Setelah membeli coklat, Vania dan Rion memutuskan berjalan-jalan ke taman yang sebenarnya merupakan keinginan Rion bukan Vania.
"Yon, tiga tahun lagi kayaknya acara pernikahan Renita dan Nathan. Kita diundang,"ucap Vania.
"Terus ?"
"Kamu ikut nggak ?"tanya Vania.
"Bilang aja pengen bareng,"jawab Rion datar.
"Apaan sih ! Siapa juga yang mau bareng sama kamu ?! Aku mah tanpa kamu juga bisa dateng Yon,"ucap Vania.
"Dateng sendiri, kan ? Kayak orang jomblo."
"Nggaklah, aku bisa dateng sama yang lain yah! Jadi, aku gak keliatan jomblo!"
"Yakin ?"
"Yakinlah!"
"Emang ada yang mau sama kamu ?"tanya Rion.
Vania menatap datar Rion, lalu duluan meninggalkan Rion. Rion pun berlari mengejar Vania dan mensejajarkan langkahnya.
"Marah ?"
"Nggak, nggak marah,"jutek Vania.
"Awas marah,"ingat Rion. Vania menatap Rion dengan bingung.
"Emang kenapa kalo aku marah ?"tanya Vania.
"Nanti akunya diambil orang,"ucap Rion datar.
Vania memutarkan kedua bola matanya, bosan. "Emang ada yang mau sama kamu ?"tanya Vania menantang.
"Ada, banyak."
"Coba sebutin."
"Nggak, nanti cemburu kamunya." Vania berdecak kesal.
"Mana bisa aku cemburu."
"Yakin ?"
"Yakinlah."
"Ya udah aku kalah." Vania melebarkan matanya.
"KAMU MENGAKU KALAH ? SUBHANALLAH!" Vania meloncat kegirangan.
Akhirnya, Rion mengakui kekalahannya. Hingga tiba-tiba seorang lelaki yang berwajah tampan melewati mereka berdua. Vania sangat terpesona, hingga laki-laki itu mengedipkan sebelah matanya.
"Mata anda rusak ?"tanya Rion datar.
"Nggak kok. Ng.. Nggak rusak,"gugup Lelaki itu. Rion mengangguk.
"Nama kamu siapa ?"tanya Vania semangat.
"Nama aku Leon. Nama kamu siapa ?" Lelaki bernama Leon itu pun menyodorkan tangannya. Ketika Vania ingin menyodorkan tangannya, langsung didahului oleh Rion.
"Nama dia Vania,"ucap Rion mewakili.
"Ish ngapain sih Yon ?! Kan aku yang diajak kenalan!"
"Bawel." Vania cemberut. Leon hanya terpana oleh Rion.
"Kalo nama lo siapa ?" Rion mengangkat sebelah alis matanya.
"Kenapa mau tau ?"
"Karena pengen jadi teman lo ?"ucap Leon ragu.
"Teman atau musuh ?"tanya Rion.
"Rrr.. Kenapa lo menganggap gue pengen ngejadiin lo musuh ?"
"Tampang seorang PHO,"jawab Rion datar. Vania memukul lengan Rion.
"Apa ? Aku bener, kan ?"tanya Rion.
"Gak, kamu gak bener ! Yakali, orang baru pertama ketemu aja udah jadi PHO. Ngaco kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionVania Asya, perempuan cantik, pinter namun lemot, tidak sabaran, moodyan, bawel, dan belum bisa move on dari sahabatnya sendiri, Vicky. Akan tetapi, takdir mempermainkan Vania dengan menjadi pacar Rion Alexander, cowok datar, dingin, kalau ngomong h...