Cousin. Chapter 20

13 2 0
                                    

Deg.

Juju melihat matanya dalam dalam. Kegelapan sangat dominan dalam diri pria misterius ini. Kabut tebal hitam menyelimuti jiwanya. Juju yakin, pria ini sudah dipengaruhi iblis.

Rambutnya yang hitam dengan gaya rambut berponi panjang, sampai menutup matanya. Memakai topeng putih yang senada dengan kulitnya, dengan sedikit garis merah beberapa sisi topeng. Baju abu abu dengan jubah hitam membuat penampilannya semakin misterius

Satu tendangan didada, membuat pria itu tersungkur kelantai. "Uhhukk.. Uhuk" Juju segera mengatur nafasnya.

Hanya beberapa detik saja, pria itu sudah pulih. Pemulihan yang begitu cepat dari perkiraan Juju.

"Aku akan membuatmu membayar semuanya?! " pria itu terlihat marah. Dengan kecepatan yang tidak bisa diprediksi Juju, pria itu berhasil menarik rambut panjang Juju.

"Akh! " pekik Juju.
Kepala Juju sebelah kanan berdenyut denyut rasa sakitnya benar benar tidak tertahankan.

"Rasa sakit ini belum cukup, atas penghinaan yang kau berikan"

"Hentikan... " Juju meringis kesakitan.

"Menangislah, aku suka melihat air matamu. "

Ini benar benar konyol, Juju lah yang membuat kisah ini dan ia pula yang terjebak. Bagaimana nasib Juju sekarang? Apa ia akan mati konyol disini?

'Aku, aku tidak mau mati disini. Maksudku, aku belum sempat menyatakan perasaanku pada Harry.

Apa? Harry?

Aduh.... Kenapa aku masih sempat memikirkannya. Juju....... Sekarang nyawamu sedang terancam.

Oh, bagus.

Aku berbicara sendiri lagi.' pikir Juju

"Apa yang sedang kau pikirkan cantik?" pria ini benar benar mengerikan. Tatapannya yang dingin dan aura membunuh yang besar, kabut hitam yang terus menerus berterbangan disisinya.

Brrakk.......!!!!

"Lepaskan dia?! "
Teriak Arthur, membuat Juju dan pria bertopeng menoleh bersamaan. Juju juga melihat kabut hitam mulai menyelimuti Arthur, matanya merah menyala, gigi taringnya mencuat keluar, tangannya mengepal kuat. Apa dia marah?

"Akhh.... " Juju kembali meringis saat pria bertopeng ini menarik rambutnya lebih keras dari sebelumnya.

"Hai Arthur de Carlo. Ada apa denganmu? Kau marah? " sapanya dengan nada mengejek

Arthur diam, dia tidak merespon perkataan pria bertopeng ini.

"Aku hanya ingin bermain main main dengannya. Benar begitu bukan? "
Tanya pria ini. Dengan kasar, ia mendorong Juju kedepan dan membentur sudut lemari. Alhasil, dahi Juju mengeluarkan darah.

Mata pria gila ini merah menyala, ketika melihat darah segar. Arthur kali ini tidak tinggal diam. Dengan brutal ia menyerang pria bertopeng. Tapi, tidak mudah untuk mengalahkan pria bertopeng.

Dengan pukulan yang cepat dan keras, pukulan Arthur berhasil mengenai perut pria bertopeng. Juju sangat yakin rasanya pasti ngilu.

Karena merasa akan dikalahkan oleh Arthur, pria bertopeng kembali menarik rambut Juju dan membawanya keluar dari jendela. 'Elfan, dimana kau?'

Detik berikutnya Juju sudah mulai merasakan desiran angin yang begitu kuat dan bergitu dingin, ia sudah merasa bahwa kematiannya sudah dekat.

Ketika pria bertopeng melesat dari jendela, sebuah anak panah berhasil melukai tangannya. Entah sengaja atau tidak, ia menjatuhkan Juju. Juju yang masih dalam keadaan sadar dan tidak sadar, hanya bisa pasrah.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang