"Van.."panggil Vicky tanpa menoleh ke arah Vania.
"Hm.."gumam Vania.
"Apa lo gak keterlaluan sama Rion ?"tanya Vicky membuat Vania menatapnya dengan dahi yang mengkerut.
"Maksud lo ?"
Vicky menghela napasnya. "Apa lo gak keterlaluan sama Rion ? Maaf kalo gue ikut campur. Tapi.. Semarahnya lo sama seseorang, gak seharusnya lo ngebuang pemberian dari seseorang. Apalagi Rion tadi kecewa banget,"ucap Vicky.
"Mana lo juga belum mendengarkan kejelasan dari Rion. Belum tentu semua pemikiran lo tentang Rion seratus persen benar. Bisa aja salah, kan ?"sambung Vicky.
Sial, batin Vania. Perkataan Vicky langsung mengena ke hati Vania. "Terus gue harus gimana ?"gumam lirih Vania. Ia baru menyadari bahwa ia salah, apalagi ia melepaskan cincin pemberian Rion. Padahal ia belum mendengar bantahan Rion.
Gumaman Vania yang meskipun terdengar samar-samar, tetap saja terdengar oleh Vicky. "Minta maaf gih,"saran Vicky. Vania mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda ia menyetujui saran dari Vicky.
Vania mengetikkan pesan untuk Rion melalui hapenya dan mengirim pesan itu di Line.
Vania : Maaf. (read)
Rion : Aku maklumin.
Vania mengerutkan dahinya bingung dan baru saja ingin mengetikkan sesuatu, pesan Rion membuatnya terkejut.
Rion : Kamu cemburu
Vania membelalakan matanya dan amarah menguasainya. "APAAN SIH NIH ORANG ?! KEPEDEAN BANGET !!" Vicky terlonjak mendengar teriakan Vania tiba-tiba. "Kenapa sih ?"tanya Vicky.
Vania menatap tajam Vicky, lalu menatap kembali hapenya dan mengetikkan sesuatu.
Vania : Gak. Ngapain aku cemburu ?! (read)
Rion : Kamu cemburu terus aja.
Vania : AKU BILANG AKU NGGAK CEMBURU RION !! (read)
Rion : Kamu cemburu.
Rion : Tandanya kamu sayang sama aku.
Vania menutup aplikasi Line nya dan mengacak rambutnya kesal. Vicky yang mencuri pandang, akhirnya memutuskan bertanya karena ia penasaran. "Kenapa sih Van ? Lu kayak orang yang dikejar-kejar rentenir tau, nggak ?!" Vania mendelik. "GARA-GARA LO SIH !!"teriak Vania menunjuk wajah Vicky membuat Vicky terlonjak karena terkejut.
"Kenapa sama gue ?"tanya Vicky bingung.
"AAARRGHH.."teriak Vania frustasi membuat Vicky semakin bingung. "Lo kenapa sih ? Jangan bikin gue bingung napa Van,"ucap Vicky.
"Lo gak bakal ngerti !" hardik Vania. "Kalo gue gak ngerti kasih tau gue salah gue apa.."kata Vicky meminta penjelasan dengan lembut.
Namun, Vania justru mendelik ke arahnya. "Dasar gak peka !! Emang yah semua cowok tuh sama aja ! NYEBELIN SEMUA !!" Vicky yang mendapatkan semburan seperti itu hanya menggarukkan lehernya yang tidak gatal.
Emang yah semua cewek tuh susah dimengerti, batin Vicky mendengus.
"SEBEL, SEBEL !! POKOKNYA GUE SEBEL SAMA SEMUA COWOK !!!" Vicky menggelengkan kepalanya dan fokus memandang ke depan, berusaha untuk tidak mementingkan amarah Vania yang menurutnya menyeramkan.
****
Sesampai di kampus Vania berjalan meninggalkan Vicky dengan langkah yang di hentak-hentakkan, Vicky hanya menggelengkan kepalanya. Bertepatan dengan Rion yang melihat itu tertawa geli dan berjalan dengan cool, membuat perempuan disekitar berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionVania Asya, perempuan cantik, pinter namun lemot, tidak sabaran, moodyan, bawel, dan belum bisa move on dari sahabatnya sendiri, Vicky. Akan tetapi, takdir mempermainkan Vania dengan menjadi pacar Rion Alexander, cowok datar, dingin, kalau ngomong h...