Kehilangan seseorang yang disayangi bukan berarti menjadi titik kesedihan yang harus disesali.
***
Rahma berjalan seorang diri, hari ini ia ingin memberikan bunga kesukaan Azka, yaitu mawar. Akhirnya Rahma memilih untuk membeli bunga mawar terlebih dahulu.
Rahma baru saja sampai di rumah sakit, ia pun segera menaiki lift menuju ke kamar Azka. Rahma menghirup aroma mawar, wangi, semoga saja Azka suka.
Ketika Rahma berjalan dengan riang, langkahnya terhenti seketika. Kakinya seolah kaku ketika melihat tangisan keluarga Azka di depan kamar Azka.
Dengan sekuat tenaga, Rahma berlari.
"Ada apa?" tanya Rahma pada Lisa. Lisa yang melihat Rahma pun memeluk Rahma dengan menangis. Rahma terdiam, seakan tahu tanpa diberi tahu.
Mawar yang Rahma bawa pun terlepas dari genggamannya. Bibirku keluh untuk bertanya, air matanya mulai menetes.
"Kak Azka udah gak ada, dia tapi ada perdarahan yang hebat akibat dari operasi." Fero mengucapkan kalimat itu ketika Fero menghampirinya dan Lisa.
Deg.
Seperti ada ribuan tombak yang menyerang dada Rahma ketika mendengar ucapan Fero, Rahma lemas hingga ia hampir terjatuh kalau tak ada Lisa yang menyanggahnya.
Rahma pun duduk, ia menangis dalam pelukan Lisa.
"Kenapa? Kenapa Azka bisa gak ada Lis, kenapa?" tanya Rahma dengan terisak. "Tuhan lebih sayang Kak Azka," jawab Lisa membuat isakan Rahma lebih menjadi.
Dadanya sakit, ia teringat akan ucapan Azka kemarin.
"Ra, kalau gue gak ada, jangan kangen gue ya," ucap Azka tiba-tiba. "Ngaco lo kalau ngomong," ucap Rahma dengan melempar tissu yang tadinya ia genggam.
"Lah, gue beneran ini ngomongnya," ucap Azka dengan nada serius. "Emangnya lo mau pergi kemana sih? Planet mars?" tanya Rahma.
"Mungkin. Kalau gue ditakdirin hidup lebih lama, kalau gak ya, gue mau pergi ke tempat yang jauh." Rahma melirik Azka, Azka hanya termenung ketika mengucapkan itu.
"Apa an sih Ka," ucap Rahma. Ia risih dengan pembahasan Azka kali ini.
"Gue mau lo janji, kalau gue gak ada, jangan menyesal, jangan tangisi gue, gue mau lo jadi kuat, hebat. Terus, gue mau kalau lo ketemu Dana, lo sampaikan salam permintaan maaf gue, gue merasa bersalah sama dia." Tak terasa air mata Rahma menetes, namun Rahma segera mengusapnya.
"Iya-iya, gue bakal sampe in. Lagian juga lo gak bakal pergi jauh-jauh," ucap Rahma. "Semoga aja," gumam Azka yang masih di dengar Rahma.
"Gue mau lihat Azka sebentar," ucap Rahma ketika ia mulai sedikit tenang. Dengan langkah lunglai, ia memasuki ruangan, di sana, terbaring pucat seorang Azka membuat Rahma menitikan air matanya.
"Halo Ka, ucapan lo kemarin ternyata bener ya," ucap Rahma dengan menahan isakan tangisnya. "Semoga lo disana baik-baik ya, gue akan selalu mendoakan lo kok," ucap Rahma.
Dengan langkah lemas Rahma keluar dari ruangan Azka dan memeluk Lisa. Ia berusaha tegar, sesuai dengan permintaan Azka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia
Fiksi RemajaNyatanya, menyukai seseorang yang disukai banyak orang membuat Rahma harus terdiam dengan rasa sukanya. Apalagi semenjak orang yang disukainya ternyata menyukai orang lain. Membuat rasa yang ada padanya harus terpendam dalam. Seseorang yang disukai...