Aku menyelamimu didalam aku
Kuat melekat setelah berberkas pudar
Ku tabur serpihan rasa yang membuat candu pada kalbu
Lepas, sungguh aku benar-benar telah terhempasSekian kali
Tidak sedetik bahkan menit, hari dan bulan
Menyatu pada jahitan benang kusut yang terpaksa ku sulamGetir, lagi-lagi tidak semudah itu
Bagaimana ruang kosong hanya mendengar dentuman keras dari luar
Tetapi dirimu sekedar memekik tak acuh pada pintu kesombongan.Kau, terlalu kuat untuk dikendalikan
Tetapi aku, tak ingin lemah dalam setirmu11.55 WIB
Sampit,16/09/18
KAMU SEDANG MEMBACA
La tahzan
PoesíaKetika hati berkata bahwa Allah itu tidak adil, maka di saat yang sama pula seakan kita telah mendustakan nikmat yang Dia berikan. Sadarlah, bahwasanya sakit dan kepedihan yang kita derita tidaklah lebih berat dari orang-orang yang mungkin mengalam...