Mr. Tinny. Chapter 17

13 2 0
                                    

Apa mungkin aku akan mati disini? Akh, tokoh utama tidak mungkin mati konyol.

Tapi'kan tidak semua tokoh utama selalu selamat dan berakhir bahagia'kan? Bisa saja aku mati.

Ohh....... Tuhan bantu aku.

"Kebiasaan bangun kesiangan. " celetuk Elfan.

"Diam kamu?! "

"Seharusnya kau yang diam, apa kau lupa tugasmu di kastil ini? Kau itu pelayan. "

Oh tidak, ucapan Elfan benar. Aku harus segera bersiap siap.

Dengan secepat kilat aku langsung menuju kamar mandi. Sejenak aku terkagum kagum melihat disain kamar mandinya yang sangat klasik. Tapi aku segera mengesampingkan rasa kagumku. Aku segera merendam tubuhku di bak mandi.

Setelah kurang lebih lima belas menit aku mandi. Aku langsung memakai baju khas pelayang era sembilan belasan.

Sial, lagi lagi aku harus berhadapan dengan yang namanya korset. Huft, aku harus sabar.

"Elfan! Jangan ngintip?! " ketusku. Padahal aku tahu Elfan sebenarnya ada diluar jendela dan tidak mengintip. Hahahaha, aku hanya ingin mempermainkannya.

"Dasar bodoh, aku tidak mengintip. " elaknya dengan nada kesal.

Aku terkekeh geli mendengar suaranya.

***
"Pelayan?! " teriak Arthur dengan suara khas orang marah.

Aku yang melintas didepan kamarnya terpaksa harus menemuinya. Dengan berjalan agak cepat dan menundukkan kepala, aku segera datang.

"Permisi tuan, ada yang bisa saya bantu? "

"Ambilkan aku baju dilemari" perintahnya, dengan memunggungiku.

"Baik tuan"

Aku mengambil baju yang Tuan Arthur maksud.

"Ini, Tuan"

"Bagus, sekarang bersihkan sepatuku." titahnya lagi.

'Bersihkan sepatunya? Tapi'kan sekarang aku harus kekamar Nona Alexa. Bagaimana caranya aku menolaknya ya? '

"Pelayan?! " bentaknya cukup keras. Oh tidak, aku tadi melamun. Pelayan yang tidak menuruti perintah tuannya, itu sama saja menghianatinya.

"Ma-maaf tu-tuan"

Aku segera mengambil sepatunya dan membersihkanya.

Ugh..., kepalaku terasa berat dan pusing. Badanku lemas, sangat lemas. Aku rasa, aku hanya bisa menggerakkan jari jari tangan saja. Nafasku pendek, aku harus segera keluar dari sini.

"Tuan, sepatu anda sudah bersih. Saya harap, tuan mengizinkan saya pergi. Karena, saya ada perlu dengan Nona Alexa. "

"Hm" responnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku tebal yang ia baca.

Aku membungkuk hormat, dan pergi dari kamar Tuan Arthur.

Oh tidak, aku sangat pusing. Seluruh tubuhku sangat pegal dan tidak bertenaga. Bagaimana ini. Kamar Nona Alexa yang berada beberapa meter dari kamar Tuan Arthur, rasanya sangat jauh sekali.

Samar-samar aku mendengar Elfan berteriak memanggil nama ku. Penglihatanku semakin kabur. Dan aku tidak tahu apa yang terjadi.

Alexa Pov.
Pagi yang sangat cerah, aku tidak sabar ingin menunjukan gaun-gaunku pada Juju. Aku harap ia akan menjadi teman terbaikku.

Alexa pov
Brugh

'Suara apa itu?' batinku. Sedikit terkejut.

Aku segera memeriksanya keluar kamar.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang