2

11.1K 347 1
                                    

Satu detik kebersamaan merupakan sebuah kebahagiaan.

***

Pulang sekolah, aku menunggu Kak Hikam di depan sekolah, lama sekali dia, aku melihat ke sekeliling cukup sepi, aku menghembuskan napas lelah. Selalu telat, di SMP telat, di SMA telat.

"Ehem," dehem seseorang, aku menoleh, dia adalah Azka. "Apa?" tanyaku.

"Ayo pulang!" seru Azka. "Iya," jawabku. "Ya udah ayo," ucap Azka. "Iya Ka," jawabku, udah dibilang iya, masih aja ditawarin.

"Nah terus lo ngapain berdiri mulu?" tanya Azka. "Nunggu abang gue lah, gimana sih," jawabku.

"Katanya mau bareng gue," ucap Azka, bentar, sejak kapan aku bilang kalau aku mau sama dia?

"Lah? Kapan gue ngomongnya?" tanyaku bingung. "Kan gue tadi nawari lo bareng, terus lo bilang iya gitu," ucap Azka, astaga, jadi begitu, ini kenapa aku yang gak peka ya.

"Maksud gue iya, itu untuk pulang, tadi sendiri-sendiri, bukannya gue mau bareng sama lo," jawabku.

Tak lama kemudian aku melihat mobil Kak Hikam, akhirnya ia datang.

"Ya udah, gue pulang dulu, itu mobil abang gue udah nangkring," ucapku, dengan segera aku langkahkan kakiku menuju mobil Kak Hikam.

Ketika aku masuk ke dalam mobil, aku melihat Azka mulai melajukan motornya, aku menghebuskan napas lega, ini tadi ngomong sama cogan udah agak gimana gitu.

Anjir, lebay amat sih aku, ya mau gimana lagi, orang dia beneran cogannya.

"Hayo!" ucap Kak Hikam tiba-tiba, aku hanya melihatnya dengan tatapan aneh. "Apa an?" tanyaku.

"Yang tadi siapa?" tanya Kak Hikam, dengan senyum jeleknya, aku paling tidak suka kalau Kak Hikam sudah mengeluarkan senyum jahilnya, menurutku, dia makin jelek.

"Orang," jawabku seenaknya. "Ya tahu lah, maksud gue, dia itu gebetan lo?" tanya Kak Hikam gamblang, ya kali!

"Baru juga masuk SMA, malah mos lagi, masa iya udah dapet aja."

"Ya justru itu, kita harus mencari sesosok yang baru, jangan tetep di yang lama, yang lama aja udah gak inget sama kamu, masa kamu masih inget dia?" tanya Kak Hikam, satu kata, kampret.

Dia membahas tentang diriku yang masih mengingat mantan.

***

Sesampainya di rumah, aku melihat ada tetangga sebelah, alias Tante Caca, aku tersenyum ketika Tante Caca melihatku, aku pun menyalami tangam Tante Caca.

"Baru pulang Ra?" tanya Tante Caca.

"Iya Tan," jawabku dengan tersenyum.

"Ganti baju dulu Ra," suruh nenek, aku hanya mengangguk, lalu berjalan ke arah kamarku. Aku sudah berganti pakaian, dan menuju ke bawah.

"Ra, nenek sama Tante Caca mau pergi ya," ucap nenek. "Kemana nek?" tanyaku. "Ke pasar swalayan bentar," ucap nenek. "Oke," jawabku dengan mengacungkan jempolku.

"Nanti kalau ada yang nyariin Tante Caca, bilangin ya, kalau tante ke pasar," pesan Tante Caca, aku tersenyum dengan mengangguk.

"Dek," ucap Kak Hikam. "Apa?" tanyaku dengan tidak mengalihkan perhatianku dari ponsel kesayanganku.

"Main yuk," ajak Kak Hikam, aku langsung menoleh. "Males," jawabku.

"Ah ya udah, gue pergi dulu, mau main sama gebetan aja," ucap Kak Hikam aku hanya mengangguk-angguk. Tak lama kemudian, aku merasa bosan melandaku.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang