Beauty and the Beast
____________________________________
Menyadari punggung Sakti yang mulai menghilang, dengan sedikit berlari ia menyusul pria itu. Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran Seni Budaya dan ia telah mengetahui bahwa Pak Agus tidak bisa mengajar di hari ini, entah apa alasannya ia tidak mau terlalu memusingkannya."SAK! SAKTI," untung saja lorong sekolah sudah sepi, jadi teriakannya bisa terdengar oleh pemilik telinga.
"Lho Van, kok belum masuk ke kelas?" Sakti terheran dengan keberadaan Vani.
"Hm iya nanti gue masuk ke kelas, ada yang ingin gue bicarain ke lo," melihat raut ragu dari wajah Sakti, segera Vani melanjutkan perkataannya.
"Nanti malam lo jadi kan ke acara birthday party gue?"
"Iya, emang kenapa?"
"Nggak apa-apa. Hmm yaudah gue balik ke kelas dulu ya, bye!" Sakti mencekal langkahnya dengan menahan pergelangan tangannya.
"Gue boleh ajak teman gue kan?" Vani bisa merasakan tatapan penuh harap dari pria di hadapannya.
"Siapa? Dika? Semua teman sekelas lo udah gue bagiin kok undangannya."
"Bukan tapi Indah,"
Cara Vani tertawa sedikit menyinggung perasaan Sakti. "Hahaha lo ternyata masih berteman dengan Indah? Atau jangan-jangan lo cuma jadiin dia sebagai pelampiasan lo doang?"
"Gue tuh tulus berteman sama dia! Lagian dia sebagai bahan pelampiasan dari apa?"
"Dari gue,"
"Gue tau pasti lo nggak ngasih undangan ke dia," Vani memutar bola matanya.
"Iyalah ngapain juga gue ngasih undangan ke dia? Nggak penting banget!"
"Gue akan tetap ngajak dia!"
Vani langsung tercengang mendengar perkataan Sakti.
"Maksud lo apa sih Sak? Lo kok kayak nggak menghargai gue sebagai tuan rumah?"
"Kalau Indah nggak datang ya gue juga nggak datang!"
"Ya tapi nggak bisa gitu dong Sak!" Vani mengayun-ayunkan lengan Sakti.
"Itu sih terserah lo," akhirnya mau tak mau Vani mengalah juga.
"Oke lo boleh ajak Indah! Tapi jangan sampai dia buat kekacauan di pesta gue." Sakti hanya memberikan jempol sebagai tanda persetujuan.
"Gue balik ke kelas dulu!" Vani langsung pergi meninggalkan Sakti.
Sakti langsung kembali ke kelas untuk mengganti seragam putih abu-abunya menjadi kaus olahraga, mata pelajaran selanjutnya adalah pelajaran olahraga yang diajar oleh Pak Irwan dan secara tak sengaja ia berpapasan dengan Pak Irwan yang hendak keluar dari ruang guru.
"Sak kok belum ganti baju?"
"Eh ada Bapak, iya Pak ini mau segera ganti baju. Saya ke kelas dulu ya Pak,"
"Kamu yakin nggak mau bersaing sama Geo untuk memperebutkan jadi ketua basket?"
Sakti menggeleng dengan mantap. "Nggak Pak, tapi saya benar-benar tidak berniat untuk masuk menjadi ketua basket. Kemampuan saya masih kurang dan harus masih terus dilatih,"
"Ah kamu ini merendah sekali, kalau saya tidak yakin saya tidak akan memasukan kamu ke daftar calon ketua tim basket sekolah kita. Kamu nggak takut bersaing sama Geo kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grasha
General FictionSemenjak putusnya hubungan antara Geo dan Vani, banyak yang mengira bahwa penyebabnya adalah Indah namun tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa yang ada di hati Geo hanyalah seorang gadis bernama Ika yang berstatus sebagai adik kandungnya. Ten...