Rain Drops. Chapter 8

23 3 1
                                    

"Juju?! " panggil salah satu temanku dengan cukup keras.
.
.
.
.
.
"Apa? " reponku dengan datar.

"Para senior dipanggil untuk berkumpul di Aula. "

"Hn, terima kasih. " sebenarnya aku sangat malas sekali ketika diperintahkan untuk berkumpul. Aku capek, aku bosan, aku muak dengan semua ini.

..........
..........
Ketika sedang rapat, aku sama sekali tidak menyimak materi yang dibicarakan oleh kepala sekolah.

Walaupun aku tidak menyimak. Tapi, ada satu pengumuman yang aku dengar yaitu nanti sore rapat lagi.

Huft.... Sebenarnya aku sangat malas untuk pergi. Tapi, aku bukan orang yang lemah atau cepat menyerah.

--0--
Jam menunjukan pukul tiga sore. Saatnya aku untuk pergi kesekolah. Baru saja aku ingin mengambil skateboardku. Tapi, Valent sudah menjemputku. Sebenarnya aku enggan menumpang di mobil Valent. Entah bagaimana cara mendeskripsikannya, yang jelas aku enggan dan sangat enggan.

Dengan memasang wajah ceria aku masuk kedalam mobil Valent. Seperti yang sudah ku duga, disana terdapat Harry dan supirnya. Ha? Supir? Tidak biasanya Harry mengajak supir. Tapi, ya sudahlah, aku tidak mau ambil pusing.

Dalam perjalanan, keheningan menyelimuti kami semua. Semuanya sibuk dengan kegiatannya masing masing. Valent sibuk dengan handphone-nya, aku berani bertaruh bahwa Valent sedang chatting dengan Senior Alvin. Itu sudah terlihat dari wajah Velent yang memerah.

Sedangkan Harry sedang sibuk dengan buku tebalnya. Entah apa isinya aku tidak peduli. Pak supir, ia pastinya sibuk dengan kegiatan menyupirnya. Dan aku, aku juga sibuk dengan buku komik Rakugakiku.

Dengan menggunakan tongkat sihir Anthena yang digunakan Hayuma, ia bisa melindungi teman wanitanya, Chinatsu. Kalau saja aku mempunyai teman sebaik Hayuma, aku pasti akan senang sekali.

Tak terasa, ternyata sekolah sudah sampai. Aku menghela nafas beratku. Ketika, melihat Valent dan senior Harry berjalan bersama. Jujur, sejak dulu aku paling tidak suka menjadi orang ketiga.

Kalian tahu? Ini rasanya sangat sakit. Hatiku merasa seperti diiris. Nafasku menderu. Tanganku tak henti hentinya mengepal kuat. Rasanya aku ingin memukul wajah kedua insan yang berada didepanku ini

Tidak hanya di perjalanan mereka bersama, tapi didalam aula, di kantin sekolah, mereka selalu bersama. Dan, kalian tahu apa yang dikatakan Valent?
'Juju kemarilah, kau kan kesini bersamaku. Jadi, kau harus selalu bersamaku. ' ketika ia berbicara begitu, apa kalian tahu apa responku? Aku hanya meresponnya dengan senyuman kaku.

Sedangkan Harry hanya larut dalam diam. Sebenarnya apa maumu Valent? Kau ingin aku melihatmu dangan Harry bersama didepanku? Maaf, tapi tidak bisa. Jika saja tadi aku tidak ikut denganmu. Aku tidak akan mau melihat wajahmu lagi! 

Huft..... Akhirnya rapat sialan ini sudah selesai. Tapi, aku masih akan melihat Valent dan Harry bersama lagi. Demi coklat panas buatan ibu, aku harus bagaimana? Mungkin hari ini adalah hari tersialku. Tolong ingatkan aku untuk menulisnya dibuku harianku.

Bagaimana tidak? Sekarang aku harus bersama mereka berdua dengan jangka waktu panjang. Dan kenapa harus harus hujan? Apakah tuhan ingin menyiksaku dengan semua ini?

"Kak Harry, sebaiknya kita duduk saja dihalte depan. Siapa tahu ada taxi lewat. " ujar Valent.

"Tidak, sekarang ini sedang hujan. Bagaimana jika kau sakit nona. "
Aku merasa sesak mendengar percakapan ini. Oho, aku baru ingat dikelasku tersimpan sebuah payung. Tapi bagaimana cara mengambilnya? Semua kelas terkunci.

The Adventure Of Juju: Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang