Part 13

17 1 0
                                    

             Keputusan Tersulit
____________________________________

        Kembalinya Sakti ke sekolah, membuat kehebohan tersendiri bagi seorang Dika. Pria itu menceritakan berbagai hal konyol pada temannya itu, dan Sakti hanya mendengarkan, dan rata-rata kekonyolan tersebut terjadi karena ulah Dika.

    "Si Ge- maksud gue si anjing belum datang?" Dika menatap Sakti dengan tatapan anehnya, tidak biasanya seorang Sakti menanyakan keberadaan Geo.

    "Palingan juga dia telat, dari tadi gue nongkrong di kelasnya sih belum ada" Sakti mencoba menghubungi nomer seseorang, dan nampaknya yang mengangkat adalah tante-tante operator.

    "Lo punya urusan apaan sih sama Geo? Tumben banget nyariin dia,"

    "Gue nggak suka dia ngedeketin Diva!" Dika tidak mengerti mengapa Sakti sampai se-overprotektif itu pada Indah. "Udahlah Sak, kasihan Indah. Lo kan juga udah punya Vani, ya kali gitu Indah jadi jomblo abadi" pendapatnya tak digubris sama sekali oleh Sakti, karena pria itu langsung meninggalkannya begitu saja.

    "Sak bentar lagi masuk, woy lo mau kemana?" tidak ada tanggapan dari Sakti, karena ia telah menghilang dari pandangan Dika.

Bel masuk sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu, namun 2 orang siswa SMA Brata masih berkeliaran di belakang gudang-tempat yang katanya menyimpan cerita misteri dalam sejarah SMA Brata. Geo mengepulkan asap rokoknya dengan gerakan perlahan seolah sedang menikmati barang paling berharga dalam hidupnya, ia masih terus menunggu pria di hadapannya membuka suara. Geo mengedikan dagu pada Sakti untuk masuk ke dalam gudang, karena berbicara di belakang gudang akan ada kemungkinan guru piket yang berpatroli, sebab gerbang belakang berhadapan dengan gudang tersebut. Sakti melakukan hal yang sama dengan Geo; mengepulkan asap kenikmatan, namun bedanya hanya saat ia sedang resah saja.

    "Jadi lo ngajak gue kesini mau ngapain?" Geo mulai jengah saat Sakti tak kunjung berbicara.

    "2 hari sebelum gue di skors, gue udah mendaftarkan diri untuk menjadi calon ketua tim basket sekolah kita. Dan sejauh yang gue tau dari Pak Irwan hanya tersisa kita berdua yang ingin memperebutkan posisi Arfan, yang lainnya gugur tanpa alasan yang jelas"

    "Ck, omongan lo terlalu bertele-tele kayak cewek!" Geo menginjak rokoknya yang sudah mengecil dengan sepatu vans hitamnya. "Kalau lo cuma mau omongin hal kayak begituan, mending langsung eksekusi ajalah 4 hari lagi! Hari Jum'at besok juga akan ketahuan siapa yang pantas menyandang gelar ketua tim basket SMA Brata, dan bisa dipastikan bahwa orangnya adalah gue," Sakti tertawa terbahak-bahak mendengar tingkat kepedean Geo yang sudah setinggi langit.

    "Gue mau buat kesepakatan menarik untuk kita berdua," Sakti menyunggingkan smirk andalannya. "Jadi intinya lo ngajak gue taruhan? Apa yang mau lo pertaruhkan? Harta lo atau harga diri?" Geo menyunggingkan senyum mengejek.

    "Kalau gue menang lo nggak boleh ngedeketin Indah lagi, dan kalau gue kalah lo boleh minta apapun sama gue" Geo menaikan alisnya seolah tidak percaya karena taruhan kali ini akan melibatkan Indah.

    "Apa hubungannya dengan Indah?"

    "Gue nggak suka lo deket-deket sama teman gue!"

    "Woy ngaca bangsat! Lo nggak perlu ngatur kehidupan Indah, udah punya satu masih kurang belaian lo?" tanpa aba-aba Sakti langsung menonjok Geo di ulu hatinya. "Lo nggak berhak untuk nilai diri gue! Lo juga nggak berhak untuk ngedeketin teman gue!" Sakti terus memukul Geo secara membabi buta.

Meskipun sering adu jotos dengan Sakti, namun perkelahian kali ini dapat dirasakan aura yang berbeda dalam diri mantan temannya tersebut. Sakti bagaikan melindungi sebuah berlian yang sangat berharga, kilatan amarah terpancar sangat jelas di mata Sakti, sekejap Geo tertegun dan merasa aneh pada tatapan tersebut. Tak lama keadaan berbalik, kini Geo pun mulai melancarkan serangan balik. Dengan emosi yang masih labil dan seringnya mengikuti ajang tawuran, membuat kedua remaja tersebut semakin ingin menumbangkan salah satu di antara mereka, namun pada kenyataannya itu sangatlah sulit.

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang