Aku Tak Mau Kehilanganmu

3K 219 26
                                    


PEMINDER BELUM DIREVISI, biasa lagi males and sibuk juga. 😣

Vote vote and coment, biar cepet upnya!
.
.
.
.
.
.
.

"Sayang..." panggil Hila tiba-tiba.

Jin Hyun langsung membuka mata, dan benar saja dugaan Hila, ternyata Jin Hyun pura-pura tidur.

Ia kemudian tersenyum menatap Hila yang masih dalam dekapannya.

"Aku tak salah dengar kan?" tanya Jin Hyun menggoda.

Sementara itu, wajah Hila memerah.

"Ak.... Aku tau kamu belum tidur." ucapnya terbata.

Jin Hyun masih tersenyum menatap mata Hila yang jernih itu. Seperti sedang menyelami semua yang ada pada diri Hila, melalui tatapannya.

"Aku tak mau kehilanganmu...." ucap Jin Hyun tulus, ia kemudian membelai rambut bergelombang milik sang istri. "Aku bisa gila kalau itu terjadi...." ia mendekatkan wajahnya, kemudian menyatukan kening keduanya.

Mata mereka beradu, bukan karena saling membenci, tapi karena saling mencintai. Namun Hila masih meragukan perasaannya sendiri, ia bingung apa yang terjadi padanya.

"Ku mohon.... Jaga dirimu, jangan tinggalkan aku."

Jin Hyun masih berceloteh seperti anak kecil yang tak mau ditinggal ibunya.

"Berhentilah bersikap seperti ini...." Hila mulai gerah.

Jin Hyun tak mau melepas posisi mereka yang cukup..... Menggelikan, tapi bagi pasangan yang sudah sah, itu posisi dimana mereka bisa saling mengungkapkan isi hati.

"Kamu harus memilih perusahaan Jin Hyun-ssi.... Jangan hanya karena aku, keluargamu dikorbankan. Kontrak kita tinggal setengah tahun lagi kan? Dan itu lebih baik, kita bisa berpisah dengan damai. Semuanya bermula atas dasar paksaan, dan kita berakhir dengan baik-baik."

Deg!

Dada Jin Hyun mendadak sesak, ia memejamkan mata, berharap semua yang dikatakn Hila adalah bunga tidur yang tidak akan pernah bisa menjadi nyata.

"Aku bukannya tidak menghargai perasaanmu, tapi aku memikirkan semuanya. 2 tahun lebih aku bersama keluarga ini, aku pun merasakan bahwa mereka begitu baik padaku." ia menjauhkan kepalanya dan menatap Jin Hyun lekat.

Jin Hyun masih memejamkan mata dengan nafas memburu, seolah menahan tangis yang kapan saja bisa pecah.

"Aku tidak ingin menjadi penjahat disini, aku tak ingin terus-terusan berbohong pada semua orang dan membuatmu susah. Aku menyayangi kalian semua...." tangannya membelai rambut coklat sang suami yang masih menahan tangis. "Maafkan aku yah? Belum bisa menjadi istri yang baik untukmu, tapi aku berharap kamu sehat selalu. Demi semua orang yang bergantung padamu.... Kamu ini calon pemegang perusahaan besar di Korea ini Jin Hyun-ssi." ucapnya lagi.

Jantung Jin Hyun berdetak lebih kencang dari biasanya, bukan karena berdebar. Tapi karena takut, takut kehilangan gadis didepannya itu. Tangan kecil Hila masih membelai rambut Jin Hyun penuh kasih, berharap ada pengaruh yang bisa meredam kegundahan hati sang suami.

"Aku yakin kamu bisa menghadapi semua ini.... Aku akan memanfaatkan masa terakhirku bersamamu, dengan peranku sebagai seorang istri. Mendampingimu dan menguatkanmu." ia tersenyum pilu, matanya sudah berkaca-kaca. "Ku harap, setelah kita berpisah nanti... Kita masih bisa berteman, bukan berarti berpisah dan menjadi musuh. Aku juga akan mengunjungi Na Rie dan Onnie Mi Rae, menemuimu juga." ucapnya lagi, susah payah menahan tangis. "Bukankah itu lebih baik? Dan kamu bisa menjaga keluargamu, dan kita masih bisa berteman. Aku..." ucapnnya terpotong oleh suara Jin Hyun yang mulai diiringi air mata.

Suamiku Mantan Idol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang