11 - Meeting

2.6K 259 20
                                    

"Saya tidak sengaja, Nona Im jangan berlebihan!" omel Siwon begitu ia duduk normal lagi dan menegakan badannya. Yoona kini memberisut kesudut pintu, melindungi badannya dengan tangannya sendiri sambil menatap Siwon galak.

"Pembohong! Dasar pervert!" tuduh Yoona.

"What? Pervert? You said what?"

"Pervert!!!!" Ucap Yoona keras juga tegas.

Sementara Kim Ahjjusi yang sudah membawa mobil ini menepi di bahu jalan hanya diam membisu, menyimak tanpa mau mengintrupsi. Karena beberapa minggu sebelumnya ia kena sembur dua orang itu gara-gara niat baiknya untuk menengahi perdebatan sepele mereka soal kegunaan layar TV besar di jalanan yang menayangkan layanan masyarakat.

Dasar pasangan tidak jelas! batin Kim Ahjjusi.

"Lalu kenapa memegang pahaku?" Yoona mendelik tajam dan dibalas delikan tak kalah tajam dari Siwon. "Aku kaget! Ya Tuhan! Kim ahjjusi mengerem mendadak, wajar badanku terhuyung kedepan dan memegang pahamu."

"Alasan tidak masuk akal!"

Siwon mungkin sudah mengajak Yoona adu otot demi menyelesaikan debat ini andai ia seorang pria, karena wanita dan mulutnya selalu being the most terrified things in the world.

"Terserah! Kau mau berpikir apa! Aku tidak perduli!" Ucap Siwon menyudahi perdebat. "Kim ahjjusi ayo jalan lagi."

Kim ahjjusi pun menuruti perintah Siwon dan kembali berbaur dengan mobil-mobil yang menuju Incheon.

"Paha penuh tulang saja harus marah-marah begitu, dasar wanita," guman Siwon pelan yang masih dapat didengar Yoona. Namun kali ini Yoona mengalah, ia tak menanggapi gumanan Siwon dan memilih membuang wajah menatap ke jalanan disebelahnya.

Siwon keluar mobil lebih dulu dan berjalan masuk ke dalam restoran meninggalkan Yoona yang masih dalam mobil.

"Dasar boss kejam!" guman Yoona saat keluar mobil dan pamit kepada Kim Ahjjusi.

Kim Ahjjusi yangcmrlihat punggung Yoona mulai menjauh kembali menghidupkan mobil menuju parkir. "Seperti suami istri saja apa-apa diributkan," katanya pelan.

Yoona menyiapkan semua keperluan meeting, membagikan file kepada klien. Tadi saat mereka datang ternyata klien mereka sudah datang terlebih dahulu meskipun meeting masih 10 menit lagi.

"Jadi bagaimana Presdir Park?" tanya Siwon setelah ia selesai mempresentasikan penawarannya. Presdir Park selama meeting tadi lumayan atraktif dengan memgajukan pertanyaan atau memberi saran dan Siwon yakin tender kali ini akan goal.

"Bagus, Direktur Choi. Aku suka penawaran dari kalian. So, kita bisa mulai membentuk tim untuk proyek kerja sama ini." jawaban Presdir Park langsung disambut senyuman merekah kedua belah pihak yang hadir di ruang pertemuan salah satu restoran kenamaan ini.

Acara selanjutnya mereka pindah ke meja panjang untuk makan malam merayakan dimulainya kerja sama ini.

"Nona Im apa kabarmu?" Tanya Presdir Park yang sudah mengenal Yoona. Yoona tersenyum sopan dan menjawab, "Saya baik-baik saja Presdir Park seperti yang anda lihat."

Siwon yang mendengar jawaban Yoona yang penuh sopan santun hanya bisa membatin mengingat betapa tidak sopan ucapan juga kelakuan Im Yoona kepadanya. Yoona yang sadar pria disebelahnya membuang napas pelan langsung meliriknya tajam. Apa? Tanya Yoona tanpa suara.

Siwon tak membalasnya, ia melanjutkan makannya tak perduli bahwa kini wanita yang duduk disebelahnya sedang memandangnya dengan sinar laser mematikan.

"Apa kabar ayahmu, Direktur Choi?" pertanyaan Presdir Park membuat Siwon meletakan alat makannya dan mengangkat wajahnya menghadap sang penanya. "Baik-baik saja, Presdir Park. Beliau mengajak anda main golf bersama jika ada waktu."

"Benarkah? Wah, aku juga sudah lama tidak memegang stick golf."

Siwon mengangguk.

"Bagaimana kalau rabu minggu depan, Direktur Choi?"

"Saya akan menyampaikannya Presdir Park."

Presdir Park tertawa pelan khas orang bisnis yang penuh wibawa, "bagus kalau begitu. Kau ikut juga Direktur Choi, aku rasanya belum pernah melihat kemampuan golfmu yang selalu dibanggakan ayahmu itu." Siwon pun mengangguk mengiyakan.

"Ajak juga Nona Im. Kemampuannya sangat hebat, Direktur Choi."

Siwon lantas menatap Yoona dengan tatapan menilainya, tak percaya dengan penilaian Presdir Park yang ia yakini terlalu melebih-lebihkan. Yoona hanya mengangkat bahunya cuek meneruskan makannya tak memperdulikan tatapan Siwon.

"Dia selalu membuatku sebal, Direktur Choi. Permainnya sudah sekelas bintang dunia," puji Presdir Park lagi. Yang puji hanya tersenyum sungkan dan mengatakan bahwa Presdir Park terlalu memujinya.

"Ah Direktur Choi Nona Im. Saya permisi angkat telepon dulu, putriku selalu berubah menjadi beruang pemarah saat aku lama menjawab telepon darinya," kekehnya sebelum pergi menjauh.

Tak begitu lama Presdir Park kembali ke tempatanya. "Jangan lupa minggu depan golf kita Direktur Choi. Ah ya, putriku juga ingin ikut. Tidak masalah bukan?"

Siwon mengangguk, "tentu saja tidak Presdir Park."

Jamuan makan malam selesai setengah jam kemudian, Siwon dan Yoona kini sudah berdiri di lobi menunggu Kim Ahjjusi.

"Im Yoona?"

"Oh Jung Yunho sunbaenim?" tanya Yoona balik pada pria yang memanggilnya tadi.

"Benar Im Yoona 'kan? Kau banyak berubah Im Yoona-shi."

Yoona tertawa pelan. "Apa yang kau lakukan disini sunbaenim?"

Yunho menggaruk lehernya yang tak gatal. "Makan bersama rekan kerjaku," jawabnya. "Kau?"

Yoona melirik atasannya sekilas, "aku selesai meeting dengan atasanku." Yunho melirin sekilas pada Siwon yang sedang menunduk pada ponselnya dan terlihat tak acuh kepada mereka.

"Oh, kalau begitu aku duluan, Yoona shi. Kapan-kapan kutraktir minum." Yoona mengiyakan.

"Ckck.." Yoona langsung menoleh menatap atasannya yang tiba-tiba berdecih.

"Ye, ada yang anda butuhkan Direktur Choi?" tanya Yoona dengan nada bicara yang ia buat sopan.

Siwon tak menjawab dan langsung berjalan cepat masuk kedalam mobil begitu mobil yang disetir oleh Kim Ahjjusi sampai. Dan baru Yoona melangkahkan kakinya 2 langkah menghampiri mobil, mobil itu sudah berlalu dengan cepat dari hadapannya.

"Dasar Choi Siwon menyebalkan!!!" Runtuk Yoona menatap kepergian mobil itu.

"Apa tidak apa kita tinggalkan Nona Im begitu saja, Direktur?" tanya Kim Ahjjusi takut-takut sambil melihat Yoona dari kaca spion sedang menghentak-hentakan kakinya.

"Dia bukan anak kecil. Kimie Ahjjusi. Dia pasti bisa pulang sendiri," jawab Siwon tanpa menatap Kim Ahjjusi dan tetap fokus pada tabletnya.

"Mampir ke kedai yang biasa, Ahjjusi. Temani aku minum sebentar," lanjut Siwon yang diangguki Kim Ahjjusi.

MY BOSSY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang