Siang menjelang sore, setelah Vania dan Rion tidak memiliki kegiatan dikampus mereka berdua memutuskan untuk pulang.
Mereka berdua di pakiran dengan suasana yang terlihat sepi. "Malem ini ada acara ?"tanya Vania yang dijawab dengan angkatan kedua bahu Rion.
Vania mendengus "kamu gak kemana-mana, gitu ?"
Rion terlihat berfikir, lalu berkata "Mau kumpul." Vania menatap Rion curiga.
"Kumpul sama siapa ?"tanya Vania
"Sama Van dkk."
"Oh, geng kamu ?" Dijawab dengan anggukan Rion.
"Aku boleh ikut ?"
"Nggak."
"Kok ?"
"Kamu cewek."
"Terus ?"
"Temen aku cowok."
"Yah emang kenapa kalo temen kamu cowok ?" tanya Vania heran
"Pada ngegodain kamu."
"Kamu cemburu ?"tanya Vania menahan senyumannya.
"Nggak."
"Ya udah, aku mau ikut."
"Nggak boleh."
"Ish. Aku mau ikut."
"Nggak."
"Iya."
"Nggak."
"Oh kalo gitu, aku jalan-jalan sama Vicky aja kali yah ? Mungkin dia nggak bakal nolak ?"tanya Vania menunggu reaksi Rion
Sesuai dugaan, Rion menatap tajam Vania. "Jangan."
"Bodo. Kamu nggak mau aku ikut."
Rion menghela napas lelah "Kamu boleh ikut." Vania tersenyum lebar. "Boleh ?" Rion mengangguk dan Vania kegirangan.
"Pake baju biasa." Vania mengangguk.
"Jangan cantik." Vania mengangguk lagi.
"Jangan.." Vania membekep mulut Rion.
"Kamu bawel. Aku tau oke, aku tau kamu gak mau aku digoda. Aku kenal mereka." Rion hanya mengangguk lalu memakaikan helm kepada Vania.
Vania diam-diam tersenyum. "Naik,"titah Rion. Vania pun segera naik ke motor Rion. Mereka pun pergi meninggalkan kampus.
****
07.00 pm
Tin..Tin
Terdengar suara mobil didepan rumah Vania, mobil Rion. Vania melihat mobil itu dari jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Ia tersenyum mendapati Rion terlihat sangat tampan dan sedikit terkejut mendapati Rion membawa buket yang berisi bunga mawar merah. Vania yang sudah rapih dengan baju yang kasual seperti Rion inginkan pun langsung turun ke bawah.
Ting.. Nong..
"Mah.. Biar aku yang buka,"ucap Vania.
Suara Vania membuat ibunya memberhentikan langkahnya dan mendapati Vania berlari kearah pintu.
"Ada siapa ?"tanya ibunya.
"Ada Rion mah. Mama temenin papa lagi gih." Ibunya hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Vania.
Vania membuka pintu dan mendapati Rion menunduk dengan kedua tangannya yang seperti disembunyikan oleh Rion, dibalik punggung Rion. Vania tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT
Teen FictionVania Asya, perempuan cantik, pinter namun lemot, tidak sabaran, moodyan, bawel, dan belum bisa move on dari sahabatnya sendiri, Vicky. Akan tetapi, takdir mempermainkan Vania dengan menjadi pacar Rion Alexander, cowok datar, dingin, kalau ngomong h...