Vampire?. Chapter 14

21 2 0
                                    

Malam pun tiba, aku segera mempersiapkan diri untuk melarikan diri dari istana ini.

Baju terusan hitam yang dipadu dengan warna putih selutut. Dengan bagian bawah berlapis lapis, sehingga terlihat sedikit mengembang. Dengan pinggiran berwarna putih.

Sepatu boot hitam bertali terpasang dikakiku sepanjang betisku. Tidak lupa jubah panjang bertudung yang menutupi seluruh tubuhku. Sekarang aku sudah mirib seorang Witch.

Ditengah malam, aku dan Elfan berjalan mengendap ngendap layaknya pencuri. Tapi Elfan tidak berjalan, akulah yang berjalan.

Aku dan Lobert sudah sepakat untuk bertemu dibelakang istana, yang mengarah langsung kehutan. Sebenarnya aku takut berjalan sendirian kehutan.

Elfan? Peri kecil itu? Bagaimana mungkin dia bisa melindungiku dengan ukurannya yang seperti itu. Dia hanya sebagai petunjuk jalanku saja.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Lobert datang.

"Juju, aku harap kau selamat sampai tujuanmu. Dan jangan mudah menyerah. " Lobert berkata seolah olah aku dan dia tidak akan bertemu lagi, oh jangan bodoh Lobert. Aku pasti akan selamat, ini cerita dongengku, buatanku, dan aku adalah tokoh utama, tidak mungkin aku mati konyol.

"Pasti, kau juga harus ingat. Apapun yang dikatakan ibu kau Harus menurutinya. Jangan sampai ibu curiga kalau kau tidak pernah minum jus hypnopoison itu. "

"Pasti, kau memang adikku" Lobert segera memelukku erat, seperti tidak ingin melepasku. Aku pun membalas pelukannya.
"Aku menyayangimu" ucapnya sekali lagi dengan suara lirih dan tulus.

Apa yang terjadi padaku, apa aku sudah menyukai seseorang yang sudah menganggapku adik?

Lobert segera melepas pelukannya dan mengecup ringan keningku. "Selamat tinggal" aku mengangguk meresponnya. "Bawalah pedang ini, kau boleh menggunakannya jika kau dalam bahaya. "

"Terima kasih"

"Aku mencintaimu" desiran suara lembut membuatku berhenti sejenak. Tapi, aku segera menepis pemikiran anehku.

Aku segera berlari menuju hutan yang sangat gelap gulita. Dengan berbekal lampu pelita yang ku bawa. Sedangkan Elfan terbang disekitarku dengan cahaya perinya.

"Lebih baik kau berhati hati, disini sangat banyak mahluk mahluk penghuni asli HarJu. "

Baru saja Elfan berkata seperti itu. Tiba tiba sosok bayangan hitam melintas di belakang kami. Sontak kami terkejut, lebih tepatnya aku yang terkejut.

"Apa itu? " tanya Elfan, yang aku tidak tahu jawabannya.

"E.. Entahlah" jawabku ragu ragu. Kami kembali menyelusuri jalan yang tidak tahu akan kemana.

Sudah sekitar hampir 2 jam aku berjalan, aku segera berhenti sejenak. Aku rasa aku perlu istirahat untuk melemaskan otot otot kakiku yang sudah mulai terasa kaku.

Ggggrrrrhhhhh

Sontak aku terkaget dengan suara mengerikan itu, hampir saja jantungku copot. Burung burung juga terlihat ketakutan. Mereka serempak berkicau sambil berterbangan kesana kemari.

Tamatlah riwayatku.

Itu pasti Troll, mahluk jelek berlendir itu. Akan segera datang kesini. Troll yang kuciptakan memakan apa saja termasuk manusia. Kalau aku tahu aku akan menjadi santapannya yang pertama, aku tidak akan pernah menciptakanya dalam ceritaku.

Tapi, seorang Juju tidak boleh panik, ini ceritaku, aku adalah tokoh utama. Tokoh utama tidak mungkin mati sia sia.

Aku segera mengangkat pedang yang terselip di pinggangku.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang