Part 12

15 1 0
                                    

                        Candu
____________________________________

    "Akhirnya Abangku yang paling ganteng pulang juga," Ika merentangkan kedua tangannya seolah ingin memeluk Geo.

Geo mengedikan bahu tak acuh dan memfokuskan pandangannya pada jam dinding. "Paling ganteng? Sejak kapan lo punya Abang lagi? Abang lo kan cuma gue, njing!" Ika terkekeh sambil mengecek notif di handphone berlogo apel tersebut.

"Ka, udah jam 2 pagi! Lo bukannya tidur malah asyik-asyikan main handphone," Geo berdecak melihat kelakuan keluarga satu-satunya tersebut.

Ika yang sedang membalas notifikasi Line dari grup kelasnya itu hanya mendengus mendengar kata-kata Geo. "Yee si Abang mah, aku tuh dari tadi terus menghubungi dikau, tapi mengapa tak jua engkau respon wahai Abangku?" Geo menatap horor ke arah sang adik, biasanya jam segini tuh jamnya kuntilanak nemplok di tubuh Ika.

"Gue emang sengaja matiin biar lo nggak ngusik gue, udah ah sana minggir gue mau ke kamar!" Geo langsung menubruk pundak Ika begitu saja.

"Bang aku mau curhat nih," Geo tak memperdulikan perkataan gadis kecil itu, ia terus saja menaiki anak tangga yang akan menghubungkan mereka ke kamar Geo yang bersebelahan dengan kamar adiknya.

"Gue bisa muntah kalau tiap hari lo jejelin Louis Tomlinson terus-Eh nih anak pake masuk kamar gue lagi," Ia menatap jengah ke arah adiknya.

Gadis yang sedang mengalami masa pubertas itu tertawa gembira saat Geo bisa mengucapkan nama adik iparnya dengan benar.

"Nggak Bang! Kali ini bukan tentang Louis kok," Geo menatap tak percaya ke arah Ika. "Sampai lo bohong, pokoknya traktir gue vodka ya?" anggukan semangat dari adiknya menyadarkan Geo bahwa ia tidak bisa minum gratis.

Geo menyalakan pendingin ruangan di kamarnya, entah mengapa rasanya hari ini begitu panas sedari tadi pagi.

"Masa kan tadi disekolah ada yang nembak aku Bang, namanya Jojo dia pindahan dari Malang. Dia teman sekelas aku, anaknya lucu, baik dan kalau aku kesusahan dia selalu bantu,"

"Emang bantuan dari gue nggak cukup ya?" tanpa sadar Geo telah menggumamkan isi pikirannya dan untung saja Ika tidak mendengarnya.

Geo terlalu hanyut dalam pikiran tentang gadis yang sebentar lagi akan memasuki kelas akhir dari masa putih birunya, sampai ia tidak menyadari bahwa Ika telah merubah topik pembicaraan secara drastis.

"Ih Abang tuh ya harus lihat anaknya Louis tuh lucu banget tau, ya ampun sayang walaupun kamu sudah punya anak tapi kok masih tetap ganteng ya?" senyuman gadis itu pudar dan kini berganti dengan ringisan.

Pria itu menatap dengan tajam sambil menjewer telinga adiknya.

"Bagus! Bodo amat pokoknya teraktir gue vodka 3 botol,"

"Aduh-duh Bang, aw lepasin sakit tau!" melihat telinga itu sudah memerah akhirnya ia melepaskan jeweran tersebut.

Ika mengusap telinganya, berharap dapat mengurangi rasa sakit. Salah sendiri kenapa Abangnya diajak curhat malah melamun tidak jelas, jadinya kan ia terhanyut dalam obrolan tentang salah satu personil boyband tersebut.

"Lo mau ngapain?" Geo langsung menepis tangan sang adik saat ingin menyentuh bibirnya tersebut.

"Lawan Abang nggak sampai mati kan?" Geo menepuk puncak kepala Ika, sementara gadis itu gemas ingin melihat kondisi seorang yang berjarak 3 tahun di atasnya.

"Gue ngelakuin ini juga demi kita, terutama demi lo, Ka." Ika mendesah kecewa mendengar pembelaan Geo yang selalu berulang-ulang kali.

"Tapi Bang-"

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang