19 - The Stupid Little Thing

2.3K 287 19
                                    

Lapar, Im Yoona dan kantor polisi.

Kombinasi yang sempurna untuk Choi Siwon hari ini. Belum lagi tentang cerita karangan tadi. Entah apa yang sedang dipikirkannya tadi hingga membuat bibirnya berbicara tanpa terkontrol.

Mengakui Im Yoona sebagai tunangannya saja sudah merupakan kesalahan. Masih ditambah lagi perbuatan spontannya menggecup bibir wanita itu tadi. Ia yakin mudah saja kalau ia jujur nanti pada kedua orang tuanya soal sandiwaranya tadi tapi masalahnya kenapa tadi ia harus mencium Yoona? Siwon benar-benar tidak habis pikir dengan itu. Ibunya bisa saja memecatnya sebagai anak jika ia bicara jujur soal aktingnya tadi. Mungkin akan beda ceritanya kalau tidak ada ciuman itu.

Choi Siwon kau benar-benar bodoh!

Bahkan kali ini panggilan masuk yang ke 10 dari nomor ibunya sama sekali tak ia hiraukan. Menghadapi Nyonya besar Choi dengan perut lapar bukanlah pilihan bijak diwaktu-waktu kritis seperti ini.

Masuk ke mobil, ia masih harus menghadapi personal assistant nya yang masih betah bersidekap dan menatapnya tajam. Namun sekali lagi, ia mengabaikannya. Ia butuh makan saat ini.

"Aku lapar." Siwon mengedikan bahunya begitu Yoona tak menjawab ucapannya. Yang ia asumsikan sebagai bentuk persetujuan.

Siwon memarkirkan mobilnya di restoran tak jauh dari kantor polisi, keluar mobil tanpa mengajak Yoona dan berlalu begitu saja kedalam restoran dan memesan makanan.

Tak lama kemudian Yoona menyusul dengan langkah menghentakan kaki yang cukup berisik hingga membuat mata para pengunjung melirik kearahnya. Namun sepertinya Yoona terlalu acuh karena ia langsung duduk di depan Siwon dan memasang pose yang masih sama seperti di mobil tadi.

"Makan saja dulu," kata  Siwon menunjuk buku menu di depan Yoona.

Yoona yang juga merasa perutnya sudah berteriak meminta jatah dengan ogah-ogahan meraih buku menu, memesan makanan dan minuman.

"Maaf untuk tadi," ucap Siwon setelah makanan mereka tandas. Mereka makan tadi tanpa bersuara.

Yoona tak menjawab, hanya mendengkus sebal.

"Tidak dimaafkan?"

"Tentu saja tidak!" Jawab Yoona tanpa ragu. "Mana ada orang yang minta maaf dengan arrogan seperti anda."

"Aku arrogant? Arogan apa lagi?" Decak Siwon tak percaya. Entah darimana asalnya kata arrogant itu.

"Lagipula anda tidak merasa bersalah atas yang anda perbuat bukan? Lalu untuk apa meminta maaf?" Ucapan Yoona benar adanya. Karena Siwon memang tidak merasa bersalah kepada Yoona. Ia hanya merasa tindakan tadi hasil spontanitanya saja tanpa andil kontribusi pemikirian otaknya.

Siwon mengangkat bahunya. "Lalu maumu apa?"

"Jelaskan kepada Presdir Choi dan Presdir Park bahwa yang anda katakan tadi adalah kebohongan yang anda buat sendiri." Yoona berusaha melupakan kekesalannya akibat ciuman sekilas tadi. Tapi ia tak bisa membiarkan namanya rusak akibat kebohongan Direkturnya ini.

Ia tak mau ada berita tentang dirinya yang dicap menggoda atasannya atau apapun istilah lainnya yang membuat namanya buruk. Yoona masih betah bekerja ditempatnya ini. Gajinya bagus, kariernya juga lumayan meski dirinya kini dibawah tekanan kerja Choi Siwon.

Pria arrogant, bossy, suka seenaknya sendiri.

"Apa salahnya menjadi tunanganku?" tanya Siwon yang merasa tersinggung. Ditelingannya tadi terdengar seolah-olah dirinya tak layak bersanding dengan Yoona. Padahal menurutnya  dirinyalah yang seharusnya merasa risih. "Kau harusnya bangga jika kau benar-benar mempunyai tunangan sepertiku."

Yoona membuang napas kasar. "Jangan terlalu percaya diri Direktur Choi. Anda tidak seistimewa itu hingga saya harus bangga jika mendapatkan tunangan semacam anda." Yoona menjeda ucapannya. "Atau sebenarnya anda yang justru sangat mengingkan mempunyai tunangan seperti saya?"

Nangkring di #950 in fanfiction, thanks untuk vomment kalian😘😘


MY BOSSY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang