss!" Sapa beberapa karyawan saat melihat seorang pria berpakaian formal memasuki kantor dan melewati mereka menuju lift, pria itu menganggukkan kepala tanpa senyum sebagai jawaban. Mereka semua sudah tidak heran melihatnya, karena memang seperti itulah sifat atasan mereka. Mereka selalu takjub dengan penampilan bos mereka selama ini. Pria itu tak terpengaruh sama sekali dengan penampilan para pria di luaran sana yang berlomba-lomba menarik perhatian wanita dengan penampilan mereka yang wah. Sedangkan pria itu setiap hari berpenampilan jauh dari kata menarik. Kaca mata besar, rambutnya belah samping dan tersisir rapi, jas mahalnya yang selalu terkancing rapi dan tas selempang yang tak pernah lupa dia selempangkan diatas pundaknya. Tetapi percayalah, itu semua tak sedikit pun mengurangi ketampanan seorang Zhafran Atharayhan, seorang CEO muda sebuah perusahaan besar, Quints Corp.

"Maaf, Pak, Ini berkas yang tadi bapak minta." Kata seorang wanita sambil menyerahkan beberapa berkas yang tadi dibawanya sebelum Atha masuk ke dalam lift.

"Mbak Donna sudah siapkan semua yang akan kita pakai untuk nanti Meetting?" tanya Atha sambil membuka berkas tersebut dan melangkah ke dalam lift di ikuti oleh Donna, yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri. Inilah Atha dengan semua kesopanannya, dia memanggil Donna dengan sebutan mbak karena wanita itu sudah berumur 35 tahun.

"Sudah. Mbak juga sudah memberi kabar kepada yang lain tentang Meetting ini."

"Mbak memang yang terbaiklah." Kata Atha sambil tersenyum dan mencium pelipis Donna, mereka keluar dari lift dengan saling beriringan dan membahas tentang Meetting besar yang akan mereka adakan. Atha sangat dekat dengan Donna, perempuan itu adalah teman bundanya ketika bersekolah dulu, suami Donna juga masih ada ikatan saudara dengan Grisella, istri Satria. Donna juga sangat menyayanginya dan saudaranya yang lain. Perempuan itu juga bisa menjaga rahasianya.

****

"Kamu dimana?"

"Aku masih dikamar, Ada apa?"

"Apa mbak Donna tidak memberimu kabar tentang hari ini?"

"Ya, dia memberitahuku. Tapi bukankah Meetting nya jam 10, dan sekarang masih jam 8, ayolah, jangan selalu mencari kesalahanku terus, bang!!"

"Mulutmu, Askhaaa!!" teriak Aidar frustasi, Askha dan sifat masa bodohnya benar-benar membuatnya geram.

"Tidak usah teriak, bang, aku tidak tuli." balas Askha santai sambil terkekeh.

"Terserah. Kamu memang tidak tuli, tapi kamu bodoh. Jangan merengek kalau sebentar lagi bang Atha yang akan menelponmu." Aidar baru saja memutuskan sambungan telepon tersebut saat pintu ruangannya terbuka dan menampakkan wajah tanpa dosa Askha.

"Sialan!!" Aidar memaki dan melempari Askha dengan miniatur yang ada di mejanya. Askha menghindar dan mengejek Aidar karena lemparannya tidak mengenai dirinya.

"Hahaha... Janganlah marah-marah, abang, nanti cepat tua." Askha semakin tebahak saat muka Aidar semakin memerah. Aidar memijat pangkal hidungnya dengan mata terpejam saat melihat baju yang dikenakan Askha, baju kaos dan celana jeans? apakah dia berniat untuk pergi liburan?

Aidar mengusap wajahnya kasar, anak dan semua sifatnya benar-benar membuatku naik tensi. Awas saja kamu, ada saatnya aku membalas kamu. "Sudahlah, ayo kita berangkat, meladenimu hanya membuatku naik tensi." Aidar lebih memilih menyudahi semuanya, dia tidak mau ambil risiko terkena darah tinggi dan serangan jantung karena sifat usil Askha yang sudah mendarah daging itu.

Crumbs Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang