19

82 12 14
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam. Hari pertengkaran itupun diakhiri dengan pertengkaran aneh oleh Vania dan Rion, bahkan pasangan aneh itu-Vania dan Rion- kembali melanjutkan rutinitasnya masing-masing. Kemesraan merekapun semakin menjadi. Menjadi aneh.

Karena sangat anehnya hari yang mereka lalui, hingga tanpa terasa hari kelahiran Rion sudah dekat. Sudah seminggu yang lalu, Rion berbicara perihal ulang tahunnya. Namun Vania, entah sengaja atau memang tidak tahu hari itu akan datang. Seperti halnya sekarang.

"Van," panggil Rion.

"Apaan?" Tanya Vania tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop.

"Lihat aku," titah Rion.

"Hm." Hanya gumaman yang diberikan Vania, namun tidak dengan tatapannya yang masih berada di laptopnya.

Rion mendengus. Ia menutup laptop Vania secara tiba-tiba.

"Rion! Apa-apaan sih kamu?!" Tanya Vania kesal sekaligus tidak mengerti dengan perlakuan Rion.

"Now, you see me."

Jawaban Rion mendapatkan tatapan tidak percaya dari Vania. Terkejut. Satu kata yang Vania sematkan untuk jawaban dan tingkah laku Rion.

"Wait, what?" Vania melihat tingkah laku Rion yang aneh. Ini pemandangan yang sangat langka. Rion dengan kedua tangan yang bersedekap dengan bibir yang dimajukan, seperti orang yang merajuk!

"Rion, kamu merajuk?" Tanya Vania memastikan sembari meneliti sikap Rion.

Rion mengangkatkan sebelah alis matanya. "Nope," jawabnya dengan membuang wajahnya ke arah lain. Dan jangan lupa bibirnya yang masih cemberut.

"Ah!" Seru Vania mengagetkan Rion, "finally ekspresi wajahmu bukan yang  menyebalkan! And finally, I found another expression from your face! How lucky I am," lanjut Vania senang.

Tanpa sadar Rion, Vania buru-buru mengambil handphone-nya dan dengan cepat, ia mengambil foto Rion dengan pose Rion yang sedang merajuk.

"Vania, I'm serious ..."

Cekrek.

"What are you doing, Vania?" Tanya Rion datar.

"Nothing," jawab Vania cengengesan.

Rion menghela napas lelah. "Lupakan. Sekarang ada hal yang lebih penting," kata Rion.

"Hal penting? Apa itu Rion?"

"Tiga hari lagi."

"Tiga hari lagi? Tiga hari lagi berarti hari Sabtu. Kenapa, Yon?"

"Tanggal berapa?" Tanya Rion.

"Tanggal 7 Februari. Kenapa sih, Yon?"

"Apa kamu tahu, ada apa di tanggal 7 Februari, Vania?" Vania mengerutkan dahinya, berpikir keras.

"Maksudnya apaan sih, Yon?"

"Ck." Rion berdecak kesal, "Coba kamu pikir kembali, Vania."

"Hm ... Ah aku tau!" Rion menatapnya dengan tatapan binar dan penuh minat. "Tanggal 7 Februari kan hari Sabtu, berarti malam minggu! Banyak yang pacaran dimalam minggu!! Waah, jangan bilang kamu mau ngajak aku kencan? Seorang manusia kayak kamu, Rion? Impossible banget! Tapi, makasih banget loh udah ngajakin aku kencan. Aku suprise banget."

Rion mengacak rambutnya kesal, namun ekspresinya tetaplah datar. Lalu ia berkata, "Aku ulang tahun."

"Oh." Vania hanya menganggukkan kepalanya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang