Jingga

55 1 0
                                    

Jingga, jika hadirmu sesaat itu terlalu menyakitkan untuk dirindu
Apakah aku masih bisa melepas rasa pada langit sebentar tuk tegakan mataku.
Bukan tak setia. Terlalu sepi terpaku pada patung yang sekian kali menjamu

Aku kehilangan
Saat bayangmu hanya ku temu pada angan
Sedangkan, cemasku tidak pernah hilang jika esok langit mulai berwajah muram
Aku tak membenci hujan
Tapi ketika dia datang
Lagi, aku harus bersabar sebentar tuk mengurung hatiku yang tak selaku tegar

Aku kehilangan
Bagaimana embun secepat itu menguap, mengalah demi membiarkanmu naik.
Tapi, tetap. Sekejap saja kau berubah buas melolong dititian teratas

Aku tak membencimu
Namun, menahan rasa ini tak sesederhana bagaimana mudahnya hati berlayar pada lain hati.

Sekian kali, rindu itu terlalu menusuk untuk dijelaskan
Kau gemar meluputi janji tuk menghiburku setiap hari
Kau membiarkanku termangu tanpa malu

Sungai Mentaya, 23 September 2018

Maaf lama gak unggah tulisan. Karena tulisan masih ke simpan di konsep hehe beberapa minggu dan bulan ini dipusingkan dengan banyak hal. Tapi Alhamdulillah banyak pelajaran yang bisa dipetik. Terimakasih atas doa teman-teman yang selalu support saya dalam menulis.

La tahzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang