Change 2. Chapter 6.

23 3 2
                                    

Sudah lima hari ini, aku terus saja mendapatkan surat misterius ini.
.
.
.
Entah dari mana datangnya. Aku setiap hari mendapatkan surat ini. Aku mulai ngeri dengan kelakuan pengagum rahasia ini ini. Aku seperti di mata-matai saja.

"Aku pulang." Sapaku ketika sampai di rumah.

"Juju, kau sudah pulang. Setelah ganti baju kau sarapan ya." Balas ibuku.

"Baik bu."

Dengan langkah gontai aku mulai menaiki tangga menuju kamar.

Ketika aku membuka pintu kamar, terlihat seorang pria yang duduk bersandar dikepala ranjang sambil membaca buku.

Ckckck.....
Ini adalah kebiasaan baru Shin belakangan ini. Dia selalu membaca buku dikamarku. Memangnya kamarku perpustakaan?

Aku tidak peduli dengan hal itu. Aku melempar tasku keranjang, sekaligus menghepaskan tubuhku di sana.

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Shin masih fokus membaca.

"Membosankan." ucapku.

"Cepat ganti bajumu, setelah itu makan ya."

"Kau kenapa Shin?" Tanyaku merasa bingung dengan sifat Shin yang tiba tiba menjadi perhatian padaku.

"Em....... Kau jangan banyak bertanya, cepat ganti baju."

"Hm... "

Aku berjalan menuju kamar ganti. Dalam kamar gantiku, terlihat banyak sekali baju yang tergantung. Selain baju, di sini juga ada koleksi aksesoris penyihirku. Mulai dari topi dan aksesoris lainya.

Setelah selesai ganti baju, aku segera diajak ke supermarket oleh Shin. Ternyata dia disuruh ibu untuk membeli perlengkapan jahit. Pantas saja dia mengajakku.

Tapi, di sana aku melihat senior Harry dan Valent. Tanganku mengepal erat gagang troli belajaanku. Karena aku tidak suka melihat pemandangan itu, aku pergi dengan wajah masamku.

"Juju?" panggil Shin.

"Hm.." Balasku.

"Em... Nanti malam apa kau ada tugas?"

"Tidak."

"Bagus!, nanti malam kau harus menemaniku ke reuni teman temanku."

"Ha? Tapi,"

"Tidak usah tapi tapian, sebaiknya kau ikut saja. Aku sudah punya rencana."

Aku memutar bola matku dengan malas.

05.30 pm. Aku tidak tau, aku akan diajak kemana oleh Shin. Mungkinkah Shin akan memberiku kejutan? Tapi, itu tidak mungkin dan sangat mustahil.

Hingga akhirnya aku sampai di depan sebuah salon. Apa? Salon? Untuk apa? Aku baru saja ingin berbicara tapi Shin sudah menempelkan jari telunjuknya dibibirnya.

Aku pun diam dengan sedikit mencibir.

Di salon entah apa yang dibicarakan oleh kakakku dengan pemilik salon. Sampai akhirnya pemilik salon mulai menuntunku kearah ruang baju.

Tapi, bukan untuk wanita melainkan pria. Wah..... Kakakku memang tau selera baruku. Dengan cepat aku menuju kearah baju baju yang menggantung rapi.

Selama 10 menit aku memilih akhirnya aku menemukan baju pilihanku. Baju yang berwarna merah terang dengan jaket hitam pekat. Tidak lupa dengan celana jeans panjang dengan aksesoris rantai di sampingnya.

Setelah aku memakainya. Wah..... Keren sekali jika saja rambutku pendek pasti akan lebih mendukung penampilanku.

Dan, pemilik salon membawakan sebuah rambut palsu berwarna hitam dengan sepasang softlens berwarna hitam juga.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang