Mau Up tadi malem, tapi tadi malem jaringan enggak mendukung banget, jadi enggak bisa up....
Semoga suka ya sama part yang ini, Happy reading teman...."Kak, hari ini aku harus ke Jerman lagi, besok jadwalku cek up."
"Apa kamu yakin tidak mau memberi tahu Dilla tentang keadaan kamu, Cha?" Tanya Satria kepada Icha yang sedang membereskan pakaiannya kedalam koper.
Icha menghela napasnya pelan, "Aku tidak mau menambah beban pikiran mereka, bang." Jawab Icha sambil bergabung dengan satria dan Grisel yang sedang duduk di pinggir ranjang kamar hotelnya.
"Apa perlu kami ikut bersamamu, Cha?" Tanya Grisel yang sedari tadi hanya terdiam.
"Enggak perlu, mbak. Aku bisa kok jaga diri aku. Kasian Alina, mbak, kalau kalian ikut aku. Nanti dia kelelahan, Jerman itu bukan tempat yang deket." Kata Icha pelan sambil menggenggam tangan Grisel untuk meyakin kan perempuan itu. Sebenarnya bukan itu alasan Icha tidak mau di temani oleh mereka, dia hanya tidak mau merepotkan orang lain.
"Apa kamu yakin, Cha?" Tanya Satria dengan nada khawatir yang tidak dapat ditutupinya. Icha mengangguk mantap sambil tersenyum kearah Satria dan Grisel.
"Aaaaww" tiba-tiba Icha mengerang kesakitan sambil memegang perutnya membuat Satria dan Grisel panik.
"Kamu kenapa, Cha?"
"Pe-perut aku sakit banget, mbak." Jawab Icha terbata-bata karena menahan sakit diperutnya.
"Apakah sesakit itu, Cha, sampai-sampai kamu meneteskan airmata?" Grisela ikut meringis saat melihat Icha mengerang keras, bahkan Grisel merasa tulangnya akan remuk saat merasakan remasan tangan Icha ditangannya.
"Sayang, kamu telpon Pak Beni, suruh dia untuk menyiapkan mobil. Kita harus ke rumah sakit sekarang juga." Grisel segera melakukan apa yang disuruh oleh suaminya. Satria dan Grisel sangat panik saat ini, selama ini mereka tidak pernah tahu saat penyakit Icha kambuh, karena Icha sangat pandai menyembunyikan keadaannya. Tapi, sepertinya saat ini keadaan Icha sangat buruk sampai-sampai Icha tidak sanggup untuk menahannya. Selama ini mereka sudah menganggap Icha sebagai adik mereka. Apalagi mereka juga tahu kalau Icha tidak punya siapa-siapa lagi, karena Icha berasal dari Panti Asuhan.
Satria segera mengangkat tubuh Icha saat Grisel memberitahu bahwa mobil sudah siap, Grisel menyusul dibelakangnya sambil menggendong Alina. Gadis kecil itu hanya terdiam karena dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Pak Beni langsung melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit terdekat saat semuanya sudah didalam mobil.Sesampainya di Rumah Sakit, Icha langsung ditangani oleh dokter.
"Bagaimana keadaan Icha, Dok?" Tanya satria saat salah satu dokter yang menangani Icha keluar setelah beberapa saat didalam.
"Keadaan Ibu Icha sangat Drop, beliau harus segera ditangani, Pak."
"Dia memang akan berangkat ke Jerman, dua hari lagi adalah jadwal rutin dia untuk cek up."
"Kalau begitu, sebaiknya kalian segera membawanya, agar beliau bisa cepat mendapat penanganan yang tepat oleh ahlinya. Saya akam membantu mengurus segala prosedur penerbangannya." Kata dokter tersebut sambil tersenyum hangat dan segera meninggalkan Satria untuk mengurus segala sesuatunya.
"Tolong kamu siapkan jet Quintuplet sekarang, saya harus ke Jerman secepatnya." Setelah menghubungi orang kepercayaannya, Satria juga menghubungi pihak hotel tempat mereka menginap untuk cekout dan meminta mereka mengirimkan barang-barang mereka kerumah sakit. Satria lalu bergabung duduk dikursi tunggu dengan istrinya dan mengambil alih tubuh putrinya yang sedang tidur dipangkuan sang bunda.
"Kamu tidak memberitahu Dilla tentang ini?" Tanya Grisel saat melihat suaminya hanya menelpon orang kepercayaannya dan pihak hottel tanpa menghubungi sang adik. Satria menggelengkan kepalanya, Satria memang tidak memberi kabar kepada Dilla tentang kepergiannya, dia ingin memberi tahu Dilla saat dirinya sudah sampai di Jerman agar Dilla tidak khawatir dengan kepergiannya yang terkesan buru-buru. Dan Grisel hanya bisa menghela nafasnya saat melihat gelengan kepala suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crumbs Of Heart
Romance21+ MENGANDUNG KONTEN DEWASA. Sudah ada WARNING!!! Belum cukup umur masih tetap baca, tanggung masing-masing. Umur di bawah 21 tapi sudah nikah, monggo. Fadilla Shaqeena hanya wanita biasa. Dia pernah merasakan luka masa lalu yang sangat dalam. Itu...