"Aku lahir dari seorang Ibu dan Insyaa Allah akan jadi seorang Ibu. Jadi, no problem, ketika ada yang menyebutku seperti ibu-ibu dari segi penampilan, karena gamis dan hijab lebarku. But, aku menyukai panggilan Ibu, karena pangkat Ibu adalah pangkat tertinggi di dunia..." Fahila/Na Young.
•••
"Haruskah?" tanya Hila lirih dengan wajah memelas.
Suara benda jatuh dari luar membuat Jin Hyun memberi respon tak terduga. Ia meletakkan kotak itu di balik selimut lalu mendekati Hila.
"Lepas kain itu dari kepalamu!"
Hila melotot terkejut, bagaimanapun ia belum rela untuk membiarkan Jin Hyun melihat mahkotanya. Walaupun tadi Jin Hyun sempat melihatnya, tapi jika disengaja, rasanya Hila tak mampu.
"Tapi..." Hila mundur selangkah, ia menatap Jin Hyun dengan tatapan horor.
Jin Hyun sendiri sudah sangat frustasi, bagaimana ia bisa lepas dari omelan Mi Rae kalau begini?
"Tidak ada tapi-tapian, Nunna akan memarahiku jika kita ketahuan tidak sekamar. Kita tak akan selamat jika ia mengetahuinya!" ucapnya cepat dan panik.
Hila ikut panik, ketika mendengar gagang pintu bergerak, tanda ada yang berusaha membukanya.
"Ku mohon..." ucap Jin Hyun memelas.
Hila meneguk ludahnya, menatap Jin Hyun dan pintu bergantian lalu dengan ragu membuka hijabnya dan menyisakan ciput ninja. Karena terlalu lama, Jin Hyun melepasnya paksa.
"Yak! Apa yang kau lakukan?" bentak Hila terkejut dengan tindakan Jin Hyun.
Ceklek!!!
Pintu terbuka dan menampakkan kepala Mi Rae dan membuat kedua orang di dalam kelabrakkan. Mi Rae pun ikut terkejut dengan posisi Jin Hyun dan Hila yang sedikit merapat itu. Ia juga menatap ciput ninja yang masih di pegang oleh Jin Hyun, dengan tatapan itu Jin Hyun ikut menatap ciput ninja yang ada di tangannya dan baru menyadarinya. Ia langsung melemparnya ke arah Hila yang tadinya mematung, kini bereaksi menangkapnya.
Rambut Hila sedikit berantakan, ia membenahi rambutnya yang berantakan itu sambil menatap lantai karena malu. Melihat kejadian langka yang menarik itu Mi Rae malah terkikik geli.
Jin Hyun menghela nafas berat dan menghampiri Nunnanya dengan tatapan tajam
"Nunna!" geramnya lalu mendorong tubuh ramping Nunnanya.
"Hahaha, yak!!! Jin Hyun-ah, kau tak perlu malu. Aku mengerti..haha" tawa Mi Rae meledak.
Jin Hyun terus mendorongnya hingga mereka berdua keluar dari kamar, meninggalkan Hila sendiri.
Hila yang masih syok plus(+) jantungan, hanya menatap kepergian mereka dengan perasaan tak menentu. Ia menatap ciput ninja yang ada di tangannya, dan juga hijabnya yang tergeletak di lantai. Ia mengambil hijabnya, lalu menghela nafas lega. Lalu dengan gontai ia berbalik dan berjalan menuju kamarnya.
Di lantai dua, di taman belakang rumah.
"Yak!!! Jin Hyun-ah. Kau tak perlu mendorongku seperti ini! Hahahaha..."
Mi Rae masih saja didorong oleh Jin Hyun sampai menuruni tangga. *Catat dorongannya lembut kok, masih dipegang pundaknya, walaupun lagi kesel.
Mereka berhenti di taman mini buatan di dalam rumah. Jin Hyun melepaskan pegangan tangannya di pundak sang kakak dan duduk di salah satu gazebo di taman itu dengan wajah super datar. Jin Hyun memang jarang mengekspresikan sesuatu, sehingga jarang yang bisa membaca raut wajahnya. Ketika marah, terkesan, bahagia, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain. Ekspresinya sama, bahkan Mi Rae dan Hye Mi sebagai kakak kandungnya saja sulit menafsirkan setiap ekspresi adik laki-laki mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Mantan Idol (END)
Fanfic©AubiAtmariniAiza Judul awal: Dua Lapisan Kisah di Balik Cerita Hight rank 29 Juni 2019 #1 Indo Korea Ditulis: 15 Januari 2018 - 10 Juni 2018 Revisi: 05 Maret 2020 - Fahila atau Na Young menjalani kehidupannya dengan lapang, dijodohkan oleh orang t...