"Kok lo kenal sama Indah?" Dika akhirnya bertanya setelah Geo selesai menceritakan kejadian 2 hari yang lalu di Cafe Candy Berries.
"Emang cowok seganteng dan sepopuler gue nggak boleh apa kenal sama cewek kayak Indah?"
"Ya boleh-boleh aja tapi aneh aja," Dika mengelus kumis tipisnya sambil memasang wajah ala detektif.
dan Geo melakukan hal sama, namun dengan perbedaan di dagu. "Apanya yang aneh? Ah perasaan nggak ada yang aneh deh,"
"Coba deh lo pikir pakai logika, lo kan di sekolah terkenal banget. Terus kenapa respon Indah sedatar itu saat bertemu dengan lo? Ya nggak kayak cewek-cewek lain yang selalu ngerubungi lo."
Terkadang pertanyaan yang dilontarkan oleh Dika selalu tak penting untuk digubris, namun kali ini berbeda. Hanya satu pertanyaan mengapa, tetapi ia tak bisa merangkai kata selain kata 'karena'.
"Lo aja yang ngalamin bingung kan? Apalagi gue yang sebagai pengamat doang,"
"Tai!"
"Woy Ge!"
Geo yang sedang memainkan ponsel dan menyeruput es teh manisnya langsung mendongak ke arah Dika. "Apaan?" ucapnya acuh, Dika menunjuk ke arah belakang tubuh Geo.
"Cantik banget Ge si Vani, Duh calon istri masa depan gue!"
"Dia pacar gue ogeb,"
"Lha si bego-" perkataan Dika harus terhenti dengan pertanyaan tak penting dari Geo.
"Sebelum lo lanjutin perkataan lo, gue mau nanya yang lo katain bego tuh siapa?"
"Lha si bego" kali ini Dika menunjuk Geo. "Tuhan ogah kali jodohin lo sama Vani!" Geo hanya bisa membisu.
"Hai Dik!"
"Ouh hai juga Vani," Dika mengulas senyum pada Vani yang duduk disamping Geo. "Lo abis ngapain? Kayaknya tadi sebelum gue sama Geo ke kantin, lorong kok penuh banget ya? Ada apaan sih Van?"
"Ouh, nih!" Vani memberi sebuah undangan pada Dika. "Tadi gue bagiin ini ke anak-anak kelas lain. Lusa gue ulang tahun ke 17 jadi jangan sampai lo nggak datang Dik!"
Dika melihat isi undangan ulang tahun tersebut, terdapat alamat rumah beserta kapan acaranya akan dilaksanakan. "Lo udah bagiin ke teman-teman sekelas lo?" Vani mengangguk. "Udah sem-" lagi, Geo menghentikan perkataan Dika dengan menendang kakinya.
"Ouh iya aku kesana dulu ya! Kayaknya masih ada deh yang belum nerima undangan. Duluan ya Ge, Dik"
"Iya Van," jawab keduanya secara serentak.
Vani langsung meninggalkan mereka berdua ke arah Timur SMA Brata, ia tidak sebodoh itu dengan berlama-lama dengan si manusia kepo bernama Dika Andira, karena ia tahu pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Dika pasti tidak jauh dari Indah. Sudah menjadi rahasia umum anak-anak SMA Brata tentang perseteruan antara Vani dengan Indah, tinggal menunggu salah satu dari mereka meletus, maka ini akan menjadi tontonan yang menarik.
"Hai datang ya ke acara ulang tahun gue,"
"Hai pada datang ya!"
Ia bersama dengan Dika masih terus memperhatikan gerak-gerik sang kekasih yang terlihat begitu ramah sekali. Jika bertanya pada Geo apakah dirinya mengetahui perseteruan antara kekasihnya dan Indah maka jawabannya adalah; Iya! Ia mengetahuinya, namun ia tak mempercayai. Ada beberapa alasan mengapa ia memilih untuk tidak percaya dan salah satu alasannya adalah karena sikap Vani yang terlalu manis kepadanya, gadis itu takkan sejahat yang orang-orang pikirkan. Ia adalah gadis yang baik hati, dan gadis itu adalah gadisnya-hanya untuknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Grasha
General FictionSemenjak putusnya hubungan antara Geo dan Vani, banyak yang mengira bahwa penyebabnya adalah Indah namun tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa yang ada di hati Geo hanyalah seorang gadis bernama Ika yang berstatus sebagai adik kandungnya. Ten...