Sebuah rasa bisa naik-turun seiring berjalannya waktu.
***
Rahma dan Reza terlihat senang bermain mobil-mobil lan, membuat Jaka dan Vino merasa bosan sendiri.
"Gue kok bosen ya," ucap Vino tiba-tiba. "Sama," jawab Jaka. Seperti ada lampu yang menyala di kepala Vino, tiba-tiba ia berseru, "main ayo!"
"Apa?" tanya Jaka. "Main LGR aja gimana?" ajak Vino dengan bersemangat. "Boleh tuh," ucap Jaka.
Seketika mereka hanyut dalam permainan mereka sendiri.
***
"Makasih ya traktirannya," ucap Rahma dengan semangat yang membuat Jaka mengangguk.
"Makasih juga, udah jagain adek gue," ucap Jaka yang diangguki Rahma dengan senang hati.
"Yuk pulang, Kak Hikam udah nyari," ucap Vino seraya berdiri. "Ayo deh," ucap Rahma.
"Kita pamit pulang dulu," ucap Rahma. "Yah, Kak Rahma gak main lagi?" tanya Reza.
"Lain kali ya Eza, kakak harus pulang dulu, bye!" ujar Rahma dengan melambaikan tangannya yang membuat Reza juga melambaikan tangannya.
"Deket banget ya lo sama dia?" tanya Vino ketika mereka berdua memasuki mobil. "Sama siapa?" tanya Rahma bingung.
"Sama Jaka," jawab Vino. "Enggak sih, gak deket-deket banget," ucap Rahma seraya melihat ponselnya.
"Oh gitu, kalau lo disakitin cowok, bilang gue ya? Termasuk kalau lo disakiti Azka." Perkataan Vino sukses membuat Rahma melihat ke arah Vino dengan tatapan intens.
"Apa?" tanya Vino seraya melirik Rahma, ia merasa risih karena Rahma menatapnya intens. "Lo kenal Azka?" tanya Rahma.
"Gue baru inget, kalau otak lo lemot Ra," ucap Vino yang membuat Rahma menatapnya sebal. "Tai lo," ucap Rahma.
"Gini ya Rahma-ku sayang, gue kan selalu antar jemput lo, pasti tahu lah sama yang namanya Azka, apalagi mengingat seringnya gue mainin handphone lo dan terkadang ada notif dari Azka," penjelasan Vino membuat Rahma berseru kata, "o,"
"Tapi ya Ra, gue saranin jangan suka Azka," ucap Vino. "Ha? Kenapa?" tanya Rahma penasaran.
"Lo bakalan makan hati mulu. Secara kan Azka ganteng tuh, famous, pasti udah punya gebetan. Nah elo? Ada yang deketin aja, Alhamdulillah." Jawaban Vino membuat Rahma memukul lengan Vino dengan tak berperikemanusiaan.
"Seharusnya gue tahu, kalau jawaban lo sangat mengesalkan untuk gue dengar," ujar Rahma dengan kesal yang membuat Vino menyegir walaupun lengannya terasa panas akibat pukulan Rahma yang dahsyat.
***
Rahma Pov
Aku berjalan ke arah balkon kamarku dengan tenang, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, sebelum menghadapi jalanan yang memiliki asap yang tak mengenakkan.
"He!" ucap seseorang yang familiar, dan dugaanku benar, tertanya itu suara Kak Hikam.
"Apa an?" tanyaku malas, aku melihat Kak Hikam sudah rapi dengan tas ransel kesayangannya. Akhir-akhir ini, memang Kak Hikam sering berangkat pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia
Teen FictionNyatanya, menyukai seseorang yang disukai banyak orang membuat Rahma harus terdiam dengan rasa sukanya. Apalagi semenjak orang yang disukainya ternyata menyukai orang lain. Membuat rasa yang ada padanya harus terpendam dalam. Seseorang yang disukai...