By : Jeon Jungkook
.
.
.
.
.
Hari ini, terdapat kumpul keluarga di rumah. Sedari tadi aku tidak melihat Jung Mi yang biasanya sibuk mondar - mandir membawakan minuman."Kook!"
Panggil seseorang, itu adalah kakek Han. Ia menepuk punggungku dan tersenyum. Dan seorang gadis terdapat di sebelahnya.
"Kenalkan, dia Irene." ucap kakek Han mengenalkan gadis itu.
Gadis yang bernama Irene itu hanya tersenyum sambil memberi hormat untukku.
"Jeon Jungkook, senang bertemu denganmu" ucapku memperkenalkan diri.
"Apa Ayahmu tidak memberi tahu sesuatu?" tanya kakek Han.
Aku hanya menggeleng kepala, karena aku tidak tahu apa - apa.
"Kau akan dijodohkan Kook! Selamat!" ucap Kakek Han dengan semangat.
Hah!
Dengan siapa?
Kapan?
Apa maksudnya?
"Kau pasti bercanda" ucapku
Kakek Han menautkan alisnya dan menghembuskan napas panjang.
"Jadi benar? Ayahmu tidak memberitahu" ucap Kakek Han dan memajukan posisi Irene yang tadinya di belakang kakek Han sekarang menjadi di depanku.
"Ini, dia calon istrimu" ucap Kakek Han.
Aku terdiam, bahkan mulutku enggan untuk berbicara saat ini. Kenapa ayah tidak memberitahu-ku terlebih dahulu?
"Kookie!" teriak seseorang dari arah belakang kakek Han.
Jung Mi!
Apa yang akan aku lakukan jika gadis itu tahu aku akan dijodohkan. Terlalu banyak luka yang ku buat di dalam hati gadis itu, gadis yang aku cintaii.
"Ada apa ini?" tanyanya pada Kakek Han dan aku, terlihat dari matanya yang bergantian menatapku bersama kakek.
"Tidak! Tidak ada apa, kau harus pergi ke dapur sekarang" ucapku sambil mendorong Jung Mi untuk pergi menuju dapur.
"Siapa yang bersama kakek itu?" tanya Jung Mi.
Aku terdiam dan Jung Mi memutar badannya menghadapku. Kita saling berhadapan.
"Kita perlu bicara Kook!" ucap Jung Mi dan langsung pergi keluar rumah.
Apa ini akan menjadi perpisahan kita sebagai kekasih?
...
"Kook"
Jung Mi memanggil, tangannya bahkan menggenggam tanganku erat saat ini.
"Mungkin memang kita tidak ditakdirkan untuk bersama, lagi pula kita adalah saudara, tidak bisa menjalani hubungan seperti berpacaran."
Air mataku tiba - tiba jatuh dan mungkin mengenai tangan Jung Mi yang membuatnya menoleh.
"Kita... Hiks... Kita harus menyudahi hubungan kita Kook!" ucap Jung Mi yang juga menangis.
Aku menghadapkan Jung Mi ke arahku. Dia menunduk.
"Aku tidak mau! Kau mengerti! Jangan paksa aku untuk menjauh darimu"
Aku pergi meninggalkan Jung Mi, kalian tau bahwa aku sangat mencintainya. Aku tak akan melepaskannya meskipun ada badai yang menerjang sekalipun.
Saat acara makan dimulai, semua sudah berada di tempat duduk masing - masing. Aku tahu sedari tadi Jung Mi memperhatikanku, kerena ia duduk tepat di depanku.