12

5.1K 198 0
                                    

"Pahami cinta, jika kau ingin dipahami olehnya."

***

Rahma tampak kesulitan dengan tali sepatunya, sebab talinya itu sudah diotak-atik oleh Hikam dan naasnya Hikam dan Fahrul sudah pergi dahulu ke Candi Borobudur, ya, hari ini keluarga Rahma dan keluarga Dana akan jalan-jalan ke Candi Borobudur.

"Kakak tai emang," gumam Rahma yang di dengar oleh neneknya.

"He! Anak gadis gak baik ngomong jorok," ucap Nenek Rahma yang membuat Rahma merutuki kesalahannya, ia lupa kalau ia berada di dekat neneknya.

"Ya maaf Nek," ucap Rahma dengan tersenyum cengengesan.

"Lagian kamu kenapa sih? Dari tadi mau tali sepatu aja gak bisa-bisa," ucap Neneknya.

"Ya Kak Hikam itu nyebelin, dia buletin tali aku nek," ucap Rahma dengan kesal.

"Pakai sandal aja," ucap Neneknya. "Gak cocok sama baju aku," ucap Rahma seraya cemberut.

Memang, Rahma tak terlalu suka memakai sandal, ia lebih suka memakai sepatu, walaupun penampilannya biasa dengan celana panjang yang ia padu padankan dengan kemeja yang ia kenakan.

"Ya udah lah terserah kamu," ucap Nenek dengan pergi. Rahma cemberut, di hatinya ia terus saja mengumpat untuk kakak terjahilnya itu.

Tiba-tiba ada seseorang berlutut untuk membenahi tali sepatu Rahma, hanya beberapa menit tali sepatu Rahma kembali seperti semula.

"Selesai," ujar Dana dengan menampilkan senyumnya.

"Makasih," ucap Rahma dengan tersenyum kikuk, ia merasa malu pada Dana karena kemarin malam ia sempat kesal dengan Dana.

"Sama-sama," ucap Dana yang diangguki Rahma. Kemudian, mobil pun datang, Rahma segera masuk dalam mobilnya dan ternyata Dana berada di sampingnya.

"Lo lagi," ucap Dana. "Iya gue lagi," jawab Rahma.

Tiba-tiba Tasya, adik Dana berseru, "eh eh! Aku mau di sebelah Kak Rahma!" ucap Tasya dengan memaksa masuk dalam mobil, sempat membuat kegaduhan.

"Sempit jadinya Tas," ucap Dana ketika Tasya berada di tengah-tengah dirinya dan Rahma.

"Biarin, laki-laki sama perempuan gak boleh duduk berdua, yang ketiga nanti setan!" ucap Tasya. Rahma tersenyum menyimak perdebatan kedua kakak beradik ini, sebelas dua belas dengan dirinya dan Hikam.

"Ya udah, ya udah," ucap Dana berusaha mengalah pada Tasya yang notabennya banyak omong, namanya juga baru berusia sepuluh tahun.

"Nah, kalah omong 'kan!" ucap Tasya seraya menjulurkan lidahnya. "Iya in aja," ucap Dana dengan menatap ke arah jendela.

***

Akhirnya sampailah mereka semua pada Candi Borobudur.

"Sarapan di sini dulu," ucap mama yang mereka angguki. Rahma melihat Fahrul dan Hikam memotret obyek kesana dan kemari, hobi mereka sama, yaitu fotografi.

"Ayo makan!" ajak Tasya dengan gembira, membuat Dana mendengus.

"Dasar tukang makan," ledek Dana membuat Tasya cemberut. "Diem deh," ucap Tasya.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang