OVA 4.

27 0 0
                                    

Jam kosong di siang hari adalah hal yang menyenangkan. Mataku yang sudah lelah melihat tulisan-tulisan dan angka-angka, membuatku sangat mengantuk. Lalu, entah kenapa mata pelajaran di jam-jam terakhir merupakan mata pelajaran yang paling ku benci? Tapi syukurlah, hari ini jam kosong.

Sebelumnya aku sudah sering ke perpustakaan untuk sekedar membaca atau mencari keheningan. Tapi kali ini, aku rasa bukan keheningan yang ku dapat.

"Oh? Juju!!"
Dev menghampiriku dengan membawa setumpuk buku di tangannya.

"Dev? Kau di sini juga?"
Aku hanya sekedar basa-basi dengannya. Aku tahu, dia pasti di minta untuk mengambil buku paket di perpustakaan oleh wali kelasnya. Atau mungkin, dia sendiri yang mengajukan diri untuk membantu gurunya.

"Oh? Maaf anak-anak, sepertinya bapak lupa membawa buku paket lagi." Ucap seorang guru berambut hitam nan berkilau sambil tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang juga berkilau.

"Guru!!!! Saya akan mengambilkannya untuk guru!!!" Dev adalah siswa yang sangat mengagumi sosok guru itu. Bahkan warna rambut dan bentuk alis mereka terlihat mirip.

"Bagus, semangat anak muda itu yang harus ditonjolkan!"

"Baik guru!" Ucap Dev berbinar-binar, yang ditatap aneh oleh seisi kelas.

Mereka berdua konyol.

"Aku diminta untuk mengambil buku ini."

"Oh, semangat!"

Aku berbalik hendak mencari buku di rak-rak yang berjejer rapi. Mataku langsung menangkap seseorang yang ku kenal, "Peter!"

"Senior Juju?"

"Aku baru kali ini melihatmu ke perpustakaan."

"Aku di minta untuk mengumpulkan tugas ini." Jarinya yang putih menunjuk ke arah tumpukan buku di atas meja.

Sesaat kemudian, sepasang siswa siswi terlihat memasuki perpustakaan dengan map di masing-masing mereka. Senyuman manis dan cara berjalan yang anggun, adalah sosok yang paling ku benci. Wajah datar tanpa ekspresi berambut perak dan berkulit putih adalah sosok yang ku kagumi.

Lagi-lagi, mereka bersama.

"Harry, Valent? Wah..., Kebetulan sekali." Ucap Dev.

Aku hanya terkekeh pelan menanggapinya. Tanganku terulur meraih rak buku paling atas, biasanya aku mengambil buku tanpa masalah. Tapi,

Bruk
Untuk pertama kalinya aku gagal, aku tidak sengaja menjatuhkan buku ke atas kepalaku. Atau, bisaku bilang kecelakaan yang ceroboh.

Alhasil, ujung runcing dan lancip berhasil menggores dahiku. Terlihat luka kecil di sana. Rasa sakit memang tidak seberapa, tapi rasa malu ku yang menjadi masalah.

"Juju/Juju?" Dev dan Peter terlihat terkejut melihatku. Aku menutupi dahi dengan telapak tangan sambil mengibaskan tangan yang lainnya. Mengisyaratkan bahwa aku tidak apa-apa.

Jari putih Valent di tempatkan di bibirnya terkejut.

Author Pov
"Juju/Juju?" Seru Dev dan Peter.

"Ju-" satu kata terpotong dari bibir Harry. Tangannya hendak terulur untuk memeriksa keadaan Juju. Tapi, itu semua mustahil.

Juju sudah berada diantara laki-laki yang dengan sigap memberikan perhatiannya. Tangan yang masih tergantung, ditarik kembali ke saku celananya.

Juju membuka tangannya, luka goresan itu mengeluarkan sedikit darah segar. Mata Harry membulat, tanpa pikir panjang ia merogoh tissue yang ada di kantongnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang