Juju And Dragon. Chapter 26

5 1 0
                                    

"Ayo kita berangkat."
.
.
.
.
.
Juju pov
Tiupan angin kencang menerpa tiga sekawan yang tengah duduk di atas punggung naga yang tidak henti-hentinya mengepakan sayapnya. Ketiga orang itu telah bersiap untuk melawan kekejaman Lord Devil, yang ingin menjadi dewa di negeri ini.

Pohon pohon yang menjulang sangat tinggi dengan daun daun yang sangat lebat. Ditambah dengan kabut tebal yang menyelimuti hutan ini. Jangankan mahluk hidup, sinar matahari saja tidak mampu untuk menembus hutan ini. Tidak heran jika hutan ini disebut hutan iblis.

Dari informasi yang sudah aku dapatkan, barang siapa yang masuk kedalam hutan iblis tidak akan pernah kembali. Alasanya, karena kabut hutan iblis membuat jarak pandang melemah, dan berhalusinasi. Ditambah dengan bantuan para iblis yang membuat mahluk hidup menyesal telah memasuki hutan tersebut. Memang tempat yang cocok untuk menyembunyikan sebuah jantung iblis. Tetapi jika kita memiliki tekad yang kuat, maka kekuatan Lord Devil akan melemah.

Saat ini aku ditemani tiga temanku termasuk Haku, dibekali senjata masing masing. Alexa dengan senjata panahnya, Elfan dengan dua pedang bermata tiga, Haku dengan zirah bajanya dan aku dengan sebuah tongkat sihir. Selain itu kami juga dibakali dengan beberapa mantra sihir.

"Disana!" seruku menunjuk sebuah titik ditengah hutan. Kami bertiga berpegangan erat pada Haku. Ia meluncur kebawah dengan sangat cepat.

Saat kami mendarat, tanah disekitar sedikit bergetar dengan daun daun kering yang terbang berhamburan dan jatuh menghujani kami. Seakan ini seperti sambutan hangat dari hutan ini atau mungkin sambutan kematian(?)

Aku merasakan ada mahluk lain selain kami. Dan yang benar saja, segerombolan orc datang menyerbu kami dengan membawa tongkat berduri dikedua tangan mereka. Cihh, mereka pikir kami takut?. Aku dan yang lainnya segera mengambil ancang ancang untuk menyerang. Tapi, sebuah semburan api berhasil membakar sebagian besar dari mereka, dan sisanya melarikan diri. Aku pikir ini permulaan yang bagus, kami tidak tahu rintangan apa lagi yang menanti didepan sana.

Setelah beberapa meter kami berjalan, kami dikejutkan oleh gerakan akar pohon yang tiba tiba memilit kaki kami. Semakin meronta, semakin kuat lilitan pohon itu. Tetapi, dengan sekali tebasan, Elfan mampu melepas kami dari lilitan akar pohon itu.

"Maafkan aku para pohon" guman elfan dan meletakan kembali pedangnya dipunggung.

"Seharusnya kita sudah berada di gua tempat Lord Devil menyimpan jantungnya." ucap Alexa.

"Memang benar, dan sekarang kita sudah sampai." aku sangat yakin bahwa gua itu sudah didepan mata. Aku mencoba berkonsentrasi dan berkata "Hexia Defendo" aku mengarahkan tongkat sihir ku tepat didepan.

Bleessss.....
Terpaan angin yang  lembut mengibaskan rambut dan jubah kami. Kabut tebal menghilang dan menampakan sebuah gua yang sangat sangat besar dengan mulut gua yang menganga lebar. Dikelilingi oleh sungai lava sangat panas sampai terlihat meletup letup.

"Tunggu apa lagi, ayo kita kesana dengan Haku." ujar Elfan.

Aneh, apakah semudah itu masuk kedalam gua? Dan dimana naga penjaganya?
"Tunggu." aku memperingatkan Elfan yang ingin naik ke punggung Haku.

Dan benar saja, batuan batuan lava berterbangan dan percikan percikan lava bercipratan kesegala arah. Angin kencang dan panas berhembus keluar dari sungai lava.

"Totallus" aku mengarahkan tongkatku keudara, dan berhasil menciptakan dinding es yang menyelimuti kami. Efek dari bebatuan lava itu sangat kuat, dinding esku sampai meleleh dibuatnya.

Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatianku. Sesosok mahluk besar berwujud naga hitam muncul dibalik asap tebal dari dinding es yang terkena lava panas.

Naga hitam dengan perawakan besar dan mengerikan, dengan saya berkuku tajam yang siap merobek musuh. Matanya merah menyala, taring yang mencuat panjang keluar dari mulutnya. Ia berjalan mendekati kami dengan menacapkan kuku kukunya ke tanah sebagai kaki tambahan.

Naga tersebut lantas menggeram tertahan, memamerkan deretan gigi giginya yang runcing. Kami terdiam mematung dengan tangan yang menutup telinga. Raungannya bak gemuruh panjang. Suaranya sangat menakutkan, bahkan burung burung iblis berterbangan tanpa arah. Pantas saja, banyak yang takut mencari jantung iblis setelah bertemu langsung dengan mahluk penjaga gua iblis ini.

Naga itu menyerang dengan nafas apinya. "Scivolo icebergi!!" teriakku menembakan bongkahan es besar. Memang, diantara kami akulah yang paling ahli dalam mantra sihir.

"Giliranku!!" tungkas Elfan mengeluarkan sayap perinya dan melesat keudara. Ia terbang keatas naga itu dan menebas punggungnya, yang menyebabkan punggung naga itu terkoyak. Tapi selang beberapa detik luka naga itu perlahan menutup.

Bakat penyembuh? Ini tidak bisa dibiarkan. "Impiahtio" aku menumbuhkan tanaman besar dan meliliti tubuh naga itu sampai menempel ditanah.

"Ini giliranku!!" pinta Alexa yang mengarahkan panahnya ke sang naga. "Dardosioso!!" teriak Alexa dengan menghujani naga itu dengan ribuan anak panahnya.

Haku terbang dan menghempaskan naga itu dengan ekornya, sampai terpental cukup jauh. Aku merasa ini belum berakhir.

Naga itu bangkit dan menggeram lebih keras lagi. Luka luka yang telah kami buat menghilang seketika. Astaga, ini lebih cepat dari yang ku kira. Dengan secepat angin, ia membalas serangan Haku. Haku terlempar keudara. Ia juga menyerang Elfan dengan terus menyemburkan nafas apinya secara bertubi tubi. Tetapi buka Elfan namanya kalau bukan penerbang yang lincah.

Entah sejak kapan Haku bangkit dan menyerang naga itu, ini terjadi begitu cepat. Aku sampai tidak sempat berpikir mantra apa yang mampu menyerang naga itu. Pertarungan naga diudara masih terus berlangsung. Haku terus menyerang naga itu dengan brutal, tetapi naga itu tidak kalah brutal.

Alexa membidik naga iblis itu, anak panahnya melesat keudara. Dengan cepat panah itu menjadi sangat besar dan mampu menembus perut naga itu. Tapi itu percuma saja, bakat penyembuh naga itu semakin tinggi dengan semakin banyaknya luka ditubuhnya.

Elfan juga ikut menyerang naga itu, ia menebas dari arah belakang. Tapi ia kalah cepat, naga itu berhasil menghindar. "Scivolo icerbigio!" aku tidak bisa terus terusan menjadi penonton, disini akulah yang membuat cerita ini. Aku pemeran utamanya!

Bongkahan demi bongkahan es ku tembakan keudara. Alexa juga tidak tinggal diam ia juga menembakan ribuan anak panahnya. Naga itu terlihat kesakitan, ia menggerang sangat keras.

Hutan iblis ini memang tempat para iblis dan mahluk jahat lainnya. Untungnya kami membawa jimat penangkal iblis yang melingkari leher kami.

Disaat aku berfokus pada tembakan tongkat sihirku, pikiranku tiba tiba berkecambuk. Aku terhenyak entah kenapa. Nafasku menjadi berat dan cepat. Aku merasa kebingungan dengan diriku sendiri. Aku seperti berada dalam dejavu. Tangan kiriku meremas kuat kerah bajuku, menahan rasa sesak didadaku. Sementara tangan kananku masih setia menembakan peluru es.

Air mata yang tiba tiba menetes tanpa izinku. Kakiku menjadi lemas, tubuhku terhuyung kebelang. Otomatis tembakanku meleset, sang naga segera menangkis seranganku. Peluru es tersebut terlempar kearahku.

Aku yang masih tersadar segera berlari, tetapi sebuah akar pohon melilit kedua kakiku dengan sangat kencang. Sejak kapan aku terlilit? Cihh, ini pasti gara gara aku tidak fokus tadi. Merepotkan.

"Juju!!!" pekik Elfan dan Alexa memperingatkanku. Tapi, aku masih belum yakin akan mati disini. Tapi,

Brrrakk!!!
Peluru es tersebut hancur berkeping keping menimpa punggung Haku, yang bediri didepanku dengan menangkupkan kedua sayapnya. Aku hanya bisa membeku melihatnya.

"Aahhhhgg..." Elfan terpental keras ketanah akibat dari serangan naga itu.
"Ahhkkk!!!"
"Tidak!!" teriakku.
Ini terjadi begitu cepat, Alexa juga menerima serangan api dari naga itu.

Detik berikutnya naga iblis tersebut mengeluarkan sebuah anak panah raksasa yang terbuat dari bara api dari mulutnya. Yang siap ia tembakan kearah,
Haku?

Tbc

Haii semua
Yosh, kali ini aku bakalan update sesuai jadwal.
Yaitu setiap hari senin.

Semoga kalian gak kabur baca cerita abal abal ku ini🙏
Selamat menunggu chapter selanjutnya.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang