13. |She who i need|

312 17 1
                                    

Selamat pagi man-teman, bagaimana kabarnya? Sehat kan..

Ada yang nunggu cerita MFW?? Wkwkwk..sorry part sebelumnya cumaa seupil. Itu aku buat cepet-cepetan nguber paketan yang tinggal seuprit.

Aku ga tau ya man-teman ini partnya akan jadi sepanjang ulet bulu atau anaconda 😂

Semunculnya inspirasi aja ya man-teman. Kalo kalian mau nunggu teruma kasih. Kalo enggak juga gpp.

So happy reading >>>

Jonathan De vindort tengah memandang tajam kearah putra satu-satunya itu. Tubuhnya ia sandarkan pada dinding diruang baca miliknya.

Anaknya, vincent juga tengah menatap kearahnya.

"Kau serius untuk bersama dengan wanita itu?" Tanya jonathan.

Vincent yang berdiri didepan sang ayah, berjalan sedikir kearah meja dan memainkan lampu meja dihadapnnya.

"Ya"

"Tetapi sikapmu tak menunjukkan keseriusan son"

Vincent menatap kedua mata ayahnya dengan serius.

"Aku serius ayah."

Jonathan menaikkan sebelah alisnya. "Benarkah? Apa yang kau lihat darinya? Dia sudah memiliki anak"

"Entah, ketika pertama kali aku melihatnya.. hati dan pikiranku sudah tertuju padanya.. dan entah pikiran dari mana.. she who i needed "

"Kau tidak sedang mempermainkan perasaan bukan?"

"Tidak, ayah.. dia memang yang aku inginkan"

"Kau tidak akan mengulang kesalahan yang sama bukan?"

"Tidak"

"Jadi.. bisa ayah selidiki tentang masa lalu wanita yang kau bawa"

"Untuk apa, ayah?"

"Well, ayah tidak ingin kau menyesal kembali."

Vincent menggeleng

"Kali ini,.aku yakin.. dia wanita yang baik ayah.. aku mohon jangan selidiki dia, aku percaya padanya "

Jonathan tersenyum miring.

"Ingat terakhir kali saat kau akan menikahi wanita itu, ayah pernah mencegahmu bukan? Dan apa yang terjadi.."

"Itu karena aku buta akan cintanya ayah.. tapi kali ini aku yakin"

Jonathan tersenyum misterius.

"Baiklah.. mari kita menemui wanita kita."

Vincent tersenyum akhirnya ayahnya merestui hubungannya dengan hanna.

Sedang jonathan tidak tinggal diam. Dia memerintahkan anak buahnya, untuk menyelidiki wanita bernama hanna tersebut.

Jangan berbahagia dulu vinent, ayah akan menyelidiki terlebih dahulu siapa hanna. Jika dia memang baik ayah mungkin akan merestui kalian  jika ayah tidak dapat menemukan wanita itu.

Jonathan tersenyum samar dan melangkah mengikuti sang anak menemui para wanita yang mereka cintai.

Suasana dimeja makan terlihat agak kaku. Namun dengan ocehan kedua bocah kembar suasana kaku tersebut sedikit demi sedikit mulai mencair.

"Granma, abby boleh minta disuapin sama grandma?" Tanya abby dengan wajah penuh harapnya.

Dalam hati hanna merasa takut, takut jika anak-anaknya tidak diterima. Biarlah dia saja yang merasakan tapi jangan kedua anaknya.

Kecemasan hanna sirna ketika wanita paruh baya itu mengangguk dan tersenyum hangat kepada abby.

Abby langsung berteriak senang dan berjalan mendekati neneknya. Ketika abby ingin menggeser kursinya wanita itu mencegah.

"Abby duduk dipangkuan nenek saja ya" ucap wanita itu lembut

Abby terlihat sangat senang. Dan mengangguk. Mereka berdua tampak sangat harmonis, sesekali wanita itu menanyakan pertanyaan seputar kegiatan abby sehari-hari.

Lain lagi dengan el. Ia tanpak diam dan makan dengan tenang. Hanna mengetahui keinginan el yang menginginkan hal sama dengan abbu

Ketika hanna ingin menegurnya.

Kakeknya menanyakan kepada el, apakah el tidak ingin seperti abby yang disuapi dan dipangku.

Mata el terlihat bercahaya, ia menoleh kearahku meminta persetujuan. Dan aku menjawabnya dengan senyun anggukan.

Melihat mereka hanna sedikit lega, mereka kedua orang tua vincent dapat menerima kedua anakku, walaupun hanna tahu hanna hanyalah orang asing disini.

Tangan hanna terasa hangat. Ia tahu vincent tengah menggenggam erat sebelah tangannya. Hanna memandang wajah vincent yang tengah tersenyum bahagia.

Hanna membalas senyum vincent lemah, hati hanna hancur melihat senyum hangat vincent. Air mulai menggenang diujung mata hanna.

Dengan cepat hanna mengusap ujung matanya dan mulai kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya walaupun perutnya menolak.

Mual, inilah yang hanna takutkan. Apa yang akan terjadi jika kedua orangtua vincent tahu bahwa ia tengah mengandung buah hati vincent.

Memejamkan mata sejanak dan menghirup nafas perlahan. Rasa mualnya kian berangsur menghilang. Diusapnya lembut perut yang kian menonjol.

"Ada apa hanna? Kau tak suka dengan hidangnnya?" Tanya ibu vincent.

Hanna menggeleng lemah.

"Ini lezat tante"

"Tapi kenapa ekspresi wajahmu mengatakan sebaliknya"

"Mom, sebenarnya hanna sedang meng.."

Hanna mencengkram erat jari vincent.

"Saya kurang enak badan saja tante.. maaf jika sikap saya kurang berkenan. " sela hanna.

"Perlu sesuatu untuk meredakan sakitnya?"

"Tidak perlu repot tante, saya sudah merasa baikan."

"Baiklah.. "

Setelah selesai makan. Kami duduk diruang keluarga, el dan abby semakin lengket dengan kedua orang tua vincent begitupun sebaliknya.

Suasana ruang keluarga terlihat sangat hangat. Hanna hanya duduk diam sembari menyandarkan kepalanya dibahu vincent.

Vincent mengelus rambut hanna pelan sesekali mencium puncak kepala hanna. Hanna tentu merasa risih apalagi mereka sedang diperhatikan oleh kedua orang tua vincent. Hanna kembali menegakkan kepalanya dan tersenyum kaku.

Hanna tak habis pikir bagaimana bisa vincent dengan terang-terangan memperlihatkan kedekatan kita.

"Ekhem.. ayah.. "panggil vincent.

Kedua orang tua vincent menoleh kearah kami

"Ada yang ingin aku katakan"

Mata pria paru baya itu menatap kami dengan dahi berkerut

"Aku ingin menikahi hanna akhir bulan ini" ucap vincent mantab sembari meremat tangan hanna.

Kami begitu kaget. Hanna langsung menoleh kearah vincent. Apakah ia sedang bercanda.

"Karena dia sedang mengandung anakku"ucap vincent mantab sembari menatap hanna penuh cinta.

'Matilah aku, ini akan segera berakhir tuhan.' Batinku.

Tbc.

Hayoo. Disini hanna diterima ga sih? Wkwkwk.. terus siapa nih eanita yang dimaksud bapaknya vincent. Jangan-jangan ada tokoh lagi..

Tungguin aja ya man teman.
Selamat beraktivitas.

Fathaneralda

My Fault WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang