9. |To be honest|

373 23 0
                                    

Maaf ya sya up mundur dri jadwal, ada sedikit urusan.. ada yg nungguin? Sepertinya MFW babnya ga bakalan banyak 😀.. ini part pertama ditahun yang baru yeay.. oke happy reading

***

Suara mesin Ac yang berderu menjadi backsound adegan kedua anak adam beda kelamin itu saling menatap.

Hanna memicing mata curiga, sementara pria dihadapannya menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Jelaskan, bagaimana bisa anakku memanggilmu dad? Kau mau berniat buruk" tudub hanna

Pria itu menaikkan satu alisnya.

"Well, aku juga tidak mengerti, mereka tiba-tiba memanggilku dad ketika mendengar nama vin."

Mendengar kata vin, tubuh hanna mendadak kaku.

"Fin.."tanpa sadar tubuhnya bergetar dan terisak.

Sontak vincent gelagapan,

"Hey, hey,, kenapa menangis.. aku mengucapkan yang sebenarnya.. mereka.. anakmu memanggilku dad.. karena jo keponakanku memanggil namaku.. apa yang salah?"

"Salah.. karena kau memiliki nama fin.."

"Hey.. jangan salahkan namaku. .. itu pemberian orang tuaku..  kau tidak berhak menghakiminya." Vincent Marah.

Hanna menggeleng kuat dan terisak.. bahunya bergetar.

"Kau bukan dia. Kau bukan dia.. kau bukan dia.." racau hanna pelan

Melihat keadaan hanna yang kacau vincent memeluk erat tubuh hanna. Menenggelamkan kepala hanna di dadanya. Mengusap lembut punggungnya.

"Aku bukan dia hanna.. namaku vincent. Mungkin namaku dan namanya sama, namun yang kau tahu aku bukanlah dia.."

Setelah tangisan hanna mereda, hanna menjauhkan tubuhnya dan mengusap air mata dan ingusnya di kaos vincent.

Vincent terlalu kaget, dan memandang jijik kearah hasil yang diberikan hanna hang berada di kaosnya.

Hanna terkekh geli.

"Thanks"

"Hmm.. "

"Sebenarnya namamu dan nama mantan suamiku tidak sama.. hanya nama panggilan kalian saja yang sama. Fin,  namun dia menggunakan huruf F bukan V sepertimu"

"Ya.. namun ketika kau memanggil nama seseorang, F dan V akan terdengar sama"

Hanna mengangguk.

"Mungkin mereka mendengar ketika aku memanggil nama ayah mereka, dan mereka mengingatnya."

"Well mereka memang mengingat nama panggilan ayah mereka.. apa mereka tidak mengingat wajah ayah mereka? Bagaimana bisa mereka menyebutku dad" tanya vincent penasaran

Hanna tersenyum miris. Entah mengapa ia bisa menceritakan seluruh masa kelamnya kepada vincent. Yang tak lain adalah orang asing. Namun hati hanna merasa nyaman. Tak tanpa sadar ia sudah membuka semua cerita masa lalunya. Padahal hanna adalah pribadi yang tertutup mengenai masa lalunya.

"Finno, mantan suamiku tidak pernah mau memandang mereka. Ketika melahirkan saja aku berjuang sendiri. Dia entah pergi kemana. Sampai umur sikembar dua tahun. Finno tidak pernah mau melihat wajah mereka. Meskipun aku memaksa dan memperlihatkan foto mereka. Mereka seperti sebuah kesalahan bagi finno. Dana aku adalah penyebabnya" suara hanna bergetar

Vincent mengusap lembut punggung hanna.

"Tidak perlu diteruskan jika kau tak sanggup"

Hanna menggeleng.

"A.. aku. Adalah kesalahannya, seandaianya dia tidak menikahiku, mungkin dia bisa bersama dengan wanitanya. Dan ketika wanita itu kembali dia berubah. Bimbang.. dan akhirnya aku menyerah.. lalu setelah perceraian kami.. beberapa bulan kedepan mereka melangsungkan pernikahan." Hanna terisak dengan kuat. Vincent langsung memeluk hanna dengan erat.

Hatinya ikut sakit mendengar tangisan hanna yang sarat akan kesedihan.

"Karenaku.. el dan gaby tidak pernah mengenal ayahnya, karenaku mereka tidak mendapatkan kasing sayang ayahnya.. semua karenaku.."

"Tidak hanna.. tidak.. mereka masih bisa merasakan kasih sayang ayah.."ucap vincent menenangkan

"Bagaimana bisa.. finno telah bahagia dengan keluarganya.. aku tidak ingin merusak hubungan rumah tangga orang"

"Hey.. memangnya aku menyuruhmu menjadi PELAKOR.. Aku hanya bilang el dan gaby masih dapat merasakan kasih sayang seorang ayah.. dan itu bukan dari mantan suamimu. Namun dari pria dihadapanmu"

Hanna masih mencerna ucapan vincent dan langsung terbelak kaget.

"Kau pria gila ya.. kau pasti merencanakan sesuatu yang buruk" ucap hanna memukul tubuh vincent dengan brutal.

"Aku masih waras hanna.. hanya saja, aku sudah terikat dengam kedua anakmu.. mereka seperti memberiku semangat hidup. Mereka seperti cahaya dihidupku.. selama ini hidupku monoton, tertutup dan suram"

"Kau memiliki sisi suram sepertiku?"

"Semua orang pasti memilikinya termasuk aku."

"Mau bercerita?"

"Entahlah.."

"Kau bisa bercerita ketika kau siap.. aku akan mendengarkanmu.. "

Vincent tersenyum, dan mengacak rambut hanna gemas.

"Aku pernah mencintai seseorang. Dan melakukan kesalahan, aku menidurinya tanpa sengaja. Aku menikahinya. Namun apa yang dia lakukan dia hanya mencintai hartaku. Lalu dia meninggalkanku ketika aku terpuruk" vincent bercerita dengan pandangan menerawang.

"Well.. kita memiliki kisah yang menyedihkan ya.. kita bisa menjadi teman, dan saling suport" ajak hanna

Vincent tersenyum. Dan hatinya mengahangat. 'Bolehkah aku memiliki wanita ini. Dan menghabiskab sisa hidupku dengannya.'

"Aku ingin kita bisa menjadi teman hidup, hanna" ucap vincent serius

"Hah"

"Ck.. kau itu lemot sekali"

"Tunggu.. kau .. sedang .. melamarku"

Vincent menaikkan sebelah alisnya

"KAU MELAMARKU..!" Pekik hanna

TBC

My Fault WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang