8

5.4K 214 12
                                    

Jadi, rasa dapat tumbuh dimana saja 'kan?

***

Sejarah, salah satu pelajaran yang agak digemari dalam kelas Ipa. Tetapi, itu adalah pelajaran yang tak disukai Dana, mengapa? Sebab, perspeksi Dana adalah sejarah kan mengingat masa lalu, nah buat apa kita harus mengingat masa lalu kalau ada masa depan?

"Sekarang bentuk kelompok ya," intrupsi dari Bu Fatin membuat semua anak menggumam pelan, pasalnya anggota kelompok mereka ditentukan.

"Kelompok satu, Azka, Alfan, Rahma, Tara, Vita. Kelompok dua, Risa, Jaka, Dana ..." ucapan Bu Fatin membuyarkan lamunan Rahma.

"Gue sekelompok sama Azka?" tanya Rahma pada Wulan. "Iya," jawab Wulan.

Rahma terdiam, mengapa ia harus satu kelompok dengan Azka?

"Ayo sekarang, ke kelompok masing-masing," ucap Bu Fatin, semua anak bergegas untuk membentuk kelompok yang sudah ditentukan.

"Aduh kenapa gue sekelompok sama lo?" tanya Azka. "Mana gue tahu, tanya noh sama Bu Fatin," ucap Rahma.

"Cobaan batin ini mah," ledek Azka. "Kampret Ka," ucap Rahma.

"Sekarang kalian kerjakan tugas kalian, ingat ini berkelompok, jadi kerjakan bersama, jangan hanya satu orang saja," ujar Bu Fatin.

Rahma mulai memikirkan sebuah cerita yang ada hubungannya dengan Diakronik.

"Diakronik secara runtut 'kan?" tanya Tara. "Iya," jawab Vita. "Ya udah cerita biasa aja," saran Alfan.

"Siapa yang suka mengarang? Nanti kita bantuin juga," ucap Tara.

Tiba-tiba Azka berseru, "Rahma itu suka buat cerita!" Rahma yang sedang melamun tiba-tiba tersentak.

"Ha?"

"Ha he ha he, lo ngarang cerita ya," ucap Azka. "Apa an?" tanya Rahma. "Cerita runtut waktunya Ra, nanti kita bantu kok," ucap Tara. "Oh," ucap Rahma.

"Cerita kayak gimana?" tanya Rahma. "Ya kayak gitu," jawab asal Azka.

"Serius," ucap Rahma. "Cerita yang awalnya ketemu, tiba-tiba hilang, terus pergi deh," ucap Alfan. "Apa an sih, gak jelas," saut Vita.

"Gimana kalau cerita dua semut yang awalnya bertemu, mereka sama-sama bawa makanan, mereka saling suka. Terus itu, salah satu diantara mereka hilang, nah otomatis yang satunya nyari, eh pas ketemu, udah meninggal semutnya," ucap Azka.

"Bapak Azka hebat dalam mengarang nih, jadi Bapak Azka aja," ucap Rahma. "Eh eh, ogah," tolak Azka. Akhirnya Rahma yang mengambil alih kertas begitu juga bulpennya.

Rahma mulai mengarang saran dari Azka. Ketika Rahma asik mengarang, tiba-tiba Bu Fatin berkata, "kurang lima menit waktunya,"

"Lo lama banget sih Ra," ucap Azka dengan gemas pasalnya Rahma lama.

"Lo protes aja," ucap Rahma. Dengan cekatan Azka merebut kertas dan bulpen, ia mulai melanjutkan karangan Rahma.

"Sekarang kumpulkan," ucap Bu Fatin, dengan segera Azka mengumpulkan tugas mereka.

"Akhirnya selesai," ucap Tara. "Habis ini waktunya apa?" tanya Vita. "Bahasa Inggris," jawab Alfan.

***

Bel istirahat telah berdering, otomatis seluruh anak di kelas berbondong-bondong ke kantin membuat koridor yang mulanya sepi, menjadi ramai.

"Vino kapan masuknya?" tanya Gina. Ketika Rahma, Wulan, Risa, dan Gina berada di kantin.

"Besok," jawab Rahma. "Cie yang nanyain Vino mulu, suka ya?" goda Risa yang dihadiahi jitakan oleh Gina.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang