My Fault Wedding

17. | Truth about Anna|

Holla, selamat pagi kalian semua yang masih setia dengan cerita MFW. bagaimana kabarnya? Baik..

Ah besok uda 17 agustus.  Saya ucapin sekaranga aja ya.. Selamat hari kemerdakan indonesia 🎊🎊

Ada lomba apa aja ditempat kalian? Lomba tikung gebetan teman ada ga? Kalo ada mau sya daftarin nih teman saya. Mungkin dia bakalan jadi juara ☺☺😄😄

Wkwkwk.  Oke saya ga bakalana banyak cincong.  Happy reading guys>>

Terbangun dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya serta nafas yang berat. Hanna mengusap peluh yang berada dikeningnya dengan punggung tangannya.

Menoleh kesebelah, suaminya tidur dengan memunggunginya. Ah sudah biasa. Hanna tidak terkejut. Ia sudah mengetahui rahasia yang telah disembunyikan oleh suaminya.

Saat itu hanna telah sadar ketika jo ayah mertuanya sedang berbicara dengan vincent mengenai wanita yang dicintai vinvent. Anna.

Dadaku rasanya benar-benar sakit jika mengingat hal itu. Rasanya aku ingin berteriak, menangis dan memukul seraca brutal.

Jika tuhan tidak mengizinkanku untuk bahagia, mau bagaimana lagi? Tentu aku harus menjalaninya bukan? Walaupun rasanya seperti berjalan diatas batu panas, ditusuk beribu pisau kau harus tetap melewatinya bukan?

Menyerah? Oh tentu... Ide itu selalu muncul ketika hanna sudah berada pada titik buntu seperti saat ini.

Jika menyerah sesederhana seperti mengganti pakaian. Akan hanna lakukan sejak dulu.

Namun ketika ide itu muncul bayangan lain ikut terbayang. Bagaimana dengan kedua anak kembarnya? Vincent terlihat sangat menyayangi dan mengasihi mereka berdua selaknya anak kandungnya sendiri.

Apakah aku tega memisahkan mereka, terutama sikembar yang baru meraskan kasih sayang seorang ayah? Tentu tidak.

Tidak ada seorang ibu yang tega mengorbankan kebahagian anaknya demi kebahagian dirinya sendiri. Terutama hanna.

Jika harus tersakiti demi kebahagian anaknya. Akan hanna jalani.

Berjalan keluar ke arah pintu untuk menuju dapur. Ini masih dini hari, semua penghuni rumah sudah tidur. Hanna turun dari tangga dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara.