Kau memaksa asaku berima
Membubung penuh di selaksa
Sayang ungkapku terhenti di mata
Kau begitu bringas menghempas lepasSiapa aku menahan langkahmu
Kekeliruanku butakan kalbu
Kau memang bukan miliku
Kau milik-Nya, yang juga memilikikuTak pantas dulu kita bersama
Karena acuhkan banyak larangan-Nya
Lezatnya cinta yang kita punya
Tetap tak seindah aturan-NyaTepat saja kau pergi
Aku akan belajar obati hati
Melangkah pelan perbaiki diri
Sejalan menuju langkah sang RabbiSurabaya, 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
La tahzan
PoetryKetika hati berkata bahwa Allah itu tidak adil, maka di saat yang sama pula seakan kita telah mendustakan nikmat yang Dia berikan. Sadarlah, bahwasanya sakit dan kepedihan yang kita derita tidaklah lebih berat dari orang-orang yang mungkin mengalam...