Kesiangan dan belum sarapan, Yoona berlari nemuju mesin absen karyawan. Untungnya ia masih memiliki 3 menit sebelum jam masuk kerjanya. Dan sialnya, ia sudah menebak bahwa ia akan segera mendapat omelan panjang dan juga kasar dari atasannya.
Bukan hanya gara-gara telat duduk di mejanya sebelum jam masuk tapi juga ia lupa belum mengirimkan salinan email hasil meeting semalam.
Lift penuh dan ia segera sampai di lantainya, tak mau membuang waktu Yoona membuka pintu tangga darurat. Berlari semampu yang ia bisa dengan perut kosong dan heels 12 cm menuju lantai 21.
"Ya Tuhan!" Keluhnya, berstirahat sebentar sambil memijat betis dan mengelap peluhnya. Papan disebelahnya masih menunjuk angka 7 yang berarti Yoona masih butuh menapaki ratusan anak tangga untuk sampai tujuan. Sementara jamnya sudah menunjuk 6 menit setelah jam masuknya. Ponsel di tas jinjingnya pun tak berhenti meraung yang Yoona tak ingin angkat karena ia masih belum mau energinya habis untuk mendebat sementara ia masih butuh energi untuk terus melangkah.
Dengan napas pendek, peluh membanjir dan kaki serasa hilang Yoona membuka pintu tangga darurat di lantai 21.
"Mwoya? Kenapa lagi ini?" gerutu Yoona saat pintu itu tak mau terbuka meski ia sudah mendorongnya dengan semua kekuatan yang masih tersisa. Yoona mengelap peluhnya sekali lagi sebelum menggedor pintu itu dan berteriak meminta bantuan.
"Im Yoona shi?" kaget Kwon Jae Hyun begitu ia membukakan pintu darurat. Ia tak sengaja mendengar teriak dari pintu darurat saat ia hendak berjalan menuju lift setelah mengantar dokumen ke salah satu Manager di lantai ini.
"Ohh, terima kasih Jae Hyun shi," ucap Yoona berjalan pelan sambil menenteng heelsnya yang sudah ia copot sejak ia sampai di lantai 10 tadi.
"Kau telat atau bagaimana, Yoona shi?" tanya Jae Hyun meneliti penampilan Yoona yang jauh dari kata rapi. Yoona menggeleng dan mengucapkan terima kasih sekali lagi sebelum berjalan secepat yang ia mampu menuju kursinya, kursi yang sebentar lagi mungkin menjadi kursi pengadilan baginya.
Yoona duduk di kurisnya, menghela napas panjang saat tak ada tanda-tanda akan menerima omelan Choi Siwon. Ia menarik tissue membersihkan kakinya dan mengganti kaus kakinya yang sudah kotor dengan kaus kaki baru lalu memasang heelsnya lagi. Kemudian mulai menyeka keringan di pelipis, leher juga lengannya sebelum merapikan dandanan rambutnya yang sudah keluar dari tatanan.
"Ekhmm!!"
Deheman keras dan terdengar dekat sekaligus familiar itu seketika membuat bulu kuduk Yoona meremang dan menghentikan semua aktifitasnya seketika. Dengan perlahan ia mengangkat kepalanya dan benar saja, kini Choi Siwon sudah berdiri tegak di depan meja kerjanya dengan kedua tangan masuk ke saku celana dan tatapan menghujamnya.
Siwon mengangkat sebelah alisnya, "telat, huh?"
"Hah?" tanya Yoona spontan, meski ia mendengar jelas pertanyaan penuh sindiran tadi.
"Telat Im Yoona shi?"
Yoona menggeleng tegas dan membenarkan posisi duduknya hingga tegak, "animida, Diretur Choi. Anda bisa mengecek di mesin absen karyawan," jawab Yoona sudah bisa mengatasi situasi.
Siwon berdecak, "tidak telat katamu? Lihat jam berapa sekarang?"
Yoona melirik jam kecil di mejanya sekilas sebelum menatap Siwon lagi, "tapi saya tidak telat, Direktur. Anda bisa mengecek mesin absen jika tidak percaya." Siwon berdecak lagi sambil membuang mukanya tak percaya dengan nada bicara Yoona yang begitu mengesalkan di telinganya, "saat aku datang 2 menit sebelum jam masuk kau tak ada di kursimu Nona Im. Apa itu artinya kau tidak telat?"
"Silahkan cek mesin absen, Direktur Choi," ucap Yoona dengan menekankan setap suku katanya. "Dan silahkan cek peraturan perusahaan, jam berapa karyawan masuk dan apakah ada point yang menjelaskan bahwa 2 menit sebelum jam masuk merea harus duduk di kurinya." Yoona lantas membuang mukanya dan mulai mengambil dokumen yang belum ia selesaikan dan menyalakan PC-nya untuk sesegera mungkin mengirimkan email untuk Siwon.
Siwon mendengkus kasar dan memutas badannya berjalan menuju ruangannya sambil berguman pelan, "mabuk dihari kerja, telat masuk, pacaran di tangga darurat dan tak menjawab ponsel. Ckckck."
Yoona yang mendengar gumanan pelan Siwon langsung menelan liurnya sendiri, karena jelas Siwon sedang menyindir soal dirinya. Meski hanya satu hal yang benar, yaitu tak menjawab ponsel. Untuk telat masuk dan pacaran di tangga darurat jelas ia tak melakukannya sedang untuk mabuk dihari kerja rasanya semalam ia hanya menengguk tiga gelas kecil soju dan bangun dengan sedikit pusing yang ia yakini ia tak sampai mabuk meski ia tak ingat bagaimana caranya ia pulang semalam.
Im Yoona, mabuk, muntah dan menjadi gila.
Itulah yang terjadi jika ia mabuk dan Yoona tak melihat ada muntahan di baju ataupun rumahnya semalam. Fixs, hari ini berarti Choi Siwon sedang kesal dengan dirinya dan karyawan lain yang ketahuan telat masuk, pacaran di tangga darurat juga mabuk dihari kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSSY BOSS
FanfictionHidup sempurna yang selama beberapa tahun ini melekat di seorang Im Yoona harus berhenti tepat ketika boss barunya datang. Sosok tampan dengan segala kearoganannya membuat Im Yoona berkali-kali berpikir untuk resign. Bagaimana kehidupan Im Yoona s...