Part 11

16 1 0
                                    

                   Bad Monday
____________________________________
       
        Senin pagi adalah momok yang paling melelahkan untuk upacara, yang tidak kuat berdiri lama pasti akan merasakan betapa menjengkelkannya ceramah singkat dari sang kepala sekolah SMA Brata. 40 menit dari waktu 1 jam keseluruhan, hanya untuk mendengar si kumis dengan nama asli Sugiyono Mahfud tersebut berceramah tentang kenakalan remaja. Di depan sana Pak Yono masih asyik berpidato tentang bahaya narkoba hingga menyerempet ke dalam pergaulan bebas, suaranya yang halus membuat para murid SMA Brata menjadi semangat... untuk tidur. 20 menit lagi waktu yang tersisa untuk mengakhiri upacara menyebalkan tersebut, peluh keringat sudah membanjiri wajah murid-murid tersebut. Para guru di SMA tersebut selalu menekankan pentingnya upacara untuk memperbaiki moral generasi remaja, yang menjadi pertanyaannya; Apakah berhasil? Coba tanyakan pada Sakti yang selalu memasuki ruang BK, tanyakan pada Geo yang selalui menjuarai lomba tawuran, tanyakan pula kepada Indah dan Vani yang selalu membuat kekacauan di sekolah. Nyatanya upacara tidak bisa memperbaiki moral mereka.

10 menit sebelum upacara selesai, tiba-tiba Bu Indri guru matematika itu memasuki lapangan upacacara sambil berbisik kepada kepala sekolah. Hari ini adalah jadwal guru berkacamata tersebut untuk menjaga wilayah sebagai guru piket, tidak lama setelah itu muncul 2 orang tersangka yang akan segera dihukum oleh guru killer tersebut. Tercenganglah ratusan murid SMA Brata saat mengetahui siapa yang akan menjadi mangsa induk singa kali ini. Terselesaikannya upacara di minggu kedua di bulan Oktober tersebut nyatanya tidak bisa menyelesaikan asumsi liar di pikiran murid-murid tersebut.

    "Baik, anak-anakku yang Bapak cintai. Di hadapan kalian berdiri 2 orang murid yang telah melanggar aturan, Menurut catatan pengurangan poin yang tertera disini," Pak Yono memperlihatkan sampul depan buku poin tersebut kepada seluruh warga sekolah. "Disini untuk nama Lunatica Vania Aditama," gadis itu menggigit bibirnya dengan cemas. Walaupun sering dihukum, namun ia tidak pernah tau berapa skor poinnya saat ini.

    "Maaf Pak bila saya lancang, tetapi saya saja yang mendapat hukuman, jangan pacar saya" karena heningnya suasana lapangan, terdengarlah pernyataan Sakti yang mengejutkan bagi semua orang terkecuali bagi Indah dan Dika. Sementara Geo yang berdiri di barisan paling belakang, hanya tersenyum miring mendengar drama raja yang membela ratunya di depan para rakyat.

    "Loh nggak bisa seenaknya gitu dong, disini saya yang menentukan. Sebentar saya lihat catatan kamu dulu," Pak Yono membaca dengan teliti pengurangan poin muridnya tersebut. "Oalah ini mah namanya kebakaran le, Duh gusti iki piye toh? Mending kamu pulang saja!" Sakti tidak mengerti maksud pembicaraan Pak Yono.

    "Terus saya juga dipulangin ya, Pak?" Pak Yono memberikan senyuman hangat kepada Vani. "Dicatatan ini tertulis, kamu baru melakukan kesalahan sebanyak 3 kali. Jadi saya menugaskan kamu untuk merapihkan taman belakang," Vani terdiam dalam lamunannya, yang ia pikirkan saat ini bukan tentang hukuman, tetapi tentang kesalahan sebanyak 3 kali. Bagaimana bisa menyusut seperti itu?

    "Bu Indri, tolong buatkan surat pernyataan tentang skorsing Sakti Pancasaka selama 7 hari"

    "Tapi Pak, saya bisa ketinggalan pelajaran" pria berjambul tersebut mencoba beragumen.

    "Tidak ada tapi-tapian. Oh iya Vani tugas kamu bukan hanya merapihkan taman saja, tapi kamu juga harus membersihkan gudang belakang. Ingat, waktu yang saya berikan kepada kamu hanya 3 hari" Vani mengangguk dengan lesu lalu melirik Sakti.

***

    "Cie yang tadi pagi cemburu, duh kelihatan banget sih"

        Suara hingar bingar kantin di jam istirahat membuat para pedagang terkadang kewalahan melayani para pembeli, untung saja kelas XI IPS 1 diberi percepatan istirahat 5 menit lebih awal-Alasannya karena Bu Meta ingin memberikan bimbingan konseling pada anak-anak kelas XII yang ketahuan merokok di toilet sekolah, duh itu sama saja seperti bunuh diri secara terang-terangan. Biang kerok dari semua itu tentu saja musuh abadinya Pak Yono alias Kevin Erlangga Chandra E, entah apa kepanjangan dari huruf E tersebut, namun ia menyingkat dan mengklaim dirinya sebagai orang yang paling kece. Kevin yang ternyata sekelas dengan Arfan dari kelas sepuluh tersebut, desas-desusnya pernah melakukan tawuran hanya bermodalkan 2 backingan, dan mereka adalah Geo dan Sakti. Tetapi anehnya pihak sekolah tidak pernah menyadari tentang tawuran tersebut, mungkin karena kecerdikan Geo yang membuat semuanya tertutup secara sempurna.

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang