21. | Barbara |

164 11 1
                                    

Holla minna,,
Apa kabar? Maaf kalo saya terlalu lama up.

Happyy reading>>>

Suasana cafe d'rose sangat ramai, ini terbukti tidak adanya tempat kosong baik didalam cafe maupun diluar cafe. Pelayan nampak hilir mudik mencatat dan mengantar pesanan para pelanggan.

Jika para pelanggan selesai maka akan segera diisi oleh pelanggan lain yang sudah mengantre dihalaman cafe.

Pesanan hanna akhirnya tiba, tersenyum dan mengucapkan terima kasih, kini tatapan hanna beralih kepada wanita didepannya.

Wanita cantik berambut abu-abu sebahu itu mulai menyantap pesanannya. Ara nama panggilan yang selalu hanna ucapkan.

Teman masa kecilnya bersama Miguel, Ara telah menikah dan dikaruniai anak perempuan berusia 1 tahun. Sungguh tidak disangka setelah kematian Miguel, baik Hanna maupun Ara kehilangan kontak.

Dan dengan ketidak sengajaan karena Hanna menabrak bahu Ara dibelakang dan menyebabkan beberapa belanjaannya jatuh. Mereka dapat bertemu kembali.

"Santap dulu makananmu hanna, kau tidak lihat para pelanggan yang mengantre itu memelototimu" Ucap Ara memberitahu.

Hanna langsung mengarahkan pandangannya keluar, dan yang dikatakan Ara memang benar, tanpa banyak bicara Hanna mulai menyantap hidangan didepannya.

"Setelah ini, mari berkeliling kota dan bercerita mengenai kehidupan masing-masing. Aku benar-benar merasa bersyukur telah menemukanmu Hanna" cerocos Ara

Hanna hanya menanggapi dengan tersenyum terkadang mengangguk-anggukan kepalanya.

Kini mereka berdua sedang berjalan disekitar pertokoan, sesekali Ara akan menyeret Hanna untuk sekedar menemaninya atau memaksanya membeli sesuatu yang terlihat cocok untuk mereka berdua.

Duduk bersisian disekitar air terjun dialun-alun kota. Hanna maupun Ara terlihat bahagia dan menikmati waktu kebersamaan mereka.

"Jadi Ara, mulai kapan kau ada dinegara ini?" tanya Hanna penasaran.

"Beberapa bulan yang lalu, entah aku tak menghitungnya." jawabnya dengan senyum lebarnya.

"Kenapa waktu menikah tidak mengundangku" rajuk Hanna

Sementara Ara langsung memasang muka bersalah,

"Bagaimana aku bisa menemukanmu Hanna, ketika kita saling hilang kontak? Aku sudah ke daerah perumahanmu saat kita kecil dulu, namun aku tidak menemukanmu, Maafkan aku Hanna!"

Hanna mulai merangkul sebelah bahu Ara, dan menatap mata Ara yang ternyata menahan air mata. Dengan perasaan bersalah Hanna mulai mengusap pelan pipi ara.

"Maafkan aku juga Ara, aku sudah pindah dari sana lama sekali. Aku tidak bisa melupakan kepergian Miguel jika aku tetap disana" jawab Hanna mulai menyenderkan kepalanya kearah kepala Ara.

"Kamu masih mengingat Miguel?"

"Tentu, bagimana tidak. Kau pasti juga ingat bukan?"tanya Hanna walaupun ia tahu pasti jawaban Ara.

"Tentu Hanna, bagaimana bisa aku melupakan Miguel, dia satu-satunya kakakku, walaupun badannya saat itu benar-benar tidak menunjukkan bahwa ia memang kakakku - ukuran tubuhnya kecil-"

"Dia pernah berjanji akan menikah denganku kelak saat kami dewasa" ucap hanna dengan pandangan jauh.

Ara langsung menoleh kearah Hanna

"Sungguh? Miguel pernah menjanjikan hal sakral seperti itu padamu?"

Menatap wajah penasaran Ara, Hanna tersenyum dan mengangguk lalu tanpa disadari setetes air jatuh.

Kaget. Ara langsung memeluk tubuh Hanna yang makin lama makin bergetar.

"Aku merindukannya Ara" ucapnya disela tangisnya.

"Aku juga Hanna, aku juga" mencoba menenangkan tangis Hanna yang kian sesenggukan. Menepuk dan mengelus punggung ramping Hanna sesekali menggoyangkan tubuh mereka.

"Sudah, Miguel pasti tidak senang melihatmu seperti ini juga Hanna, ayo tersenyumlah" perintah Ara dengan menarik kedua pipi hanna secara berlawanan.

Menampilkan senyum tulus. Hanna mulai merasa beberepa beban hidupnya sedikit terangkat.

"Apakah karena janji Miguel kamu jadi tidak menikah sampai saat ini?" tanya Ara berpikir bahwa hanna sampai saat ini belum menikah.

Tertawa kecil, hanna merogoh handphone canggihnya yang berada ditas selempangnya. Mengutak-atik benda persegi itu sebelum menunjukkannya kepada Ara.

"Apa?" tanya Ara tidak paham.

"Lihat gambar di hpku ini" tunjuk hanna memperlihatkan gambar dua anak kecik beda kelamin yang sedang tersenyum lebar kearah kamera.

"Ya, aku lihat, memang kenapa? Kamu ingin anak kembar?" jawab Ara polos.

Oke untuk beberapa hal Ara memang benar-benar akan lama dalam memproses suatu keadaan sekitar

Mengheka nafas kasar, ingin sekali Hanna mencubit kedua pipi gembul Ara.

"Mereka Anakku, Ara!" Jelas Hanna.

Terpekik dan langsung merebut benda persegi itu.

"Mustahil, kau pasti hanya bercanda" tuduh Ara dengan sesekali menzoom dan menggeser gambar di benda putih milik Hanna.

"Untuk apa aku berbohong, tidak ada untungnya"

"Ini Gabriel panggilannya El dan ini Gabriella panggilannyq Gabby" jelas sembari Hanna menunjuk gambar yang terpampang dilayar hpnya.

"Mereka sangat tampan dan cantik"

"Tentu, siapa dulu ibunya" bangga hanna, sedang ara mencibir.

"Lalu ayahnya?"

"Oh, ayahnya menikah lagi, kami sudah bercerai!"

Mata ara membelak.

"Kamu tahu Finno Richard?"

"Ya, pengusaha terkaya di indo dan di asia bukan?"

"Dia mantan suamiku"

"WHAT THE HELL,  Tidak mungkin"

"Mungkin, buktinya ada mereka berdua, ya walaupun pernikahan pertamanya bersamaku tidak dipublikasikan."

"Lalu sekarang"

"Menjadi janda kembali"

"Memiliki anak?"

"Keguguran"

"Dengan siapa kau menikah setelah bercerai dengan finno?"

"Vincent de vandort"

"DOUBLE FUCKING, kau pasti bercanda hanna, bagaimana bisa kau menikah dengan lelaki seperti itu, dia itu incaran apalagi negara ini dan negara sebelah adalah daerah kekuasannya, astaga aku tidak bisa berpikir"

"Ceritakan semuanya padaku, tanpa ada yang kau sembunyikan, ingat itu" perintah ara dengan wajah serius.

Tbc

My Fault WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang