21 - White Lies

2.2K 259 13
                                    


Nangkring #511 in fanfiction, thanks 😘

Delikan tajam dan mulut terbuka Yoona tidak Siwon perdulikan. Ia mencengkram keras bahu Yoona hingga membuat Yoona meringis.

"Dia sedang marah padaku, eomma. Ini semua gara-gara eomma."

"Kenapa gara-gara aku?" tanya Nyonya Choi bingung.

Siwon menatap Yoona sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepala secara dramatis. "Karena eomma mau menjodohkan dengan anak Presdir Park. Dia jadi marah padaku."

"Yakk!! Itu bukan aku! Itu saran ayahmu! Salahkan saja dia!" omel Nyonya Choi tidak terima. Karena memang pembicaraan perjodohan itu hanya melibatnya suaminya dan Presdir Park, tanpa ada andil dirinya disana.

"Yeobo, kau juga sudah setuju bukan waktu itu?" Tuan Choi menimpal.

"Tapi kau yang memulainya. Apa kau lupa, hm?"

"Presdir Choi Nyonya Choi.." Potong Yoona cepat. "Kami tidak bertunangan."

"No ring, no proposal and we're not a couple. Kami benar-benar tidak sedang didalam hubungan seperti yang dimaksud Direktur Choi," jelas Yoona dengan nada normalnya. Meski hatinya kini tengah mendidih.

"Choi Siwon?" tanya Nyonya Choi menyelidik sang anak.

Siwon mendesah. "Chagiya, sudah kubilang jangan seperti ini." Siwon kini menatap Yoona dengan delikan tajam, mengintruksikan agar PA nya ini mengikuti sandiwara yang sedang dilakoninya.

"Jadi tidak ada pertunangan?" tanya Tuan Choi. Yoona dengan cepat mengangguk. "Benar, Presdir Choi. Tidak ada pertunangan."

"Apa yang kau katakan?" Kesal Siwon. Laki-laki pantang menarik ucapannya sendiri, dan dia tidak mau kebohongannya terbongkar seperti ini. Ia masih butuh Yoona untuk melindunginya dari keganasan perjodohan yang akan disodorkan orang tuanya.

"Kau berbohong Choi Siwon?" tanya Tuan Choi lagi. Setelah melihat Yoona yang enggan menjawab pertanyaan Siwon. Dirinya juga meragukan ucapan anaknya soal pertunangan tadi. Tingkah yang ditunjukan Choi Siwon pada Yoona sama sekali bukanlah selayaknya pasangan yang penuh perasaan.

"Aboeji.." panggil Siwon pelan.

"Sudahlah yeobo. Mungkin mereka memang sedang bertengkar. Biarkan mereka memyelesaikannya dulu," usul Nyonya Choi yang kemudian diangguki Siwon penuh semangat. "Betul kata eomma, aboeji."

Akhirnya Tuan Choi menuruti istrinya. Mengingatkan Siwon yang harus menghadari meeting setengah jam lagi sebelum keluar dari ruangan itu menyisakaan dua orang yang masih berdekatan.

"Huh!!" Kaget Siwon setelah sadar tangannya masih merangkul bahu Yoona. Ia segera bangun dari duduknya dan menatap Yoona dengan kesal. "Apa susahnya berbohong begitu saja?"

"Apa susahnya berbohong? Tentu saja susah," jawab Yoona tak kalah kesal. Ia benar-benar sudah lelah menghadapi Choi Siwon. Perduli setan dengan gaji dan karir, Yoona bertekad akan menyerahkan surat resign secepatnya.

"Bahkan berbohong untuk kebaikan demi atasanmu itupun terasa sulit?" Tanya Siwon kesal. Dimana-mana  bawahan pasti akan melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya, tapi dalam kasus ini entah kenapa Siwon merasa bahwa Yoona-lah yang menjadi atasannya yang susah diatur.

"Tidak ada yang namanya berbohong demi kebaikan, Direktur Choi. Apalagi dengan alasan demi atasan. Jangan bercanda."

Siwon menatap Yoona lagi dengan tajam sebelum jam di dinding membuatnya semakin kesal. Tidak pergi sekarang, tentu dia akan terlambat di meeting ini. Mengingat dirinya masih orang baru disini tentu tidak sopan jika ia absen hadir. Terlebih meeting ini juga dihadiri ayahnya.

"Sudahlah! Siapkan dokumen untuk meeting 20 menit lagi."

***

Meeting itu akhirnya selesai 3 jam kemudkan, dilanjutkan dengan jamuan makan malam di salah satu restoran di Gangnam.

Siwon mungkin menghindari obrolan dengan ayahnya. Ia dengan sengaja berbaur kesana kemari. Dan sepertibya Tuan Choi menyadarinya hingga ia memutuskan membiarkan anaknya itu berlaku sesuka hatinya.

Yoona sudah menyelesaikan laporan keuangan untuk kantor cabang Daecheon tepat di jam 9 malam. Ia juga sudah merapikan apa saja sisa pekerjaannya untuk seminggu ini. Dengan mantap ia mengetik surat resign pada komputernya. Lalu mengirimkannya ke bagian personalia dengan diteruskan juga ke email Direkturnya, Choi Siwon.

Yoona melipat rapi surat resign yang akan diberikan ke bagian Personalia besok pagi secara langsung.

"Ini akhir dari penderitaanmu Im Yoona," guman Yoona dengan senyum secerah mataharinya.

MY BOSSY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang