Part 10

14 1 0
                                    

                      Mengapa?
____________________________________

Tok...tok...tok

    "Sayang itu ada teman kamu lho mau ngejengukin kamu,"

    "Siapa Mi?" gadis itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu putih tersebut.

    "Mami nggak tau, coba sana kamu temuin dulu!" Sonya langsung menuntun tangan anak gadisnya untuk keluar dari kamar. "Temuin dong sayang, kan kasihan teman kamu tuh udah punya niat baik untuk menjenguk. Anak Mami nggak boleh sombong seperti ini,"

    "Mi tunggu dulu deh! Tamunya cewek atau cowok?" Ia menahan pergelangan tangan Maminya. "Ada berapa orang, Mi? Terus ciri-cirinya kayak apa?"

    "Aduh anak Mami kenapa jadi bawel banget sih?" Gadis itu terdiam sambil menundukan  kepala, hal itu membuat Sonya jadi serba salah. "Sayang, tatap mata Mami!" perlahan gadis itu menatap Sonya. "Semua yang terjadi pada kamu termasuk tentang kecelakaan itu, semua pasti memiliki hikmah tersendiri. Bagi Mami masuk kelas IPA bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan, semua manusia memiliki takdirnya tersendiri dalam menjalankan hidup. Mami akan selalu bangga sama kamu, kamu tau karena apa? Karena kamu adalah anak Mami. Jangan menutup diri ya, sayang! Percaya deh sama Mami, baik kelas IPA, IPS maupun Bahasa, memiliki cerita tersendiri. Mami yakin kamu bisa mengukir cerita Indah di kelas IPS," gadis itu memeluk Sonya dengan eratnya.

    "Makasih Mi, kalau nggak ada Mami aku nggak akan pernah tau bagaimana nasib aku sekarang. Aku merasa terlahir dari rahim Mami, Aku sayang Mami"

Sonya meneteskan air mata saat anak angkatnya memeluk dan mengungkapkan rasa kasih sayangnya. "Mami juga sayang sama kamu," Sonya membalas pelukan anaknya tak kalah erat. "Udah kamu temuin dulu tamunya ya, kasihan udah nungguin dari tadi" gadis itu segera meniti anak tangga demi mencapai ruang tamu.

    "Hai Ndah!" ternyata seorang gadis yang sore-sore bertandang ke rumahnya. "Gimana keadaan lo? Udah mulai membaik belum?"

Ketika Indah hendak menjawab tiba-tiba Sonya menghampiri mereka. "Oh iya tante sampai lupa nawarin kamu minuman, kamu mau minum apa?"

    "Nggak usah repot-repot Tan,"

    "Alah nggak ngerepotin sama sekali kok, tenang aja! Hm atau mau Tante buatin Sop buah ya?"

    "Duh Tante itu mah ngerepotin banget, Teh manis hangat aja deh Tan," Sonya mengangguk sambil tertawa renyah, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

    "Kenapa Ndah? Kok kayaknya ada yang mau lo tanyain ke gue?"

    "Udah nggak ada nyokap gue, sekarang cepat lo bilang alasan lo datang kesini tuh untuk apa? Nggak ada angin nggak ada hujan terus tiba-tiba lo peduli sama gue. Hahaha lucu banget,"

Untung saja Sonya tidak sempat mendengar perkataan Indah. "Ini diminum dulu ya teh manisnya, kalau Indah mah paling suka nggak dikasih gula" gadis itu menimpali perkataan Ibu temannya tersebut dengan senyum tipis. "Ya udah kalian lanjutin obrolannya lagi ya!"

    "Iya Tante makasih ya," jika teman anaknya tersebut menimpali dengan senyum ramah, berbanding terbalik dengan anaknya yang sepertinya enggan untuk mengobrol dengan tamunya.

    "Lo kenapa sih Ndah? Kok bawaannya negatif terus sama gue," Indah menatap jengah.

    "Jadi sehabis diputusin sama Geo, kepala lo kepentok meja ya?" gadis itu menyeruput teh manisnya demi menghormati sang tuan rumah.

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang