Siapa dia?

4.7K 186 14
                                    

Definisi rindu? Ketika kamu lama tak berkomunikasi dan lama tak berjumpa. Namun, masih ada rasa dalam gejolak dada.

***

Hari ini Rahma tak ada kegiatan kuliah membuat Rahma bangun lebih siang dari biasanya. Ia bangun dengan keadaan yang acak-acakan, ia melihat ke arah kaca kamarnya, ia menggeleng-gelengkan kepala.

"Gue udah kayak orang gila," gumam Rahma pada dirinya sendiri. Kemudian, ia lebih memilih mandi dan segera ke makam Azka, ia ingin mencurahkan isi hatinya pada Azka.

Setengah jam berlalu, Rahma sudah dandan dengan cantik, matanya yang awalnya sembab ia manipulasi dengan make up agar tak terlihat.

Rahma turun, ia melihat Vino sedang sibuk dengan tugasnya. "Lo kuliah siang Vin?" tanya Rahma. "Iya nih," jawab Vino. Tak lama kemudian, Vino tersadar jika tadi yang mengajaknya bicara adalah Rahma.

Vino pun mulai berdiri dan menghampiri Rahma yang sedang makan. "Lo udah gak papa Ra?" tanya Vino. Rahma pun menoleh dan tersenyum, "iya gak papa."

"Lo mau kemana? Sini gue antar," tawar Vino membuat Rahma menggelengkan kepalanya. "Gue mau ke makam Azka, gue berangkat sendiri aja naik taksi, mana nenek?" tanya Rahma.

"Nenek ke rumah Tante Caca," ucap Vino membuat Rahma menghela napas. Rahma menyelesaikan makannya, Vino tak henti-hentinya menawarkan tumpangan, namun Rahma selalu menolak ajakan Vino.

"Gue berangkat dulu deh," pamit Rahma. "Lo yakin gak mau gue antar?" tanya Vino lagi dan lagi. "Gue yakin Vin, lagian nih ya taksinya udah sampai, gue duluan, tolong pamitin ke nenek ya, Asssalamualaikum," ucap Rahma.

"Ya udah deh, hati-hati Ra, waalaikumsalam," jawab Vino membuat Rahma mengangguk.

Rahma pun mulai memasuki taksi yang sudah ia pesan, ia mengatakan alamat pemakaman Azka. Dalam perjalanannya, ia berharap akan menemukan kebahagiaan, entah kenapa kali ini harapannya begitu.

***

Rahma berjalan ke arah makam Azka, sebelumnya ia membeli bunga terlebih dahulu, tentunya bunga kesukaan Azka yaitu bunga mawar.

Dari kejauhan Rahma melihat ada seseorang yang sedang berdiri di samping makam Azka. Seseorang itu kemudian pergi membuat Rahma mempercepat langkahnya, ia ingin mengejar seseorang itu, karena ia merasa kalau seseorang itu adalah seseorang yang ia kenal.

Namun, hasilnya sia-sia, orang itu terlalu cepat untuk Rahma kejar. Rahma menoleh ke kanan dan ke kiri, namun sepi. Ia tak melihat siapa-siapa, Rahma menghela napas. Mungkin ia berhalusinasi.

Akhirnya Rahma kembali ke makam Azka. Di sana ia berdoa untuk Azka, lalu ia mencurahkan isi hatinya pada Azka, walaupun rasanya sedikit aneh, namun Rahma lega karena bisa mencurahkan keluh kesahnya pada Azka.

Ia melirik jamnya, menunjukkan pukul sebelas siang. "Udah jam segini Ka, gue mau pulang aja ya, banyak hal yang gue lewati di rumah," ujar Rahma seraya mengusap batu nisan Azka. Ia tersenyum lemah.

"Baik-baik di sana ya Ka, gue selalu doain lo kok, banyak yang doain lo, banyak yang sayang sama lo," tambahnya. Rahma menghela napas, akhirnya ia mulai berjalan keluar makam.

Ia sempat melihat ada seseorang yang sedang memandangnya, namun Rahma tak bisa memastikan dengan jelas. Wajahnya tampak siluet membuat Rahma sulit mengenali wajahnya.

"Mbak, sudah selesai?" kaget seseorang. Rahma menoleh, ternyata dia adalah sopir taksi. Memang, Rahma menyuruh sopir taksi menunggunya. "Udah Pak," jawab Rahma dengan tersenyum.

Ia kembali melihat ke arah seberang, namun ia tak menemukan siapa-siapa. Rahma menghela napas dan berjalan ke arah taksi. Ia menaiki taksi dengan pikiran yang terus berkecambuk, tidak mungkin kalau seseorang itu Dana. Iya 'kan?

*****
Ini hanya chapter tambahan 👌 kan cerita ini udah end, iya gak? Cuma mau saran, jangan hapus dari library yaa cerita ini :v
-aliyah

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang