OVA 3

30 1 0
                                    

Juju memfokuskan pandangannya kearah jendela mobil yang masih diguyur hujan. Ia sangat kesal dengan Shin yang hadir di saat yang tidak tepat, mungkin Shin akan mengolok-olok dirinya saat tiba di rumah. Lalu, apa maksudnya ia dan Peter duduk berdua di kursi belakang? Masalahnya dia adalah adik kandungnya, apa kotak sepatu lebih penting dari padanya dirinya? Sehingga kotak sepatu itu harus berada di kursi bagian depan?

Mengingat apa yang terjadi padanya dan Peter membuat pipi Juju bersemu merah. Juju berharap Shin tidak menyadarinya.

Kriittt.....

Mobil yang mereka kendarai berbelok tajam ke kanan. Tubuh Juju terantuk di kaca mobil, sedangkan Peter terhempas kearahnya. Kedua tangan Peter digunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak menyentuh Juju, tapi jarak wajah mereka sangatlah dekat.

Peter menjauhkan tubuhnya dengan segera dan langsung menatap keluar jendela. Setengah dari seragamnya memang basah, tapi suasana di dalam mobil mendadak panas baginya.

Mata Juju langsung mengarah pada kaca spion yang terpasang di depan. Juju menatap mata sipit itu dengan bengis, ia tahu ini adalah ulah kakaknya.

"Maaf, jalannya sangat licin." Ujar Shin dengan terkekeh pelan. Juju mendengus kesal dengan tingkah sok peka Shin.

Hujan hari itu sangat lebat, petir masih terus menggelegar. Shin meminta Peter untuk menginap semalam di rumahnya, karena rumah Peter masih jauh. Bukannya Shin tidak mau mengantarnya, tapi cuaca saat ini tidak memungkinkan.

"Ibu dimana?" Tanya Juju mengambil handuk.

"Ibu sedang di rumah teman butiknya. Ibu bilang akan menginap di sana. Aku sudah minta ijin pada ibu."

"Ohh...."

Peter tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya diam tak berkutik di samping pintu masuk.

"Kau kenapa masih berdiri? duduklah."

Dengan kikuk Peter menuju sofa dan meletakan bokongnya di sana. Sebelumnya Peter sudah menelpon ibunya, bahwa ia akan menginap di rumah teman laki-lakinya.

Juju meminta Peter untuk mengganti seragamnya yang basah, ia menawarkan baju Shin. Untung saja ukuran tubuh Peter hampir sama dengan Shin.

*Mansion Nora*
Semua anggota keluarga Nora telah berkumpul di meja makan, dengan hidangan mewah dan berkelas. Tinggal satu anggota keluarga yang belum hadir.

"Nona Valent?" Panggil Harry dari balik pintu kamar Valent.

Valent yang masih memainkan ponselnya secara horizontal, merasa tidak senang dengan aturan keluarga ini yang tidak ada habisnya. Dengan malas, Valent segera menuju ruang makan. Ia berjalan di belakang kakak sepupunya.

"Nona Valent masih memainkan game itu?"

"I-iya."

Harry memutar bola matanya malas. Bukannya ia melarang adik sepupunya untuk main game, tapi Harry hanya tidak menyangka. Waktu berharga Nona Valentnya disia-siakan untuk hal-hal yang tidak penting.

Payung yang di pinjam Harry kemarin masih tersimpan rapi di tempat khusus payung. Ia akan mengembalikannya besok. Kebetulan besok adalah hari Minggu, jadi ia tidak punya jadwal penting di Mansionnya.

*Rumah Juju*
"Peter malam ini, kau akan tidur di kamar tamu sebelah sana." Tunjuk Juju pada ruangan yang di maksud.

"Iya." Respon Peter dengan tangannya yang masih sibuk dengan makanan di depannya.

"Mungkin kau perlu menyapunya sedikit, karena kamar itu sekarang jarang digunakan." Shin menimpali yang dibalas anggukan oleh Peter.

Setelah acara makan malam. Juju segera menuju ke kamarnya, ia ingin sekali berbaring cantik di kasur empuk. Matanya menyipit menatap lampu kamar yang terlalu terang jika di lihat. Tangannya terulur seakan menangkap cahaya itu, "mungkin aku harus melepasmu jika itu membuatmu bahagia. Harry."

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang