"Ma.. Maksud anda?" Tanya Yoona tergagap. Beasiswa S3 dan magang di kantor New York memang sudah ia incar sejak setahun lalu berhasil mendapatkan gelar S2 business management-nya
Kantor di New York adalah pusat pengendali bisnis perusahaan ini untuk wilayah Amerika. Ritme kerja yang cepat dan pengalaman baru begitu menggiurkan untuk Yoona yang memang menyukai sistem kerja cepat. Kerja cepat dalam artian efisien dan sesuai job desk masing-masing tentu saja, bukan seperti yang tengah ia lakoni sekarang.
Menjadi seorang Personal Assistant memang bukan tujuan awal Yoona. Menjawab telepon, membalas dan mingirim email serta menyusun jadwal seorang Direktur membuat Yoona bosan. Monoton begitu menurutnya. Terlebih lagi sejak kehadiran Direktur barunya ini, dirinya benar-benar merasakan tekanan kerja yang membuatnya malas untuk berangkat bekerja.
Yoona akan lebih memilih jabatan dibawah level PA namun ritme kerja cepat dan salary-nya lebih kecil daripada konstan tetapi menjemukan seperti sekarang ini.
"Jadi tunanganku sampai dia kembali. Setelah itu kau akan mendapatkan beasiswa dan New York," jawab Siwon.
Yoona menyeritkan keningnya, srmua yang diambil harus dipikirkan efeknya sebelum efek itu menjangkitinya. Dan tawaran ini tentu menggiurkan meski disisi lain juga sudah terbayang kengeriannya.
"Dia kembali?" tanya Yoona sedikit bingung. Sejak tadi Siwon sudah mengatakan hal itu dua kali dalam hitungannya.
Siwon memgangguk samar dan berdehem. "Kau setuju?"
"Akan saya pikirkan dulu, Direktur." Jawab Yoona setelahnya. Ia benar-benar masih bingung sekarang.
Di satu sisi ia ingin mengatakan iya, namun sisi lainnya meneriakan kata tidak.
"Yeah, take your time. Makan siang nanti aku menagih jawabanmu. New York dan beasiswa tidak akan datang dua kali."
Siwon berjalan masuk ke dalam ruangannya dengan bahu yang masih tampak tegang. Tegang yang kemungkinan gara-gara ucapannya sendiri.
"New York.." Guman Yoona bingung. Kota impiannya. Dan benar semua tidak datang dua kali.
***
Yoona sudah memutuskannya, ia mendesah bertepatan dengan Siwon yang muncul dari dalam ruangannya.
"Kita makan di restoran depan kantor." Ucap Siwon berjalan duluan meninggalkan Yoona yang bingung. Karena sebelumnya Direkturnya ini tak pernah mengajaknya makan. Mungkin untuk menagih jawaban tadi pagi, pikir Yoona.
Ia dengan tergesa mengambil tas tangan dan ponselnya. Menyusul langkah Siwon yang sudah sampai depan lift. Menunggu lift terbuka.
"Jadi?" tanya Siwon begitu pesanan mereka diantarkan pelayan.
Yoona menarik napas panjangnya, mencoba meyakinkan dirinya sekali lagi dengan jawabnya sebelum menjawab.
"Iya."Siwon mengangkat satu alisnya naik, "iya?" Yoona mengangguk. "Saya akan mengambil beasiswa dan magang itu dan menjadi tunangan anda, Direktur."
Siwon menarik simpul kecil di bibirnya. Ia sudah menebak sebelumnya, tawaran sebesar itu tidak mungkin bisa ditolak oleh Im Yoona.
"Kau bisa pegang janji beasiswa dan magang itu jangan khawatir." Kata Siwon menyakinkan Yoona.
"Sampai kapan saya harus berpura-pura menjadi tunangan anda?"
"Enam bulan." Sampai dia kembali.
Yoona membulatkan matanya, 6 bulan terlalu lama bukan?
"Atau mungkin bisa lebih cepat dari itu," sambung Siwon lagi. "Kau bisa pegang kata-kataku. Jangan cemas soal New York atau beasiswa."
"Tapi en.."
"Ya enam bulan. Terserah padamu jika mau menolaknya. Aku tidak memaksa." Potong Siwon cepat.
Tidak Yoona tidak akan menolaknya. Tentu saja, meski tetap saja enam bulan pasti akan terasa lama dan menyiksa mengingat betapa menyebalkannya tingkah direkturnya ini. Ia sudah terlanjur basah maka ia akan menyelam sekalian. Jika ia mundur belum tentu kesempatan ini datang lagi.
Jadi Yoona menyanggupi ucapan Siwon. Menyanggupi yang berarti ia sudah masuk ke dalam kandang singa.
"Kau hanya perlu berakting di depan orang tuaku saja."
Yoona mengangguk.
"Siwon-ah.." Panggilan dari suara wanita membuat Siwon memutar badannya 360 derajat. Dan sesuai tebakannya, suara itu berasal dari wanita yang melahirkannya yang kini tengah berjalan dengan senyum lebar ke mejanya bersama Park Seul Yi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSSY BOSS
FanfictionHidup sempurna yang selama beberapa tahun ini melekat di seorang Im Yoona harus berhenti tepat ketika boss barunya datang. Sosok tampan dengan segala kearoganannya membuat Im Yoona berkali-kali berpikir untuk resign. Bagaimana kehidupan Im Yoona s...