Part 17

13 1 0
                                    

                        Gerilya 
____________________________________

        Macetnya kota ini seakan tidak akan pernah lumpuh sedikit pun. Jakarta dan segala kemacetannya adalah wujud nyata dari janji-janji manis pemerintah, janji yang menjadi tonggak saat kampanye itu pun nyatanya tidak bisa mengatasi kemacetan di kota metropolitan tersebut. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menekan angka kemacetan, namun entah apa yang salah dari kinerja para aparatur negara. Pagi ini macetnya jalanan bukan karena adanya demo besar-besaran, bukan karena ada kecelakaan lalu lintas, dan bukan pula karena adanya pengalihan jalur. 81 orang dengan jaket abu-abu tua berlambang tengkorak di atas dua buah pedang itulah yang menjadi pemicu macetnya jalanan saat ini, bertuliskan Grazer dengan bordiran graviti adalah identitas dari anak-anak SMA Cakrawala yang dengan senang hati bergabung hanya untuk mencari eksistensi dalam dunia tawuran. Puluhan motor ninja berwarna hitam sepekat jelaga itu merajai jalanan dengan desingan deru mesin yang bisa membuat siapa saja yang mendengar akan mengumpat dengan kesal, bahkan sumpah serapah pun dengan senang hati akan terlontar dari mulut pengendara lain. Berbagai celah untuk menyalip kendaraan lain, walaupun peluangnya kecil tetap akan mereka lakukan demi memburu waktu dan emosi.

Salah satu dari mereka yang memakai ikat kepala berwarna hitam adalah raja tawuran di SMA Cakrawala, bernama lengkap Ganesha Ralingga. Dahulu waktu kelas 10 tidak ada yang mengenal namanya, sikapnya yang terkesan dingin dan belagu setengah mati terhadap para seniornya- Membuat Figo si pembuat onar dari kelas XII IPS 6, yang pada saat itu menjadi raja tawuran paling disegani oleh anak-anak SMA Cakrawala, langsung merekrut dirinya begitu saja. Para penjilat yang ingin menempati posisi Ganesh, perlahan mundur dengan teratur ketika melihat betapa hebatnya raja mereka di kancah tawuran. Bagi Ganesh waktu melaju dengan sangat cepatnya, meninggalkan dirinya yang dahulu dengan bodohnya masih terus berharap agar semua termasuk waktu pun tetap tinggal bersamanya nyatanya harapan pria berusia 18 tahun itu tidak pernah terwujud sama sekali. Para siswi-siswi SMA Cakrawala selalu mencari berbagai cara agar pentolan sekolah itu mau melirik ke arah mereka, tingkat kenakalan Ganesh sama seperti Kevin-lawannya di SMA Brata, jika Kevin atau pun anak-anak buahnya yang lain masih mau berteman dengan kaum hawa, sedikit pun Ganesh tidak menyukai berurusan dengan para wanita-wanita yang selalu memuja ketampanannya tersebut.

        81 orang pembuat onar itu telah sampai di depan pintu gerbang SMA BRATA. Suasana yang begitu sepi, memang sudah diprediksi oleh mereka semua. Ganesh yang dengan lihai memainkan katananya beranjak turun dari motor, salah satu anak buahnya-Alvi, yang merupakan mata-mata di Grazer kini tengah asyik memainkan double sticknya. Salah satu alis tebal yang menaungi mata tajamnya sengaja dinaikan sebagai bentuk kode kepada Ganesh akan apa yang harus mereka lakukan sekarang.

    "Tahan! Gue udah ngechat Kevin, kalau dalam waktu 5 menit dia sama pecundang-pecundangnya nggak keluar, kita ancurin nih sekolah" Ganesh menyimpan kembali hpnya ke dalam saku seragam. "Sekarang 40 orang dari kalian masuk ke dalam melalui gerbang belakang, gue sama sisanya disini akan memancing Kevin dan anak buahnya untuk kesini. Pokoknya lo semua harus ancurin apapun yang ada di dalam SMA anjing ini," gegas sesuai rencana ke 40 orang yang di komandoi oleh Alvi berlari menuju ke arah gerbang belakang sekolah.

Waktu 5 menit yang diberikan oleh Ganesh sudah habis, Kevin belum membaca pesan LINEnya namun ia tidak akan peduli pada alasan apapun. Ia tidak akan pernah suka menunggu yang tidak pasti, ini adalah penyerangan perdana mereka secara terbuka, jika biasanya mereka selalu berduel jauh dari area sekolah maka hari ini adalah sebuah pengecualian. Duel sengit antara anak-anak genk Grazer dan Shadow kali ini akan menjadi tontonan yang sayang sekali jika harus dilewati begitu saja, melalui tatapan matanya Ganesh memberi isyarat kepada 40 orang anak buahnya untuk segera melakukan penyerangan.

***

        Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan keruhnya pikiran ke 17 anak-anak genk Shadow yang sudah penuh luka lebam bukannya diobati malah dikasih ceramah panjang × lebar oleh satu persatu para guru yang masuk di hari ini dan yang lebih parahnya lagi karena di hari ini ada rapat tentang persiapan ulang tahun SMA Brata, maka tidak ada guru yang tidak masuk di hari ini. Indera pendengaran mereka mungkin sudah tidak berfungsi lagi karena sedari masuk ruang penghakiman alias ruangan kepala sekolah, ke 22 orang guru wanita terus menceramahi tentang pentingnya solidaritas dan menjaga hubungan baik dengan anak-anak sekolah lain. Mereka dengan terpaksa harus berkamuflase menjadi anak-anak penurut yang hanya bisa menundukan kepala, ini saja sudah memakan waktu lebih dari dua jam.

GrashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang