Prolog

12.2K 412 8
                                    

Vote dulu, Guys!😈

•••

Lihatlah foto di atas adalah foto dari karakter gadis yang akan jadi peran utama cerita kali ini. Nama penaku Hiri, Hiri adalah... Akan terjawab di part yang akan datang.

Hari ini, dengan luka di pipiku aku datang ke sungai Han, bukan untuk bermain air, hanya ingin membiarkan kalian mendengar sebuah kisah tragis dari seorang gadis muslimah yang malang.

•••

Hiri Pov

Gadis dengan ilustrasi di atas, adalah Fahila Putri atau biasa dipanggil Hila. Nama aslinya adalah Lee Na Young, dari keluarga bermarga Lee. Gadis lembut berwajah oriental, dengan mata lebar hitam pekat, alis dan bulu mata tebal hitam pekat, hidung sedikit mancung, warna kulit kuning langsat, menggambarkan latar belakang keturunan keluarganya.

Ibunya berasal dari Korea Selatan dan ayahnya berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di Korea Selatan dan membangun rumah tangga di sana. Keluarga Lee hidup dengan serba pas-pasan dengan empat anak dan Hila adalah anak bungsu dari empat bersaudara itu.

Anak sulungnya bernama Lee Jang Hyun dengan pekerjaan serabutan. Lee Se Ra anak kedua dengan perawakan bak model, pekerjaan sebagai Sales Kosmetik di Mall. Lee Nam Bi anak ketiga, bekerja sebagai penjaga toko serba ada dengan perawakan kurus tapi berwajah cantik seperti ibu mereka. Keempat anak Lee Jun Dae/ Haris Sunarto dan Lee Sin Hwa memiliki wajah cantik dan tampan, namun hanya Hila yang memiliki kepribadian sederhana, lemah lembut, juga cerdas. Namun, ia disia-siakan.

Hila diperlakukan tidak baik oleh ketiga saudaranya dan kedua orang tuanya. Ketiga saudara itu menindas Hila dengan memperlakukannya seperti saudara tiri. Padahal mereka dilahirkan dari rahim yang sama, tapi perlakuan orang tuanya pada Hila seperti memperlakukan seorang pembantu. Tiga tahun pada tingkatan SMA Hila tinggal di Indonesia bersama nenek dan kakeknya yang kini telah tiada.

Tuan dan Nyonya Lee beragama Hindu sebagai formalitas, dan juga ketiga saudara Hila. Tapi tidak untuk Hila, ia menjadi mualaf di usianya yang ke 15 tahun mengikuti nenek dan kakeknya yang berhasil meyakinkan akal sehat Hila tentang ketuhanan. Sampai-sampai Hila disekolahkan di MAN, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia juga berpakaian syar'i tanpa bantahan. Meski berkali-kali keluarganya mencoba melepas hijabnya, hal itu tidak bisa menggoyahkan keyakinan yang membaja.

Kini Hila berkuliah di Universitas Nasional. Setelah kakek dan neneknya meninggal, ia pindah lagi ke Korea Selatan bersama keluarganya. Ia merupakan satu-satunya anak dari ketiga saudaranya yang bisa masuk ke perguruan tinggi. Sembari memanfaatkan setengah dari beasiswa sementara kebutuhan lainnya dibiayai ayahnya.

Namun sayang, semua kebanggaan itu tak bertahan lama. Ternyata di balik semua itu, Hila dipaksa menjadi pengangkat kasta bagi keluarganya. Demi materi, keluarganya tega menjadikanya jaminan.

Semua tekanan hidup Hila diperparah dengan sifat buruk keluarganya. Kakak sulungnya yang sudah menikah tetap merepotkan kedua orang tuanya, meminta uang pada orang tuanya dan malas-malasan bekerja. Meski sudah memiliki seorang anak laki-laki yang baru berusia dua tahun bernama Lee Tae Kwang, ia sama sekali tak tergerak, bertahan dengan kemalasannya dan suka mabuk-mabukan. Pernikahannya pun berawal dari kecelakaan, alias hamil di luar nikah.

Tekanan lain adalah kedua saudara perempuan Hila sangat gila dengan kemewahan walaupun mereka hanya bekerja menjadi Sales dan Penjaga Toko. Hingga pada semester tiga awal, usia Hila menginjak 19 tahun menjelang 20 tahun. Kedua orang tua Hila memaksa untuk menikahkannya dengan orang yang masuk dalam jajaran orang terkaya di Korea Selatan.

Entah motif apa yang membuat orang kaya itu mau menikahi Hila dan menjadikannya istri. Hila pun tak tau bagaimana calon suaminya, karena orang kepercayaan calon suaminya yang datang melamar. Hila bahkan tak bisa membayangkan seperti apa rupa dan sifat calon suaminya, yang jelas dalam bayangannya, orang itu seperti dalam film-film. Dimana orang yang memiliki kuasa besar dan kaya raya memiliki rupa yang kaku, dengan perawakan pendek, perut buncit dan yang pasti memiliki banyak wanita di sekelilingnya. Kemungkinan besar ia akan diselingkuhi.

Bagi Hila lebih baik dimadu dengan poligami yang halal dari pada harus di selingkuhi dalam kemaksiatan. Tapi bagaimanapun ia tak diberi pilihan, bahkan ia tak tau kalau ternyata orang tuanya sudah menerima lamaran tanpa persetujuannya.

Hila pasrah, kemudian ia mengajukan satu permintaannya pada pernikahan itu. Dinikahkan secara Islam. Pihak calon suami tak masalah dan memajukan pernikahan pada dua minggu setelah acara lamaran.

'Bukan ini pernikahan yang kudamba, tak ada ikatan yang saling merapatkan dua keluarga. Bahkan orang tua calon suamiku tidak datang, apakah aku akan mengalami banyak penolakan dalam hidup setelah pernikahan itu? Apakah serendah itu aku, sampai digadaikan demi status sosial?'

Entah... ikuti kisahnya!
Aubi datang lagi dengan kisah dari Negeri Ginseng dan Indonesia juga pastinya!

Jangan lupa VOTE 😈

Suamiku Mantan Idol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang