Penasaran
____________________________________"Mr Z ada kan Bang?" Sekumpulan pria bertato dengan otot-otot kekar kini menatap ke arah remaja di hadapan mereka.
"Lo mau ngapain ketemu sama dia?" Tigor yang merupakan tangan kanan Z dalam hal berbau barang haram itu mengernyitkan dahi, sebab tidak seperti biasanya pelajar SMA itu menanyakan tentang keberadaan bosnya tersebut. "Gue butuh bicara empat mata sama dia Bang," Tigor yang berusia 10 tahun di atasnya menggeram kesal saat pemuda itu enggan menjawab pertanyaannya.
Gedung tua yang dahulu pernah tercatat sebagai markas Belanda pada tahun 1931, kini sudah tidak dialih fungsikan menjadi apapun lagi oleh pemerintah. Z dan para tangan kanannya selalu menghabiskan waktu dalam gedung tua tersebut, walaupun sebenarnya sangat jarang bos mereka berkumpul bersama. Z yang menjadi ketua tunggal dalam genk Electra, selalu menghabiskan waktu hanya untuk sekedar berpindah markas, dan ini sudah yang kelima kalinya mereka berhasil kabur dari kejaran polisi. Entah para polisi yang terlalu bodoh atau Electra yang terlalu cerdik? Pagi ini di hari Rabu yang cerah seorang tamu yang tidak terduga datang menemui mereka, seorang pelajar SMA Brata yang seperti biasa pasti ujung-ujungnya ingin membeli barang haram tersebut. Biasanya remaja tersebut menemui mereka pada malam hari, bukan pagi hari seperti ini.
"Ini baru jam 8 pagi dan lo ganggu tidur kita cuma demi kepentingan lo? Gila lo!" Tigor berdecih sementara teman-teman yang lainnya asyik menonton saja sambil duduk di sofa berwarna coklat tersebut. "Yang lo cari nggak ada disini! Mending lo pergi aja deh,"
"Bang tapi beneran gue lagi butuh banget barang itu, gue udah nggak kuat lagi" tawa mengejek keluar dari pria berbadan besar tersebut.
"Tanpa Z gue nggak bisa ngasih barang itu ke lo," Tigor langsung mengibaskan tangannya untuk menyuruh orang di hadapannya segera pergi, namun tiba-tiba suara sepatu yang mendekat membuat mereka menatap ke arah sumber suara.
"Ada perlu apa lo sama gue?" ia tidak menyangka bahwa orang yang dicarinya akan datang dengan temannya.
"Gue butuh shabu-shabu 3,5 gram Bos," peluh keringat telah membasahi keningnya saat ia menatap lelaki di samping Bosnya tersebut. "Gue udah taikin harga jadi 3 kali lipat dari harga biasa, sanggup bayar lo?" ia terdiam sebentar lalu mulai memberi keputusan.
"Berapa pun akan gue bayar demi barang tersebut. Tolong gue Bang, gue udah nggak bisa hidup tanpa barang tersebut," Z tertawa terbahak-bahak kala mendengar pelanggannya itu memohon dengan ekspresi memelas.
"Gue butuh ngomong sama nih anak, tugas kalian obati Geo! Jangan lupa kasih hidangan yang dia inginkan, karena hari ini ia berhasil mengirim target ke neraka," gemuruh tepuk tangan langsung memenuhi ruangan tersebut.
Z yang bernama asli Zaverius Adhilaka mempunyai ruangan khusus dengan tingkat keamanan super canggih yang membuat data-data di ruangan tersebut takkan bisa dibajak oleh para I.T profesional sekalipun. Ruangan dengan desain baja yang mengelilingi membuat seakan orang yang berada di dalamnya merasa terisolasi, namun tidak bagi remaja itu.
"Ini barang yang lo butuhkan," Z menekankan perkataannya pada akhir kalimat. "Mana uangnya?" uang ratusan ribu tersaji dalam amplop coklat, dan dengan gerakan cepat Z langsung menghitung puluhan lembar uang tersebut. Ia menyeringai.
"Senang berbisnis dengan lo bocah!" Z segera menyerahkan shabu-shabu seberat 3,5 gram tersebut.
"Thanks Bos!" ia menyunggingkan smirk kepada Z.
"Semua yang disini memiliki masalah keluarga yang kelam" Z menuangkan bir anggur dengan kadar alkohol rendah dan memberikannya kepada tamunya tersebut. "dan gue tau lo dari keluarga baik-baik, jadi gue rasa sebenarnya nggak ada alasan untuk lo datang ke gue dengan wajah memelas minta barang haram tersebut, ya tapi gue nggak peduli apapun alasan lo! Selama gue untung kenapa nggak?" Z menenggak habis birnya tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grasha
General FictionSemenjak putusnya hubungan antara Geo dan Vani, banyak yang mengira bahwa penyebabnya adalah Indah namun tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa yang ada di hati Geo hanyalah seorang gadis bernama Ika yang berstatus sebagai adik kandungnya. Ten...