8

147 16 8
                                    

Vania sampai dikelasnya dengan nafas ngos-ngosan. Renita menatap heran Vania.

"Lo kenapa, Sa ?"tanya Renita. Vania mendengus, lalu ia duduk disamping kanan Renita.

"Lo harus tau, Ren !! Gue tadi abis ngebangunin singa yang lagi tidur !"seru Vania dengan semangat.

Renita memberi tatapan tidak mengertinya membuat Vania memutarkan kedua bola matanya.

"Jadi..." ucapan Vania berhenti, bertepatan dengan terbukanya pintu kelas Vania dan masuknya seseorang. Ah bukan seseorang, namun dua orang. Dua orang membuat Vania menyipitkan kedua matanya sekaligus mengepalkan kedua telapak tangannya. Kedua orang itu adalah Rion dan Riana.

Rion dan Vania menatap satu sama lain dengan Rion menatap Vania datar, sedangkan Vania menatap Rion dengan tajam sembari giginya yang bergemeletuk.

Renita semakin heran melihat kelakuan Vania, ia pun mengikuti arah pandangan mata Vania dan terkejut mendapati Rion didepan pintu kelasnya.

"Sa, Rion ngapain disini ?"tanya Renita heran.

"Gak tau,"jutek Vania. Renita hanya mengangkatkan kedua bahunya tidak mau tahu.

Rion berjalan kearah dimana Vania dan Renita duduk. Sesampainya, Rion langsung duduk disebelah kanan Vania, dan Riana duduk di sebelah kanan Rion. Vania berdecak kesal.

"Kamu ngapain disini ?!"tanya Vania sinis.

"Kamu kenapa ?"Tanya Rion menatap Vania tepat dimaniknya. Vania memutarkan kedua bola matanya dan langsung menatap ke depan.

"Kamu ngapain disini ? Kamu kan kelasnya bukan disini ! Sono, balik !"usir Vania kejam.

"Kamu kenapa ?"tanya Rion.

"Ngapain tanya-tanya kayak gitu ?"tanya Vania balik.

Rion mengangkatkan kedua alis matanya dan masih memasang wajah datarnya. "Kamu kenapa ?"tanya Rion sekali lagi.

"Gak perlu tau ! Urusin aja tuh pacar kamu ! Dia butuh kasih sayang !"ucap Vania dengan sinis.

"Ini aku urusin,"ucap Rion datar.

Vania mendelik. "Kamu punya pacar baru ?! Kenapa aku nggak diputusin, sih ?! Kan kalo kayak gini caranya, keliatan banget kisah aku miris !! Kamu jahat !"kesal Vania.

Tiba-tiba, Vania mendapatkan serangan mendadak dari Rion.

Tuing.

"ADUH RION ! SAKIT TAU !!"teriak Vania kesakitan mengusah dahinya yang disentil oleh Rion.

"Bodo,"jawab Rion cuek. Gigi Vania bergemeletuk menahan amarah.

"Kamu kenapa sih nyentil dahi aku ?! Salah aku apaan ?"tanya Vania.

"Salah kamu banyak,"jawab Rion sekenanya.

"Salah aku banyak ?! Bukannya kam.." Ucapan Vania terpotong oleh Rion dengan seenaknya.

"Lo nanti makan siang sama siapa, Riana ?"tanya Rion kepada Riana melupakan Vania yang ingin mengeluh.

"Oh.. Eh ? Aku, kak ?"tanya Riana memastikan. Rion menganggukkan kepalanya.

"Hm.. Sendirian sih kak. Emang kenapa yah kak ?"

"Makan sama gue. Mau ?" Riana dan Vania membelalakan kedua mata mereka. Riana yang mendapatkan kesempatan berharga itu pun langsung menyetujui sembari memberikan senyum terbaiknya.

Vania menahan amarahnya.

Oh, jadi gitu ! Berani main api nih ceritanya ! Fine, gue bales ! batin Vania. Vania pun mengetikkan sebuah pesan untuk seseorang dan seorang itu pun membalasnya membuat Vania cekikikan membayangkan apa yang kan terjadi nantinya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang