Part 10

8.6K 505 2
                                    

Aku usahain 1 hari up 1 part yaaaa... makasih untuk kalian yang dah sempetin baca cerita aku ini... baik yang ninggalin jejak maupun yang enggak....
Happy reading temans....








Sudah 2 hari Arro merasa perasaannya tidak tenang. Seperti ada yang mengganggu pikirannya. Arro mencoba untuk konsentrasi pada file yang sedang dibacanya, tetapi, pikirannya bercabang tak tentu arah.

Tok tok tok

"Masuk"

"Pak, pukul 11 Anda ada jadwal untuk membesuk Mr. Lee di rumah sakit."

"Baik. Kamu boleh keluar, Nana." Wanita itu -Nana- menganggukkan kepalanya dan melangkah keluar dari ruangan Arro. Nana adalah karyawan bagian acounting. Dia diminta Arro untuk menjadi sekretaris sementara, menggantikan Azza yang sedang tidak masuk. Seharusnya Azza sudah masuk 2 hari ini, tetapi, baru saja dia mendapat kabar bahwa sekretarisnya itu sedang sakit, dan entah kenapa, Arro merasa cemas saat mengetahui kabar itu. Sedangkan Ryan masih sibuk dengan perusahaannya sendiri, dan Arro tidak mempermasalahkan itu.

Arro melihat arloji mahal yang selalu melingkar di pergelangan tangannya. Arro segera membereskan meja dan jasnya saat melihat sudah pukul 09.45. Saat merasa sudah rapi, Dia segera melangkah keluar ruangannya.

"Kosongkan jadwal saya sampai jam 2 siang." Pesannya pada Anna saat melewati meja sekretarisnya itu.

"Baik, Pak." Jawab Anna sambil mengangguk kan kepalanya. Arro melanjutkan langkahnya setelah mendengar jawaban dari Anna.

Saat sampai di lobi, mobilnya sudah terparkir manis didepannya. Arro segera memasuki mobil dan melajukannya menuju rumah sakit.

****

Saat sampai di Rumah Sakit, tidak sengaja matanya menangkap seorang wanita tengah menangis di taman Rumah sakit. Tanpa sadar kakinya melangkah mendekati wanita tersebut. Saat sudah dekat, Arro bisa mendengar isak kan wanita itu yang sangat lirih tapi juga sangat memilukan. Dan, entah kenapa jantungnya terasa seperti tercubit saat mendengar isak kan itu.

"Hey, Nona. Kenapa Anda menangis?" tanyanya sambil mengulurkan sapu tangan kepada wanita itu. "Ini, pakailah sapu tangan saya. Saya yakin, wajah Anda pasti sudah basah dengan air mata."

"Tidak perlu cemas, nona. Ini sapu tangan bersih." Lanjut Arro sambil terkekeh pelan saat melihat keraguan wanita itu.

Arro merasa darahnya berdesir saat tak sengaja tangan mereka saling bersentuhan saat wanita itu mengambil sapu tangan darinya.

Tubuh Arro menegang saat wanita didepannya itu mengangkat kepalanya perlahan. Arro dapat melihat wajah wanita itu walaupun tidak seluruhnya. Dan Arro sangat tahu siapa wanita yang ada didepannya. Sedangkan wanita didepannya itu sepertinya belum menyadari siapa dirinya karena pandangannya yang tertutup oleh rambutnya.

"Affa..." Arro bisa merasakan tubuh wanita itu menegang saat dia menyebut namanya. Setelah beberapa saat tidak ada respons, perlahan Arro menggenggam tangannya dan merendahkan badannya hingga berjongkok dan sejajar dengan wanita itu.

"Ar-Arvi..." darahnya berdesir ketika mendengar namanya disebut oleh wanitanya itu. Karena tak tahan, Arro menarik tangan wanitanya itu perlahan hingga tubuh wanita itu menempel ditubuhnya, lalu memeluknya erat.

****

Dilla merasa linglung saat di peluk Arro, bahkan dia tidak sanggup membalas pelukan Arro. Dia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan pria ini, pria yang diam-diam sangat dirindukannya. Pelukan ini terasa sangat nyaman bagi Dilla.

"Aku kangen banget, Fa, sama kamu." Hati Dilla berdesir mendengar panggilan itu. Hanya Arro yang memanggilnya dengan nama 'Affa'. Aku juga kangen banget sama kamu, Vi. Dilla hanya mampu menjawab perkataan Arro dalam hati.

Crumbs Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang