Part 7

14 1 0
                                    

         Tangisan Ratu Drama
____________________________________ 
       Suasana sekolah yang biasanya selalu sepi setiap gadis itu datang, kini mendadak ramai entah mengapa. Seperti pagi-pagi sebelumnya ia selalu menyempatkan diri untuk menyapa dan memberi sarapan untuk Mang Asep, lalu setelahnya gadis itu melangkah menuju kelas. Ia melirik singkat ke arah teman-teman seangkatannya yang ternyata sedang menatapnya secara terang-terangan. Aneh, satu kata yang terpikir olehnya. Gadis itu berpikir positif tentang banyaknya murid-murid yang pagi-pagi sudah datang, takut dihukum mungkin menjadi alasan tersendiri untuk mereka. Sama seperti di lorong, kelas XI IPS 2 pun kini nampak ramai. Mereka melihat gadis itu secara terang-terangan dan membuat yang di tatap merasa risih.

Baru saja ia berniat ingin ke kursinya tiba-tiba dari arah pintu kelas ada yang dengan sengaja menabrak bahunya.

    "Berasa cantik lo, ha? Mejeng di depan pintu kelas," karena ulah Bella untung saja gadis itu tidak sampai tersungkur ke lantai.

    "Sok cantik banget nih si anjing!" ia menatap sengit Angel.

    "Lo nggak puas main sama Sakti? Sampai tega banget ngerebut pacar orang. Lo di ajarin apa sih sama nyokap lo? Sana sini mau, murahan banget lo kayak pelacur," Adel tersenyum sangat sinis pada Indah.

    "Gue bingung apa yang spesial dari cewek kayak lo. Hahaha nothing!" Nara mentertawakan Indah.

    "Gue nggak ngerti maksud kalian berempat tuh apa? Dari mulai gue di dorong, dikatain anjing sampai pelacur." Indah berusaha membela diri

    "Nggak usah sok polos lo! Gara-gara lo Vani sekarang lagi nangis-nangis di kamarnya," Indah tidak mengerti kemana pembicaraan ini akan berujung.

Gadis itu melihat ke sekitar kelasnya. Benar, tidak ada sosok Vani di hari ini. Apa benar ia yang telah membuat gadis menyebalkan nan keras kepala itu tidak mau pergi ke sekolah, ah rasanya terlalu drama saja.

    "Kalian bilang teman kalian nggak masuk itu semua gara-gara gue? Hahaha lucu lo semua!" Indah tertawa sarkas.

Seperti biasa tidak akan ada yang memisahkan perdebatan diantara kedua kubu yang bila dilihat pun takkan sebanding jumlahnya satu sama lainnya, perselisihan yang selalu berujung dengan adu mulut tersebut membuat beberapa teman-teman sekelas mereka malah melakukan pertaruhan konyol tentang siapa yang akan menang, dan kali ini rata-rata mereka memilih Indah. Indah selalu sadar bahwa yang ia punya adalah keberanian untuk menghadapi 4 orang yang sedang mengepung dirinya, tentu minus sang ketua yang 'katanya' sedang galau berat.

    "Sebenarnya yang lo mau tuh Sakti atau Geo?" Indah terdiam menatap Adel.

    "Maksud lo apa?"

    "Kemana aja lo, huh? Sampai nggak tau berita tentang grup angkatan kita di Line? Satu angkatan atau bahkan semua murid-murid disini tuh udah pada tau kalau lo itu cuma cewek perebut pacar orang,"

Indah langsung menampar pipi mulus Angel. "Lo bukan siapa-siapa gue! Nggak akan gue biarin satu orang pun untuk menghina dan menginjak-injak harga diri gue. Oh iya tolong bilangin ke majikan kalian bahwa gue nggak terima dihina seperti ini oleh anak buahnya."

    "DASAR CEWEK STRES!"

    "Woy buruan ganti baju olahraga, kata Pak Irwan hari ini kita ada praktik senam," teriakan sang ketua kelas dari ambang pintu langsung mendapat sorakan dari murid-murid yang sedang mengadakan taruhan.

    "Ajiii! Lo tuh ya ganggu kenapa disaat yang nggak tepat banget sih?" saking gregetannya Dito serasa ingin memakan manusia kurus di ambang pintu tersebut.

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang