Bukan rasaku yang telah tumbang
Bukan pula cerita kita yang hambar
Bukan pula engkau yang menjauh
Bukan pula aku yang memulai
Tapi dialah yang datang
Merebut paksa bahagia yang kita genggam
Menusukan duri tajam dengan kejamSungguh sumpahku lebih dari serapah
Lelahku tak lagi sudah
Marahku kian membuncah
Ingin aku melawan hingga meregang
Percuma
Kau mulai tertawan
Berlalu angsur melebur resah
Ku coba mengadu bersama sajadahLagi-lagi hilang buat ku hancur
Hanya firman-Nya saja jadi penghibur.
Surabaya, 3 Pebruari 2018
17 Jumadil Ula 1439
KAMU SEDANG MEMBACA
La tahzan
PoesíaKetika hati berkata bahwa Allah itu tidak adil, maka di saat yang sama pula seakan kita telah mendustakan nikmat yang Dia berikan. Sadarlah, bahwasanya sakit dan kepedihan yang kita derita tidaklah lebih berat dari orang-orang yang mungkin mengalam...